Penyebaran virus corona di Jawa Timur tengah menjadi perhatian, lantaran angka orang yang dinyatakan positif terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Menurut data dari infocovid19.jatimprov.go.id, pada Rabu, 27 Mei 2020, tercatat sudah terkonfirmasi sudah ada 4112 yang dinyatakan positif virus corona di Jawa Timur.
Dalam data, Surabaya menjadi wilayah yang alami paparan virus corona paling tinggi, disusul Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik.
Hal ini cukup mengkhawatirkan, dimana banyak informasi yang beredar mengenai penanganan virus corona di Surabaya dan sekitarnya. Tak sedikit pula yang menyebutkan bahwa terdapat rumah sakit yang kewalahan menerima pasien saat masa pandemi.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com informasi mengenai perkembangan penangan virus corona di Jawa Timur.
1. Data penyebaran Covid-19 di Jawa Timur
infocovid19.jatimprov.go.id
Dalam infocovid19.jatimprov.go.id, Jawa Timur mencatat 4112 orang telah poitif corona, dengan detail sebagai berikut:
Untuk pasien dengan Covid-19, tidak semuanya dirawat di rumah sakit melainkan ada yang memiih perawatan di rumah. Dilansir dari akun Twitter @JatimPemprov, pasien dirawat di rumah sakit sebanyak 1.559 orang, di gedung sebanyak 256 orang, dan 1.393 orang memutuskan mendapatkan perawatan di rumah.
3. Rumah sakit di Surabaya terus mengalami peningkatan jumlah pasien
VoiceofAmerica
Surabaya menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di Jawa Timur, hal ini membuat hampir semua rumah sakit rujukan di Surabaya mengalami peningkatan jumlah pasien. Kondisi tersebut membuat sejumlah pasien terpaksa antre untuk mendapatkan ruang rawat isolasi.
Jumlah pasien yang terlalu banyak terjadi di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Menanggapi peristiwa ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 RSUA dr Alfian Nur Rosyid SpP mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah terjadi sejak dua pekan terakhir.
dr. Alfian mengatakan sebanyak 110 orang pasien dirawat saat lebaran. Selanjutnya, pada Senin (25/5) jumlah pasien yang dirawat inap 98 orang. Jumlah ini termasuk pasien dalam pengawasan (PDP) dan terkonfirmasi positif Covid-19.
Masih ada sebelas pasien yang belum mendapatkan ruang isolasi khusus penanganan Covid-19. Untuk menunggu, sebelas pasien tersebut sementara dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Berikut beberapa rumah sakit rujukan di Surabaya yang mengalami peningkatan pasein dengan Covid-19.
RSUA
98 pasien di ruang isolasi khusus
Status: Penuh (per 25 Mei)
11 orang antre atau menunggu di IGD
RS Husada Utama
191 pasien per 26 Mei
Status: Penuh
National Hospital
Kuota: 50 bed
Terisi: 19 pasien
RS Mitra Keluarga Satelit
16 pasien
Status: Penuh
RSU Haji Surabaya
7 pasien di ruang isolasi
Status: Penuh
RS Adi Husada Undaan Wetan
Kapasitas: 47 ruangan
Status: Penuh (per 27 Mei)
RSAL Dr Ramelan
Kuota : 105
Terisi : 101
Selain itu, Rumah Sakit Universitas Airlangga memutuskan untuk menghentikan sementara penerimaan rujukan pasien baru Covid-19 mulai 26 Mei 2020.
Hal ini dilakukan karena penuhnya kapasitas ruang perawatan Covid-19 dan berkurangnya tenaga medis yang menangani perawatan.
Editors' Pick
4. DPRD himbau pemerintah kota tangani permasalahan pembeludakkan pasien di rumah sakit
Freepik/peoplecreations
Melihat kondisi yang cukup memprihatinkan ini, DPRD Surabaya mengimbau kepada Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya untuk memperhatikan kebutuhan rumah sakit swasta rujukan di Surabaya yang menangani pasien dengan Covid-19.
