Indonesia tengah dilanda cuaca panas terik yang membuat kondisi tubuh dehidrasi atau kehilangan cairan lebih cepat melalui keringat. Sejumlah penyakit lain pun juga mengintai.
Salah satunya, heat stroke yang dapat terjadi ketika tubuh terlalu panas dan tidak mampu mendinginkan diri sendiri melalui keringat. Adapun peningkatkan risiko iritasi kulit juga rentan terjadi.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar 7penyakit yang rentan saat cuaca sangat panas, waspada! Simak di bawah ini.
1. Kelelahan akibat panas
Unsplash/mesin akyurt
Cuaca yang sangat panas tentunya menyebabkan tubuh kelelahan. Melansir Johns Hopkins Medicine, kelelahan akibat panas disebabkan oleh hilangnya air dan garam dalam tubuh.
Kondisi ini terjadi saat panas ekstrem melanda dan keringat berlebih tanpa adaya cairan dan garam pengganti yang cukup dalam tubuh. Kelelahan akibat panas juga terjadi ketika tubuh tidak mampu mendinginkan diri dengan baik.
Jika tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi serangan panas atau heat stroke. Berikut ini gejala kelelahan akibat panas:
Kram otot
Kulit pucat dan lembap
Biasanya demam lebih dari 34° C
Mual
Muntah
Diare
Sakit kepala
Kelelahan
Kelemahan
Kecemasan
2. Risiko penyakit heat stroke
Unsplash/Matteo Fusco
Penyakit selanjutnya ialah heat stroke atau serangan panas. Kondisi ini terjadi ketika sistem pengatur panas tubuh kewalahan akibat panas yang berlebihan.
Perlu Mama ketahui, kondisi ini merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan medis dengan segera. Berikut ini gejala yang ditimbulkan:
Kulit hangat dan kering
Demam tinggi, biasanya di atas 40° C
Detak jantung cepat
Kehilangan selera makan
Mual
Muntah
Sakit kepala
Kelelahan
Kebingungan
Badan lesuh
Pingsan
Agitasi
Kejang, koma, dan kematian bisa terjadi
Editors' Pick
3. Dehidrasi akibat kurangnya cairan
Unsplash/Alexander Gray
Dehidrasi merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi saat cuaca sangat panas. Melansir Neuberg Diagnostics, selama cuaca panas, tubuh cenderung kehilangan banyak air dan garam dalam bentuk keringat.
Kondisi ini juga terjadi ketika asupan air tidak dapat mengimbangi besarnya kadar cairan yang hilang dalam tubuh. Untuk itu, perlunya mengisi ulang cairan dalam tubuh ketika panas melanda.
Mama dapat meminum banyak air atau asupan cairan seperti air kelapa, buttermilk, dan air lemon, baik di rumah maupun saat bepergian untuk menjaga diri tetap terhidrasi. Pastikan untuk minum setidaknya 10-12 gelas air setiap harinya.
4. Keracunan makanan
Unsplash/Bethany Newman
Cuaca yang sangat panas dapat meningkatkan risiko terjadinya keracunan makanan melalui beberapa mekanisme. Jika makanan tidak disimpan dengan benar dalam suhu yang aman, bakteri berbahaya dapat berkembang lebih cepat.
Cuaca panas juga dapat menyebabkan peningkatan konsumsi air yang lebih tinggi. Namun, jika air yang digunakan tidak aman atau terkontaminasi dapat menyebabkan kontaminasi makanan.
Untuk mencegah keracunan makanan saat cuaca panas, Mama dapat menyimpan makanan pada suhu yang aman. Adapun cara lainnya sebagai berikut:
Menyimpan makanan pada suhu yang aman, terutama untuk makanan yang mudah membusuk.
Memasak makanan dengan benar untuk membunuh bakteri patogen.
Menghindari menyimpan makanan dalam suhu panas untuk waktu yang lama.
Menjaga kebersihan tangan dan peralatan masak.
Menghindari makanan mentah atau setengah matang yang berisiko tinggi.
Memastikan air yang digunakan untuk mengolah makanan adalah air yang bersih dan sehat.
5. Kepala terasa migrain
Unsplash/Adrian Swancar
Matahari yang sangat terik dapat memicu sakit kepala dan migrain akibat terlalu lama di bawah sinar matahari. Migrain tidak sama dengan kondisi sakit kepala biasa.
Melansir Healthline, kesamaan antara migrain dan sakit kepala biasa adalah keduanya dipicu oleh pengaruh panas terhadap tubuh. Jika migrain Mama berhubungan dengan paparan panas, gejala yang dialami sebagai berikut:
Sensasi berdenyut di kepala
Kelelahan
Kepekaan atau sensitif terhadap cahaya
Dehidrasi
6. Waspada risiko kram panas
Unsplash/Jan Romero
Kram panas (heat cramps) merupakan bentuk penyakit panas yang paling ringan. Penyakit ini terdiri dari kram otot dan kejang yang menyakitkan selama atau setelah olahraga intens serta berkeringat dalam suhu panas yang tinggi.
Gejalanya dapat berupa kram yang meyakitkan terutama di bagian kaki dan kulit memerah serta lembap. Melansir Johns Hopkins Medicine, berikut pertolongan pertama untuk kram panas:
Pindah ke tempat yang sejuk dan istirahat sejenak dari olahraga yang dilakukan.
Lepaskan pakaian dan tempelkan kain dingin pada kulit.
Minum minuman olahraga yang dingin dan mengandung garam serta gula.
Regangkan otot yang kram secara perlahan dan lembut.
7. Kulit kering dan iritasi
Unsplash/Hassan OUAJBIR
Kulit kering dan iritasi dapat menjadi masalah umum selama cuaca panas, terutama karena paparan terhadap sinar matahari, panas, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.
Cuaca panas dapat menyebabkan dehidras karena tubuh mengeluarkan lebih banyak cairan melalui keringat. Dehidrasi dapat mengurangi kelembapan alami kulit, menjadikannya lebih kering.
Paparan berlebihan terhadap sinar matahari, terutama sinar UVB dan UVA juga dapat merusak lapisan kulit luar atau epidermis. Sehingga, kulit menjadi kering, meradang, dan bahkan terbakar matahari.
Untuk mengatasi masalah kulit kering dan iritasi selama cuaca panas, Mama dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
Menggunakan tabir surya dengan SPF yang sesuai untuk melindungi kulit dari sinar UV.
Gunakan pakaian yang longgar dan berbahan katun untuk menghindari lecet.
Gunakan produk perawatan kulit yang lembut dan bebas dari bahan kimia keras.
Hindari menggosok atau menggaruk kulit yang iritasi.
Jika iritasi atau masalah kulit memburuk, konsultasikan dengan dokter.
Nah, itu dia informasi seputar 7 penyakit yang rentan saat cuaca sangat panas, waspada! Semoga bermanfaat untuk Mama.