Sering Marah, Benarkah Tubuh Penuh dengan Jin?
Amarah tak jarang dikaitkan dengan kehadiran jin, berikut fakta seputar amarah
28 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini beredar video yang menyorot seorang ulama, Ustaz Danu, menyinggung di dalam tubuh Dewi Persik banyak terdapat jin yang menyebabkannya mudah marah. Video yang diunggah oleh akun TikTok mapendos_007 pada Senin (24/7/2023) ini langsung mendapatkan banyak komentar dari warganet.
Lantas, apakah bersemayamnya jin di dalam tubuh berkaitan dengan mudah marahnya seseorang? Tidak ada bukti ilmiah atas keberadaan jin atau makhluk gaib di dalam tubuh manusia menyebabkan mudah marahnya seseorang.
Dilansir American Psychological Association, kemarahan adalah keadaan emosi seseorang yang disertai dengan perubahan fisiologis dan biologis. Saat marah, detak jantung dan tekanan darah naik, begitu pula kadar hormon energi dan adrenalin.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar sering marah, benarkah tubuh penuh dengan jin? Simak di bawah ini.
1. Penyebab emosi meningkat
Kemarahan dapat disebabkan oleh peristiwa eksternal dan internal. Penyebab marah sangat beragam, kamu bisa saja marah pada orang tertentu, suatu peristiwa atau rasa khawatir memikirkan masalah pribadi.
Tidak hanya itu, kenangan atau peristiwa traumatis juga bisa memicu perasaan marah. Saat marah, tubuh kita mengalami perubahan fisiologis, seperti peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, dan pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.
Setiap orang memiliki kecenderungan berbeda dalam mengungkapkan emosi. Beberapa orang mungkin memiliki ambang kemarahan yang lebih tinggi, sementara yang lain mungkin mengalami kemarahan lebih intens.
Editors' Pick
2. Penyebab seseorang mudah marah
Dilansir American Psychological Association, orang yang mudah marah umumnya memiliki toleransi yang rendah terhadap frustrasi, yang berarti bahwa mereka merasa tidak seharusnya mengalami frustrasi, ketidaknyamanan, atau gangguan.
Mereka cenderung tidak dapat mengambil tindakan dengan tenang, dan sangat marah jika situasinya tampak tidak adil. Salah satu penyebabnya bersifat genetik atau fisiologis.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa anak terlahir dengan sifat mudah marah dan sensitif yang muncul tanda-tandanya sejak usia masih sangat dini.
Adapun penyebab lainnya datang dari sosiokultural di mana emosi sering dianggap negatif. Akibatnya, kita tidak belajar cara menangani emosi dengan baik.