Musikal Kapan Resign, Sarat Isu Burnout Para Budak Korporat
Musikal Kapan Resign? mengangkat permasalahan burnout para budak korporat
20 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Fase burnout umummnya dialami para pekerja kantoran atau yang akrab disebut dengan budak korporat. Masalah keuangan, tuntutan orangtua, hingga menjadi tulang punggung keluarga kerap melanda gen Z dan milenial.
Isu burnout yang menyerang kesehatan mental para gen Z dan milenial ini diangkat dalam sebuah musikal bertajuk Kapan Resign? besutan produser, Olivia Dwiyanti.
"Kami berharap lewat pertunjukan ini, generasi muda khususnya kalangan pekerja Indonesia sadar atas bahayanya burnout dan tidak menormalisasi budaya tersebut," tutur Olivia dalam acara Kick-off Press Conference Musikal Kapan Resign? pada Selasa (19/9/2023) di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar musikal Kapan Resign? sarat isu burnout para budak korporat. Simak di bawah ini.
1. Mengangkat isu burnout pekerja kantoran
Kemunculan hustle culture kerap membelenggu gen Z dan milenial yang mengorbankan hidup mereka untuk bekerja lebih keras melebihi jam normal demi mencapai tujuan finansial atau profesional.
Sehingga, mereka cenderung mengalami burnout, meskipun sadar akan pentingnya kesehatan mental. Inilah yang menjadi urgensi tersendiri bagi sang produser untuk mengangkat isu burnout dalam musikal Kapan Resign?.
"Kami bawa awareness ini ke teman-teman anak muda zaman sekarang dengan adanya kebutuhan-kebutuhan yang lebih spesifik, anak muda zaman sekarang lebih peduli akan kesehatan mental mereka dan juga pekerjaan mereka," tutur Olivia.
Walaupun judulnya terkesan mengajak penonton untuk resign, musikal satu ini menekankan agar generasi muda lebih intropeksi diri dan mengenal lingkungan kerja masing-masing terkait fase burnout.
"Tapi kita pengen highlight di sini adalah kita tidak ingin menormalisasikan adanya burnout atau overwork tersebut," tambahnya.
2. Adanya keterlibatan penulis film Eggnoid
Bagi yang menonton film Eggnoid, mungkin tidak asing dengan nama Yemima Krisantina. Yemima terlibat dalam penulisan naskah untuk musikal Kapan Resign? bersama Jesssica Claudia dan Wishnu Dewanta sebagai penulis lagu dan penata musik.
Selaku produser, Olivia menuturkan bahwa musikal garapannya ini memiliki rencana awal akan dibuat dalam format short movie. Namun, niat tersebut diurungkan karena mempertimbangkan banyak hal.
"Kita ada banyak pertimbangan karena awalnya musikal Kapan Resign? ini mau dibuat sebagai short movie melihat keadaan pandemi dan tidak memungkinkan adanya live teater pada saat itu," tutur Olivia.
"Tapi, dengan beberapa pertimbangan akhirnya kita postponed dulu kareha short movie merupakan di luar ranah kami juga karena kembali lagi kita base-nya komunitas teater," tambahnya.
Editors' Pick
3. Diangkat dari cerita sehari-hari
Isu burnout dan hustle culture memang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat urban. Dalam mengolah naskah, Olivia juga mengungkap melakukan proses riset mendalam.
"Untuk penulisan naskahnya, aku angkat dari cerita sehari-hari, jadi sebelum menulis ini kita itu sempet istilahnya studi banding dengan anak-anak Jaksical sendiri. Jadi memang beberapa kasus yang kita ambil memang ada yang based on research, ada yang study case," ungkap Olivia.
Olivia menambahkan, banyak orang yang saat ini sadar akan keadaan masing-masing, tapi tidak menyadari keadaan para rekan kerja mereka. Hadirnya support system menjadi penting.
"Salah satu faktor yang penting me-reducemental health adalah support system. Dengan adanya support system, mereka juga lebih bisa survive dengan apapun yang berhadapan mereka," tambahnya.
4. Musikal berbentuk interaktif
Bagi kamu yang belum tahu, jenis musikal interaktif memungkinkan penonton dapat berinteraksi langsung dengan pemeran ataupun memengaruhi jalannya cerita.
Seperti yang diungkap sang produser, musikal Kapan Resign? dihadirkan dalam bentuk interaktif. Pertunjukan musikal jenis ini juga menghadirkan ending yang dipengaruhi oleh keputusan penonton, lho!
"Karena keseluruhan dari musikal Kapan Resign? ini akan berbentuk interaktif teater di mana penonton itu akan di bawa masuk ke dalam cerita dan juga mereka akan di-treat sebagai new recruits dari perusahaan yang kami buat," ungkap Olivia.
"Dengan format tersebut diharapkan penonton itu bisa lebih merasa relate, merasa lebih bisa masuk ke dalam cerita dan juga memang ada alternatif kita sediakan penonton pilih ending seperti apa," tambahnya.
5. Perusahaan agar lebih aware dengan karyawan
Tidak dapat dipungkiri, fase burnout juga tercipta dari lingkungan atau budaya kerja suatu perusahaan. Melalui musikal karyanya, Olivia mengungkap pesan terkait isu burnout juga dapat tersampaikan pada perusahaan.
"Itu bisa jadi awareness juga bagi perusahaan itu sendiri bagaimana mereka harus men-treat karyawannya, bagaimana harus menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif yang lebih sehat," ungkapnya.
Selain faktor pekerjaan, musikal Kapan Resign? juga mengangkat isu kesehatan mental yang diakibatkan oleh faktor pribadi atau permasalahan pribadi.
6. Tantangan Firman Lung sebagai pemeran utama
Sebagai aktor yang telah lama berkecimpung di dunia teater, Firman Lung memerankan tokoh Adit yang disebut relate dengan pekerjaan utamanya sebagai budak korporat.
"Di musikal Kapan Resign? itu kita bener-bener memerankan pekerja kantoran, orangnya pun juga real, jadi kita banyak sharing dan lain-lain dan itu juga dibantu dengan acting coach kita," ungkap Firman.
"Ini gak cuma saya merasakan sebagai pekerja korporat tapi bagaimana di dalam musical ini saya harus membawa karakter ini along with karakter-karakter lainnya," tambahnya.
Nah, Itu dia informasi seputar musikal Kapan Resign? sarat isu burnout para budak korporat yang akan tayang pada 6-8 Oktober 2023. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Pemain Putri Jasmine Asal Indonesia di Drama Musikal Aladdin
- Musikal Broadway Legendaris RENT Hadir di Jakarta untuk Pertama Kali
- Serial Musikal 'Payung Fantasi' Angkat Sosok Ismail Marzuki