Generasi Sandwich Rentan Terkena Stres! Apakah Kamu Salah Satunya?
Apa itu generasi sandwich?
10 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa yang terlintas dalam pikiran, jika kamu mendengar sandwich? Roti berlapis dengan segala macam isi.
Mulai dari sayuran, telur, daging asap, dan isi lainnya. Lalu, pernahkah kamu mendengar generasi sandwich?
Bukan oramg yang suka makan sandwich, generasi sandwich adalah orang yang memiliki usia sekitar tiga puluh sampai empat puluhan uang punya tanggung jawab untuk membesarkan anak-anak mereka sendiri dan harus merawat orangtuanya.
Namun, di era millennial ini nggak hanya usia tiga puluhan saja yang mengalami gerenasi sandwich, usia sekitar 24-an pun kini telah masuk sebagai generasi sandwich. Sebut saja, millennial sandwich generation.
Perempuan dari generasi sandwich rentan lebih mudah terkena stres
Terhimpit beban dua angkatan yaitu tetap bertanggung jawab pada orangtua dan anak, generasi sandwich punya tugas yang cukup besar, mereka akan memikirkan banyak hal dari mulai psikis hingga finansial. Belum lagi menjalankan beragam rutinitas, tak terkecuali pekerjaan rumah tangga sehari-hari, generasi “terjepit” semakin rentan stres.
Studi American Psychology Association mengungkap bahwa 2 dari 5 laki-laki dan 40% perempuan dari generasi sandwich merasakan stres berat.
"Perempuan rentan mengalami stres karena mereka akan melakukan banyak peran, seperti sebagai ibu, istri, dan anak dari orangtua mereka. Apalagi kalau mereka juga bekerja, pastinya perempuan akan lebih mudah mengalami stres," Ungkap Vera Itabiliana, pakar psikologi dari Universitas Indonesia saat ditemui dalam peluncuran Beko, Europe’s number 1 freestanding home appliances brand beberapa waktu lalu.
Editors' Pick
Banyak peran yang ingin dilakukan oleh generasi sandwich sehingga timbulkan gangguan kesehatan
Vera juga menambahkan generasi sandwich nggak mengenal jenis kelamin ataupun usia. Banyaknya peran membuat mereka harus membagi waktu, atensi, afeksi dan banyak aspek lainnya, untuk orangtua, anak, pasangan dan diri sendiri.
Waktu yang terbatas membuat generasi sandwich terus merasa terburu-buru dalam menyelesaikan rutinitas harian, baik pekerjaan maupun urusan rumah tangga. Ini membuat hasil rutinitas mereka tidak sesuai harapan.
Tak hanya penat dengan penuhnya aktivitas, kekecewaan dan perasaan gagal semakin menekan generasi sandwich yang jika berkelanjutan bisa menimbulkan gangguan kesehatan serius.
Bagaimana dengan millennial sandwich generation?
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa kini nggak sedikit generasi millennial yang berusia 24-an bahkan kurang dari itu telah mengalami posisi terjepit, mengurus orangtua dan anak-anak.
Karakter mereka yang khas menambah tekanan bagi para millennial ketika menyandang posisi sebagai generasi sandwich.
“Milenial memiliki kecenderungan untuk terlibat langsung atau hands on, termasuk ketika mereka sudah berkeluarga. Mereka merasa lebih puas ketika bisa menyelesaikan sendiri suatu pekerjaan. Tak mengherankan millennial sandwich generation mengalami risiko kerentanan stres yang lebih besar lagi,” lanjut Vera.
Masih dalam acara peluncuran Beko, Danesya Juzar, ibu dua anak dan pendiri komunitas Productive Mamas yang juga mewakili millennial sandwich generation.
Awal memiliki anak, ia merasa harus bisa menjadi sosok ibu sekaligus istri yang ideal, ia harus mampu mengerjakan semua tanggung jawabnya sendiri.
Mulai dari memandikan anak, membersihkan rumah, memasak makanan buat suami, ditambah dengan kewajibannya untuk memberi perhatian dan merawat orangtuanya.
“Lambat laun saya merasa ‘idealisme’ tersebut justru menguras fisik dan mental. Lebih-lebih ketika ada kejadian tak terduga seperti anak atau orangtua sakit, atau mesin cuci tiba-tiba rusak padahal baju kotor sedang menumpuk. Saya merasa semakin terpuruk karena merasa gagal,” ungkap Danesya.
Apakah kamu mengalami hal yang sama dengan Mama Danesya?
Apa solusinya agar generasi sandwich mengurangi stres?
Sebagai solusi, Vera menekankan krusialnya peran lingkungan pendukung bagi generasi sandwich.
“Menciptakan lingkungan pendukung yang dapat diandalkan menjadi kunci untuk membantu meringankan tekanan yang dihadapi generasi sandwich. Caranya, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada di kediaman. Sumber daya ini tidak harus pasangan, asisten rumah tangga, atau sopir dan sebagainya. Bahkan, alat bantu seperti peralatan rumah tangga, juga bisa diposisikan menjadi bagian dari lingkungan pendukung yang dapat diandalkan tadi,” jelasnya.
Selain itu, menurut Vera penting juga buat perempuan untuk menyempatkan waktu untuk melakukan me time ditengah kesibukannya dalam mengurus orangtua dan anak mereka. Minimal lakukan beberapa jam saja dalam sehari.
“Nggak harus ke salon atau belanja, kamu bisa lakukan me time saat anak tidur dengan cara mendengarkan lagu favorit atau membaca buku kesukaan kamu, apa pun yang kamu anggap bikin kamu nyaman, jadikanlah itu me time kamu,” kata Vera.
Generasi sandwich bukanlah hal yang bisa dihindari, setiap orang akan mengalaminya. Kendalikan stres dengan baik dengan melakukan hal yang kamu suka. Meski sebentar saja, itu perlu untuk membuat hidup kamu lebih rileks.
Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Stres Setelah Menghadapi Anak Tantrum