Millennial Mama of the Month Edisi April 2019: dr. Reisa Broto Asmoro
Dokter Reisa buktikan Mama juga harus kejar mimpi
7 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Reisa Broto Asmoro atau akrab disapa dokter Reisa dikenal berkat kemahirannya membawakan acara program kesehatan dengan pesan yang ringan dan mudah diterima banyak orang.
Sebelum fokus dalam sebuah program televisi, dokter Reisa merupakan Puteri Indonesia tahun 2010 dengan gelar Puteri Lingkungan Hidup.
Kecintaannya dalam dunia kedokteran, mampu menangkis segala tawaran keartisan diluar dunia kesehatan.
Kini dokter Reisa telah memiliki dua orang anak, tapi ia tetap menjalani profesinya sebagai seorang dokter. Bagi dokter Reisa menjadi Mama bukan hambatan untuk tetap menjalankan mimpinya.
Banyak kisah menarik seputar cintanya dokter Reisa pada dunia medis, pola asuh, dan berbagai hal menarik lainnya yang ia bagikan.
Inilah, Millennial Mama of the Month edisi April 2019, dr. Reisa Broto Asmoro!
Kesibukan dokter Reisa Saat Ini
Setelah Puteri Indonesia tahun 2010 dan Miss Internasional 2011, dokter Reisa mengaku banyak tawaran bermain sinetron atau film, namun dengan komitmen yang tinggi untuk menerima pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang ia tempuh, ia tak langsung tergoda untuk jalani pekerjaan di dunia entertaiment yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia kesehatan.
"Bukan tanpa alasan saya menolak pekerjaan diluar bidang saya sebagai dokter. Saya tidak mau orang mengenal saya sebagai artis, lalu setelah itu mereka baru tahu kalau saya adalah seorang dokter. Sekolah kedokteran yang saya jalani penuh dengan perjuangan, jadi sayang banget rasanya, jika orang tahu saya itu artis bukan dokter," kata perempuan kelahiran Malang, 28 Desember 1985 ini.
Sejak tahun 2014, dokter Reisa membawakan acara bertajuk Dr. Oz yang merupakan sebuah program kesehatan di televisi yang diadaptasi dari program serupa di Amerika.
Nama dokter Reisa pun semakin dikenal sebagai dokter sekaligus presenter yang memberikan edukasi kesehatan melalui tayangan televisi.
Selain sibuk syuting program kesehatan di layar kaya, saat ini dokter Reisa masih aktif berpraktik di sebuah Klinik Kecantikan di Jakarta Selatan.
Ia juga tak jarang mengisi talkshow dan seminar yang juga berhubungan dengan kesehatan dan parenting.
Alasan yang Membuat dokter Reisa Memilih Menjadi Working Mom
Bagi dr. Reisa, Sang Mama menjadi inspirasi yang memotivasinya untuk tetap bekerja meski telah bekeluarga.
"Mama saya menjadi sumber inspirasi dimana ia bisa mengurus dengan baik anak-anaknya sambil bekerja bahkan hingga saat ini ia masih aktif bekerja. Ia mengajarkan saya bahwa, perempuan harus bisa mewujudkan cita-citanya meskipun sudah berkeluarga. Ia benar-benar perempuan yang hebat meskipun ia singleparents, ia bisa menumbuhkan dan mendidik anaknya dengan baik sesuai impiannya masing-masing. Kakak saya bisa jadi lawyer dan saya bisa jadi dokter. Saya ingin sekali bisa menjadi seperti beliau," ungkapnya.
Hal ini menjadi wujud nyata bahwa perempuan yang juga seorang Mama bisa melakukan apa pun termasuk bekerja tapi tetap bisa fokus mengurus anak.
Bagaimana Tanggapan Suami dengan Pilihan dokter Reisa untuk tetap bekerja?
Keputusan dokter Reisa untuk tetap bekerja setelah menikah mendapat dukungan penuh dari sang Suami Kanjeng Tedjodiningrat Broto Asmoro, SE, MM.
