Millennial Mama of the Month Edisi Juli 2019: Shareefa Daanish
Disiplin penting, tapi orangtua juga harus memberikan kebebasan pada anak
11 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berkarier sejak tahun 2004, nama Shareefa Daanish semakin dikenal masyakarat ketika ia berhasil menjiwai sebagai seorang perempuan psikopat misterius dalam Rumah Dara (Macabre) yang tayang di Indonesia pada tahun 2010.
Aktingnya sangat luar biasa membuatnya berhasil meraih penghargaan Best Actress di Puchon Choice Feature - International Competition pada tahun 2009, nominasi sebagai Pemeran Utama Wanita Terpuji di Festival Film Bandung 2010, Pemeran Utama Perempuan Film Indonesia Terbaik di Ajang Apresiasi Kaskus untuk Film Indonesia (KuFI) 2011, dan Aktris Terbaik di Independent Film Awards 2011.
Setelah keberhasilan Rumah Dara, Shareefa Daanish kembali berakting dalam film horor dalam Danur dan Asih. Pada kedua film tersebut, Shareefa sangat totalitas memerankan sosok hantu yang menyeramkan.
Selain dalam berbagai judul film baik bergenre horor maupun drama, Shareefa juga berhasil memikat hati masyarakat dalam aktingnya sebagai Aul di sinetron Tukang Ojek Pangkalan. Pada sinetron ini, Shareefa menjadi anak kos yang manja dan kanak-kanakan.
Kedua peran tersebut pastinya tidak berkaitan satu sama lain dan menjadi sebuah tantangan yang mengesankan bagi Shareefa dalam berkarier. Lalu, bagaimana sosok Shareefa ketika pulang ke rumah dan menjadi seorang Istri dari Raden Farri Icksan dan Mama bagi anak semata wayangnya, Raden Matahari Terbit Wirasendjaja?
Bulan Juli ini, Shareefa Daanish akan menyapa Mama dalam Millennial Mama of the Month! Let's get closer with her!
1. Bagaimana Shareefa begitu bangga ketika dirinya menjadi seorang Mama?
Bagi Shareefa, menjadi seorang Mama adalah sebuah hal yang sangat menakjubkan. Fase hamil dan melahirkan membuat dirinya sangat bangga menjadi seorang Mama. Sejak masa kehamilan, ia merasakan banyak perubahan dalam hidupnya.
"Awalnya, saat hamil saya merasa ada yang aneh di dalam perut saya. Namun, saya sangat menikmati masa-masa kehamilan. Saya bersyukur saat hamil Matahari (anak pertama), saya nggak mengalami mual-mual yang mengganggu, dari trimester pertama sampai akhir semua dilalui dengan lancar," kata Shareefa.
Meskipun, sebagai perempuan seutuhnya, ia sempat ingin sekali melahirkan secara normal. Namun, ternyata belum bisa karena pada saat mendekati bulan ke-9, posisi kepala anak pertamanya ada di atas.
"Dokter sempat memberi harapan bahwa saya bisa tetap melahirkan normal jika posisi pantat bukan kaki ada di bawah, dan asal pembukaan saya penuh. Tapi, belum sempat merencanakan, ketuban sudah hampir pecah dan pembukaan belum penuh, Matahari sudah mau lahir," ungkapnya.
Dari situ mindset-nya berubah, ia hanya memikirkan keselamatannya dan Matahari. Ia pasrah, dan akhirnya saya melahirkan secara sesar.
2. Bagaimana cara Shareefa tetap mendukung tumbuh kembang anak meskipun sibuk bekerja?
Sejak melahirkan, Shareefa mengaku sangat terlibat dalam mengasuh Matahari. Suaminya pun memberikan saran untuk tidak langsung mengambil pekerjaan selama Matahari butuh Mamanya.
"Alasan ia untuk tidak memberikan izin agar saya tidak bekerja dulu adalah sangat masuk akal, karena saat baru lahir hingga minimal 2 tahun, anak memang sangat butuh dekapan di sampingnya," katanya.
Shareefa juga mengaku tidak menggunakan jasa baby sitter untuk mengurus si Kecil. Semua hal yang berkaitan dengan Matahari ia lakukan dengan bantuan sang Suami pastinya.
"Saya nggak mau melewatkan tumbuh kembang anak hanya karena saya sibuk bekerja, bagi saya melihat tumbuh kembang anak adalah suatu yang mahal dan tidak bisa terulang kembali," tambahnya.
