Harga Cabai Makin Naik, Ada yang Tembus 100 Ribu Rupiah Per Kg
Di beberapa wilayah ada yang sampai tembus 100 ribu per Kg. Makin pedas!
19 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjelang Natal dan Tahun Baru, beberapa harga pangan semakin meroket, salah satu yang paling mengejutkan adalah harga cabai.
Beberapa wilayah menunjukkan adanya kenaikan pada cabai bahkan ada yang sampai Rp. 100.000 per Kg.
Berikut ini Popmama.com ulas mengenai harga cabai yang semakin melesat.
Editors' Pick
1. Harga cabai mencapai Rp. 100.000 per Kg
Menurut data dari infopangan.jakarta.go.id pada Minggu (19/12), terdapat harga yang fantastis untuk beragam jenis cabai di Jakarta.
Untuk harga rata-rata komoditas di Pasar Induk Kramat Jati pada Sabtu, 18 Desember 2021 harga cabai rawit tercatat Rp. 70.000 per Kg atau turun 2000 rupiah dari satu hari sebelumnya. Cabai merah besar Rp. 32.000 per Kg. Cabai merah keriting Rp. 30.000 per Kg. Cabai rawit hijau Rp. 40.000 per Kg.
Sementara menurut data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga rata-rata dan perubahan menurut data terakhir di tanggal 16 Desember 2021 menunjukan harga cabai yang mengejutkan datang dari Pasar Tradisional di Sulawesi Tenggara. Harga Cabai Rawit Merah di kawasan tersebut mencapai Rp. 102.500 per Kg, sedangkan cabai merah keriting Rp. 60.000.
Selain di Sulawesi, provinsi yang alami harga cabai rawit merah di atas 100 ribu rupiah diantaranya adalah Kalimantan Selatan (Rp. 103.350/Kg), Kepulauan Bangka Belitung (Rp 103.750/Kg), Kalimantan Tengah (Rp. 111.250/Kg), Kalimantan Barat (Rp. 112.000/Kg), Papua Barat (Rp. 112.500/Kg), Maluku (Rp. 153.750/Kg), dan yang paling tinggi adalah harga cabai rawit merah di Maluku Utara (Rp. 165.000/Kg).
2. Mengapa harga cabai bisa naik jelang Natal dan Tahun Baru?
Dilansir kominfo.jatimprov.go.id, naiknya harga cabai rawit di pasaran menjelang natal dan tahun baru (Nataru) 2021/2022 salah satu penyebabnya adalah tingginya curah hujan pada bulan Desember ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo, mengatakan daerah yang panenan cabai rawitnya cukup luas di akhir 2021 ini berada di daerah Blitar, Malang, Jember, Lumajang, Sumenep, dan Probolinggo.
"Untuk mempertahankan ketersediaan cabai ini, beberapa hal menjadi perhatian. Antara lain mengantisipasi adanya dampak La Nina berupa bencana hidrometeorologi banjir yang berpotensi mengancam sektor pertanian. Selain itu optimalisasi pewaspadaan terjadinya peningkatan serangan organisme penganggu tumbuhan, karena musim hujan memiliki kelembapan tinggi," kata Hadi.