"Setelah menikah, saya dan suami sudah sepakat untuk saya tetap berkarier. Suami saya bilang, kami bertemu ketika saya sudah berprofesi sebagai dokter dan aktif juga sebagai presenter. Ia menganggap bahwa ini bukan hal harus diubah. Saat punya anak, kami deal untuk menjadikan anak dan keluarga nomor satu diatas segalanya meskipun kami keduanya bekerja," ungkap tante dari pemenang Indonesia Idol 2018, Brisia Jodie ini.
Editors' Pick
Pendapat dokter Reisa Terhadap Full Time Mother at Home dan Working Mom
Saat ini nggak sedikit orang yang selalu ingin mengomentari keputusan yang dipilih seorang perempuan ketika sedah punya anak. Seperti, komentar yang bilang 'Suami kamu kan kerja, kenapa sih kamu kerja juga, kan kasihan anak-anak kamu' atau komentar lainnya, contohnya 'Duh, ngapain sih kuliah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya harus mengurus anak di rumah".
Ya, seakan komentar orang lain tentang keputusan seorang Mama untuk menjadi ibu rumah tangga atau ibu yang bekerja nggak akan pernah selesai. Mungkin sebagian Mama yang menerima hal ini akan santai menanggapinya, namun tak sedikit juga yang merasa stres mendengar ocehan tersebut.
Bagaimana pendapat dokter Reisa akan dua keputusan Mama ini?
"Bagi saya, full time mother at home adalah keputusan yang sangat hebat bagi seorang perempuan. Dengan pilihannya, ia akan mengorbankan banyak hal seperti mimpi, waktu, dan kariernya untuk fokus mengurus anak-anaknya. Saya nggak bisa ngejudge, mana yang baik atau buruk antara ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja. Alasanya, idealis seseorang dan kebutuhan ekonomi orang-orang itu berbeda-beda dan setiap Mama pastinya punya keputusan masing-masing atas apa yang mereka pilih dalam kehidupannya," kata dokter Reisa.
Itulah sebabnya, seorang perempuan yang telah menjadi Mama harus berani mengemukakan pendapatnya mengenai apa yang mereka anggap baik untuk perkembangan anak-anaknya.
"Penting banget perempuan speak up tentang apa yang mereka inginkan selama itu baik untuk pertumbuhan anak mereka. Jangan sampai kita berada di zaman dimana hak perempuan bersuara dibatasi dan membuat kita sulit tertindak. Sebaiknya kita bisa mengatakan apa yang kita inginkan dan merealisasikannya dengan baik. Menurut saya, harusnya, perempuan era millennial sudah lebih maju dari zaman tersebut," tambahnya.
Cara dokter Reisa Menjaga Kesehatan Mental Sebagai Ibu yang Penuh dengan Kegiatan?
Pastinya sebagai ibu yang juga bekerja, dokter Reisa membutuhkan cara menjaga kesehatan mentalnya.
"Untuk menjaga mental health tetap seimbang, saya mencoba memiliki me time dan tidur yang cukup karena kegiatan saya cukup padat dari pagi sampai malam kalau kurang tidur, saya bisa kurang fokus," ujar dokter Reisa.
Bagi dokter Reisa, cara terbaik yang ia terapkan agar kualitas tidurnya baik saat malam hari adalah dengan membiasakan anak-anaknya tidur sendiri sejak mereka lahir.
"Saya memberlakukan ini sejak anak pertama. Sebelum tidur, saya menyusui anak-anak sampai mereka terlelap, baru setelah itu saya kembali ke kamar saya. Awalnya memang agak effort, tapi kelamaan anak-anak jadi terbiasa untuk tidur sendiri hingga mereka besar," ujarnya.
Selain mejaga kualitas tidur, memasak menjadi hal yang jadi me time bagi dokter Reisa. Membuat tiramissu, lasagna, dan steak menjadi makanan favorit keluarga.