Saat Matahari berusia lebih dari 2 tahun, pemeran Luna dalam film Lovely Luna ini mengatakan bahwa ia baru menerima pekerjaan lagi dalam industri film. Ketika itu, ia menjalani proses syuting untuk film Danur.
"Jujur saja, saya lebih selektif dalam menerima syuting saat sudah memiliki Matahari, saya nggak mau melewatkan pertumbuhannya. Oleh sebab itu, saat Matahari berusia lebih dari 2 tahun saya baru mulai syuting, film menjadi pilihan tepat ketimbang sinetron yang lebih tidak terlalu banyak menyita waktu. Saya mengambil syuting sinetron pun saat Matahari sudah berusia 4 tahun," ujar Shareefa.
3. Menurut Shareefa, seberapa penting mengajarkan kedisplinan pada anak?
Shareefa mengaku pada dasarnya, ia dan Farri tak terlalu ketat dalam menerapkan pola asuh pada anak semata wayangnya.
"Bagi kami, disiplin itu penting karena kami nggak mau terlalu memanjakan dia, tapi kita juga nggak mau terlalu banyak mengekang dia. Saya ingin Matahari punya kebebasan yang terarah apalagi kebebasan untuk bicara dan berekspresi. Saya juga ingin, Matahari bisa mengungkapkan apa yang ia pikirkan, bercerita apa saja yang ia alami. Semoga dia menjadi anak yang nggak malu untuk berpendapat. Harapannya seperti itu," kata Shareefa.
4. Apa pertimbangan Shareefa dan suami menyekolahkan Matahari diusia 2 tahun?
Bukan tanpa pertimbangan yang matang untuk menyekolahkan Matahari diusia 2 tahun. "Saat itu, dilingkungan kami nggak ada anak yang seusianya, ia jadi satu-satunya anak kecil. Jadi, saya dan suami mempertimbangkan bagaimana jika ia sekolah saja agar ia bisa bergaul dengan anak sebayanya. Kami menyekolahkan Matahari agar ia bisa melakukan sosialisasi, melakukan kegiatan kreatif, dan mengembangkan kemampuan berbahasanya," katanya.
Shareefa menambahkan, bahwa sekolah untuk usia 2 tahun lebih banyak bermain, jadi Matakari sangat senang jika waktunya berangkat sekolah, bahkan saat libur saja Matahari suka bertanya mengapa ia tak berangkat ke sekolah.
"Tapi, buat anak yang masih 2 tahun pasti ada kalanya bad mood dan nggak mau berangkat ke sekolah, jadi saya dan suami nggak akan memaksakannya. Lagi pula, di rumah juga bisa melakukan kegiatan yang kreatif dan menyenangkan juga," ujarnya.
Editors' Pick
5. Pertimbangan terpenting Shareefa dan suami dalam memilih sekolah pertama Matahari?
"Pertimbangann pertama kami untuk memilih sekolah anak adalah dekat dengan rumah karena kita nggak mau malah jadi nggak semangat mengantar anak ke sekolahnya karena jaraknya terlalu jauh," kata Shareefa.
Pertimbangan selanjutnya adalah mereka fokus pada sekolah dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Menurut Mama kelahiran London, 21 Juni 1982 ini, selain diajarkan bahasa Ibu, anak sebaiknya harus bisa bahasa asing sejak dini.
Shareefa dan suami sangat lancar berbahasa Indonesia jadi bisa mengajarkan Matahari Bahasa Indonesia rumah. Akhirnya, Shareefa dan suami memutuskan sekolah yang bahasa utamanya Bahasa Inggris.
"Meskipun jadinya dia lebih lancar Bahasa Inggris karena mengenalnya sedari dini. Tapi kami di rumah selalu melatihnya untuk lancar berbahasa Indonesia. Misalnya, jika ia bertanya sesuatu kepada kami dengan menggunakan Bahasa Inggris kami akan tetap jawab dengan Bahasa Indonesia saja, sesekali tetap dicampur bahasa Inggris agar dia bisa lebih paham. Tapi telinga anak itu sangat peka, meskipun banyak berkomunikasi dengan Bahasa Inggtis di sekolah ia mendengar segala percakapan di rumah pakai bahasa Indonesia jadi dia akan mengikuti lalu jika ada yang nggak dia paham, dia akan bertanya. dan kami berusaha menjelaskan dengan baik," ucap Shareefa.
