Kemenkes Imbau Masyarakat agar Lebih Waspada dengan Virus Corona B117
Virus ini lebih cepat menular dari varian sebelumnya!
4 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rasanya sungguh patah hati!
Genap setahun virus corona dan vaksin sudah mulai digencarkan, muncul lagi varian baru virus corona B117. Mutasi tersebut telah dikonfirmasi masuk ke Karawang.
Menindaklanjuti kasus ini, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada karena virus ini lebih cepat menular.
Nah Ma, agar Mama mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai perkembangan virus corona B117, cek yuk di Popmama.com:
1. Imbauan Kemenkes bahwa virus ini lebih cepat menular
Dilansir dari IDN Times, menurut pemaparan Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, mutasi B117 varian virus baru ini cepat menular dibanding virus Covid-19.
"Varian virus ini lebih cepat menular benar, tetapi dia tidak menyebabkan penambahan keparahan penyakit," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Rabu ( 3/2/2021).
Oleh sebab itu, Nadia meminta masyarakat agar waspada karena varian virus ini cepat menular. Pemerintah akan menggencarkan tracing dan melakukan pemeriksaan. "Dengan kondisi ini sebaiknya masyarakat lebih kuat menegakkan protokol kesehatan," ucapnya.
Editors' Pick
2. Varian baru B117 ditemukan di Karawang
Dilansir IDN Times, setelah ditelusuri, mutasi virus corona B117 yang masuk ke Indonesia, ditemukan di Kawarang, Jawa Barat.
Satgas Covid-19 Jabar tengah melakukan pelacakan lebih lanjut untuk mengantisipasi merebaknya virus tersebut.
"Varian baru virus corona diberitakan sudah ada di Indoensia, masuk di Karawang, kami sudah melakukan pelacakan dan meminta kalau boleh tim Unpad untuk meneliti UK B117 ini," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ditemui di RSP Unpad, Bandung, Rabu (3/3/2021) seperti dikutip dari IDN Times Kamis (4/3/2021).
Koordinasi dengan Unpad saat ini sudah dilakukan untuk mengetahui bagaimana perlakuan protokol kesehatan Covid-19 masih berlaku sama atau tidak. Hal ini dikarenakan sejumlah pihak menilai bahwa mutasi virus ini lebih ganas.
"Kami mohon agar ada penelitian, sehingga kami selaku pengambil keputusan secara tepat bisa merespon dengan cara terukur," ujar Kang Emil.