Mengenal Harimau Benggala, Peliharaan Alshad Ahmad
Simak fakta seputar harimau Benggala, satwa liar peliharaan Alshad Ahmad
29 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kabar matinya Cenora, anak harimau Benggala peliharaan Alshad Ahmad. Kabar kematian satwa liar ini memantik reaksi warganet yang marah lantaran harimau Benggala bukanlah hewan yang didomestikasi.
Tidak hanya warganet yang bersuara, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia dan National Geographic Indonesia pun memberikan respon atas kematian anak harimau Benggala tersebut.
Lantas, apa itu harimau Benggala? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar mengenal harimau Benggala, peliharaan Alshad Ahmad yang dapat disimak di bawah ini.
1. Apa itu harimau Benggala?
Harimau Benggala (Panthera tigris tigris) merupakan salah satu kucing besar paling ikonik yang ditemukan terutama di anak benua India. Ini adalah subspesies harimau yang berasal dari India, Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan sebagian Myanmar.
Harimau Bengala memiliki makna budaya yang besar dan telah digambarkan dalam berbagai bentuk seni, sastra, cerita rakyat, dan mereka adalah hewan nasional India dan Bangladesh.
Dilansir National Geographic, harimau benggala merupakan salah satu dari 500.000 spesies yang kelangsungan hidupnya diragukan karena ancaman terhadap lingkungan alamnya, menurut penilaian baru dari PBB.
Harimau Benggala terdaftar sebagai satwa liar yang terancam punah dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Populasi mereka telah menurun karena hilangnya habitat, perburuan, dan konflik manusia-satwa liar. Upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi dan melestarikan makhluk liar ini dan habitatnya.
Editors' Pick
2. Risiko memelihara satwa liar
Melalui unggahan akun Twitter National Geographic Indonesia pada Selasa (25/7/2023), mereka memberikan tanggapan atas kematian harimau Benggala yang dipelihara oleh Alshad Ahmad.
Meskipun tidak secara gamblang menyebut nama sang influencer, National Geographic Indonesia menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberi perlakukan terhadap satwa liar.
Memelihara satwa liar bertentangan dengan kesejahteraan satwa dan berisiko menularkan virus zoonosis. Penyebaran virus ini merupakan risiko yang terkait dengan interaksi manusia dengan satwa liar.
Keseimbangan ekosistem juga sangat bergantung pada kesehatan satwa liar. Hal ini menunjukkan pemindahan satwa liar dari habitat alaminya mengakibatkan penurunan jumlah mereka, yang mungkin berdampak buruk pada rantai makanan dan ekosistem secara keseluruhan.