Indonesia Kehilangan Sosok Pemerhati Iklim, Sutopo BNPB Tutup Usia
Selama berjuang melawan kanker paru-paru, pengobatan apa yang telah dijalani Pak Topo?
7 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar duka kembali menyelimuti negeri ini, Sutopo Purwo Nugroho yang merupakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meninggal dunia pada Minggu (7/7) sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou atau pukul 01.00 WIB.
Kabar tersebut disampaikan akun Twitter Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Telah meninggal dunia Bapak @Sutopo_PN, Minggu, 07 July 2019, sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou/pukul 01.00 WIB. Mohon doanya untuk beliau," tulis BNPB.
Beliau meninggal karena penyakit kanker paru-paru stadium 4B. Sutopo divonis kanker pada Desember akhir ditahun 2017 dan dinyatakan mengalami kanker stadium empat pada awal tahun 2018.
Ia berjuang keras melawan sakit yang ia alami. Bukan hanya dalam bentuk medis, ia juga melakukan pengobatan dalam bentuk herbal.
Bagaimana perjuangan bapak Sutopo melawan kanker paru-paru yang ia alami? Berikut Popmama.com merangkumnya.
Editors' Pick
1. Awal mula Sutopo dinyatakan kanker paru-paru
Banyak yang tak menyangka bahwa Sutopo mengidap penyakit yang serius karena sosoknya yang sangat bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya.
Bahkan ketika ia divonis mengidap kanker, ia tetap melayani masyarakat dengan menginformasikan keadaan iklim Indonesia.
Ia selalu terlihat bersemangat dalam menjalani tugasnya sebagai Kepala BMKG. Sosoknya yang ramah, membuat banyak orang sangat kehilangan ketika ia berpulang.
Sejak dinyatakan bahwa ia divonis kanker 17 Januari 2018 silam, Sutopo selalu berbagi kepada followers-nya di media sosial mengenai kanker yang ia idap.
Pada Desember 2017, Sutopo mengaku bahwa ia mengalami gejala awal yang sangat mengejutkan bahkan dirinya tak menyangka bahwa ini mula dari kanker paru.
Saat sibuk mengurus bencana alam Gunung Agung meletus, ia merasa nyeri pada pinggang kiri dan batuk yang berkepanjangan hingga lebih dari seminggu.
Sempat mengira bahwa ini tanda-tanda sakit jantung, ternyata saat diperiksa ke dokter spesialis paru-paru dan melakukan pemeriksaan sinar X, cek darah, sampai CT-Scan.
Sungguh mengejutkan, dokter menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan tersebut, Sutopo mengidap kanker paru dan sudah menjalar ke organ vital.
Sutopo mengaku bahwa dirinya adalah perokok pasif kerena lingkungannya banyak orang-orang yang merokok aktif.
Batuk yang ia alami sudah dirasakan sejak ia duduk di bangku SMA sedangkan sakit pinggang yang ia rasakan selalu ia kira dari posisi tidur yang salah.
2. Pengobatan dan terapi yang dijalankan Sutopo melawan kanker
Saat divonis kanker, Sutopo tak pantang menyerah dalam melawan kanker paru yang ia idap. Ia selalu dengan semangat melakukan pengobatan dan terapi.
Pada akun Instagramnya, ia membagikan kepada para followers nya mengenai apa saja rangkaian pengobatan dan terapi yang ia jalani.
Berbagai pengobatan, seperti terapi Trans Arterial Chemo Infusion (TACI), radiasi, dan kemoterapi lewat infus.
Juga ia suka melakukan yoga dan untuk mengurangi rasa nyeri pada tubuhnya, ia seringkali dipijat oleh sang Mama. Baginya ini sangat meringankan rasa nyeri pada sendi-sendinya meski akan kambuh lagi setelah selesai dipijat.
Sutopo juga sempat bercerita bahwa dirinya pernah diberikan obat-obatan yang dipercaya bisa meredam kanker oleh ibu Risma meskipun mereka baru bertemu satu kali.