Dilansir dari Antara, Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H. Thony mengatakan bahwa Pemkot Surabaya sebaiknya tidak hanya fokus dengan dua rumah sakit miliknya, yakni RSUD Soewandhie dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) dalam menangani virus corona di kota tersebut.
"Rumah sakit swasta di Surabaya juga perlu diperhatikan. Apalagi rumah sakit swasta yang mengalami kekurangan APD (Alat Pelindung Diri) saat menangani pasien Covid-19," ujar A.H. Thony.
4. Data penyebaran Covid-19 terus alami penambahan
infocovid19.jatimprov.go.id
Berikut data penambahan dari masing-masing wilayah di Jawa Timur yang terus alami penambahan.
5. Presiden Jokowi memberikan perhatian khusus pada wilayah Jawa Timur
IDN Times / ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Kondisi penyebaran virus corona yang terus meruncing di Jawa Timur membuat Presiden Joko Widodo memberikan perhatian pada wilayah ini.
Jokowi menugaskan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 utnuk memberikan dukungan penuh dan serius kepada pemerintah provinsi Jawa Timur. Bukan tanpa alasan presiden menekankan kebijakan ini. Dukungan ini dilakukan karena peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Jatim, khususnya di Kota Surabaya terus alami peningkatan.
Menurut Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo, ada sejumlah klaster penularan Covid-19 di Jatim antara lain Jamaah Tabligh Gowa sampai pabrik rokok milik PT HM Sampoerna Tbk.
"Kita optimalkan bagaimana kontak erat masyarakat dan positif Covid-19 bisa dilaksanakan pelacakan dan jadi prioritas Jatim. Ibu gubernur (Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa) sangat ulet untuk melakukan upaya-upaya memutus mata rantai penularan," kata Doni dalam keterangan pers setelah melakukan rapat terbatas dengan Presiden, Rabu (27/5/2020).
Untuk memberikan dukungan kepada Jawa Timur, akan ada aparat negara yang terdiri dari TNI dan Polri dalam mengatasi permasalahan peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Timur. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga sudah mengirimkan dua mobile BSL 2 demi membantu laboratorium di Jawa Timur. Selain itu, Gugus Tugas juga telah menyiapkan RS darurat di sejumlah titik.
"Kita harapkan dengan bertambahnya jumlah rumah sakit tambahan ini rumah sakit darurat ini maka warga kita yang mengalami sakit di Jawa Timur bisa mendapatkan perhatian yang memadai," kata Doni.
6. Kondisi ini membuat Wali Kota Surabaya belum fokus pada New Normal
surabaya.go.id
Melihat kondisi ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma mengatakan bahwa keadaaan new normal belum waktunya diterapkan karena para petugas medis masih berjuang menangani Covid-19.
"Nanti saja, belum saatnya. Nanti minggu depan saja kita lihat," ungkap Risma kepada awak media di Balai Kota Surabaya, Selasa (26/5). Pemerintah pusat juga menilai belum ada wilayah di Indonesia memenuhi Indikator Kesehatan Masyarakat untuk menerapkan new normal, atau setidaknya kembali membuka aktivitas sosial ekonomi.
Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, salah satu syarat suatu wilayah bisa dikatakan siap jalani new normal adalah jika wilayah tersebut mengalami penurunan jumlah kasus positif setidaknya 50 persen selama dua minggu sejak puncak terakhir.
Pada catatannya, Jawa Timur mengalami kenaikan 133 persen, Jawa Barat naik 110 persen, Jawa Tengah naik 15,5 persen, DKI Jakarta turun 17,6 persen, dan Yogyakarta turun 41 persen.
"Kalau dari sini, Jakarta kelihatan sudah mulai turun. Kalau yang ngotot mudik kembali lagi ke Jakarta dan bawa penyakit, bisa-bisa jadi second wave, Sementara Jatim sedang naik-naiknya," kata Wiku dalam diskusi yang disiarkan langsung akun Youtube BNPB Indonesia, Selasa (26/5).
Jadi, diharapkan untuk warga yang sudah nekat mudik ke kampung halaman jangan dulu datang ke Jakarta ya.
Bisa saja menjadi carier bagi warga Jakarta yang sudah #DiRumahAja selama hampir 3 bulan.