Travelling pun tak ketinggalan dalam daftar hobi dokter Reisa untuk ga kesehatan mentalnya.
"Apa pun bentuknya, sebagai ibu kita harus banget punya kegiatan yang bisa meluapkan segala kejenuhan dan stres ke dalam hal yang sifatnya positif bagi kesehatan jasmani maupun mental kita," kata dokter Reisa.
Anak Sakit Menjadi Hal Terburuk yang Dialami Sebagai Orangtua
"Pastinya hal terburuk yang dialami sebagai orangtua adalah ketika melihat anak-anak sakit. Rasanya tuh patah hati banget, kalau bisa menggantikan maunya kita saja yang sakit jangan mereka," aku dokter Reisa.
Bagi dokter Reisa ketika melihat anak sakit, ia merasa sangat bersalah dan tak tega melihat anak-anak dalam keadaan lemas tak berdaya.
"Apalagi kalau anak yang masih kecil sampai harus diinfus, tusuk sana sini, belum lagi kalau mereka menangis. Aduh, benar-benar nggak konsentrasi, saya bisa memutuskan untuk nggak bekerja dan memfokuskan waktu saya buat merawat anak," katanya.
Kehadiran Support System Disekelilingnya Membuat dokter Reisa Bersemangat Menjalani Kehidupan
Kehadiran support system disekelilingnya membuat dokter Reisa bersemangat menjalani kehidupan
Dokter Reisa mengaku hidupnya semakin lengkap dengan kehadiran orang-orang yang mendukung jalannya.
"Saya bisa menjadi seperti sekarang karena dukungan support system yang hebat. Salah satu support system terbaik saya adalah suami saya. Ia mendukung apa yang saya yakini dan ia sangat memberikan kebebasan kepada saya untuk berkreasi dan beraktivitas di luar rumah. Bagi saya, kebebasan itu mahal harganya. Selain itu, saya memiliki dua suster yang sudah ada sejak anak-anak saya lahir, syukurlah keduanya bisa diandalkan. Jadi, ketika saya jauh dari anak-anak, saya bisa memastikan bahwa mereka ditangan yang aman, " kata dokter Reisa.
Semakin Banyak Informasi Terkait Pola Asuh Anak, Bagaimana Menanggapinya?
Dokter Reisa mengaku bahwa belajar ilmu terkait pola asuh sejak awal ia mau menjadi calon Mama.
Belum lagi ilmu parenting sudah merambah ke media sosial dimana informasi sudah semakin bercampur. Untuk itu, dokter Reisa tak segan terus mencari tahu kebenarannya dan membaca informasi yang terjamin kredibilitasnya.
"Jangan lupa buat saling tuker informasi dengan teman-teman yang sudah berpengalaman dan ikut kelas parenting, ini bisa jadi ilmu yang sangat berguna," kata alumni Universitas Pelita Harapan ini.
Menjawab kegelisahan terhadap semakin meluasnya informasi terkait parenting untuk ibu baru, dokter Reisa bersama Riescha Puri Gayatri yang merupakan penulis dan konsultan ahli mengenai perawatan anak yang aktif di Instagram membuat buku berjudul Mommy.101: 101PerawatanBayi.
WahMa, ternyata banyak sekali hal menarik dari dokter Reisa. Ia begitu inspiratif untuk Mama agar tak pantang mengejar cita-cita meski telah berkeluarga. Simak terus artikel mengenai dokter Reisa selama satu bulan ke depan ya, Ma.
#Millennial Mama of the Month Edisi April 2019 – dr. Reisa Broto Asmoro
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Asst. Fashion Stylist – Sarrah Ulfah
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Videographer - Bima Bintoro
Art Designer – Rezty Vernita Sari
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
All wadrobeby: Parang Kencana & Hagabel (batik kembar)
All accessories
House of Jealouxy & LaKomple