6. Bagaimana hari pertama Matahari di sekolahnya?
Hari pertama anak sekolah adalah momen yang membanggakan bagi seorang Mama. Ini pun yang dirasakan oleh Shareefa. Pemeran Asih ini mengaku waktu terasa begitu cepat berlalu saat mengintip Matahari bersama teman-teman barunya dari balik jendela kelas.
"Saat pertama kalinya menginjakkan kaki ke sekolah, Saya dan Suami mendampinginya. Ia sangat ceria dan nggak nangis. Ia senang melihat keramaian disana. Meskipun sesekali ia melihat saya yang melongok di jendela memperhatikan kegiatannya. Saat masuk ke kelas, dia terlihat senang. Ia mengikuti intruksi yang diberikan guru dan ngobrol dengan anak lain. Saya sebagai Mamapun senang sekali melihat anak yang sama sekali nggak rewel saat first day. Saat melihat Matahari sekolah, saya merasa, ya ampun rasanya waktu kok cepat berlalu ya. Tahu-tahu nanti dia udah jadi anak SMP saja. Benar-benar nggak kerasa," ucap Shareefa.
7. Saat libur sekolah, apa kegiatan seru yang dilakukan keluarga 'The Wibisana'?
Libur sekolah adalah waktu yang sangat tepat dalam meningkatkan bonding anak dengan orangtua. Sama halnya dengan keluarga Wibisana.
Bagi Shareefa, kegiatan yang seru banget dilakukan saat Matahari libur sekolah adalah dengan cara mengajaknya ke tempat yang ia sukai. Seperti playground dan waterpark.
"Beberapa waktu lalu, saya bersama teman-teman Matahari dan orangtuanya melakukan playdate. Kami naik MRT bersama. Lalu berkunjung ke Kidzania. Kami sekeluarga juga suka banget ke waterpark. Selanjutnya, untuk mengisi liburan, Matahari juga suka ikut Papanya manggung di kota lain. Nonton bioskop juga jadi kegiatan seru mengisi liburan, Matahari suka banget nonton film animasi," ungkapnya.
8. Selain pendidikan akademis, apa rencana lain Shareefa dan Farri untuk meningkatkan minat anak?
Untuk meningkatkan minat Matahari, Shareefa dan Farri memiliki rencana untuk mendaftarkan Matahari ke kursus musik.
"Aku tertarik untuk Matahari sekolah musik, karena dia sangat minat bermusik. Tapi, bukan berarti kami sengaja menyekolahkan ke musik karena Papanya musisi, tapi karena memang minatnya disitu.
Pertimbangan lain karena musik juga sangat bagus buat kecerdasan otak," ungkapnya.
9. Menurut kamu, bagaimana peran pemerintah saat ini mendukung hak-hak anak?
Memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli mendatang, pemeritah memiliki sederet program untuk pemenuhan hak anak serta perlindungan anak. Bagi Shareefa, dukungan pemerintah untuk mendukung hak anak sangat ia rasakan adalah ketika Matahari masih menyusui.
"Waktu saya menyusui Matahari, saya merasa pemerintah sangat memperhatikan pemenuhan hak anak untuk mendapatkan ASI. Banyak tempat umum yang sudah menyediakan nursury room yang lumayan nyaman. Nah, sekarang yang paling terasa banget adalah MRT, menurut aku ini adalah transportasi yang ramah anak. Meskipunsaya pergi bersama anak, saya sangat nyaman naik transportasi ini. Anak pun terlihat senang,"
Selain itu, Shareefa juga menganggap bahwa fasilitas umum seperi taman pun sudah banyak yang ramah anak sehingga cukup memenuhi hak anak buat bermain dengan aman dan nyaman.
10. Memperingati Hari Anak Nasional, apa harapan kamu kepada pemerintah?
Shareefa memiliki harapan khusus kepada pemerintah dalam memperingati Hari Anak Nasional. Menurut Shareefa, ada baiknya pemerintah juga memperhatikan biaya pendidikan yang semakin meningkat.
"Harapan saya, mungkin pemerintah bisa menggratiskan sekolah-sekolah dengan akreditasi bagus agar pendidikan buat semua anak bisa sama rata. Menurutku, ini akan menjadi dukungan terbaik dari pemerintah untuk banyak anak. Sekarang bisa dibilang kalau rata-rata sekolah bagus hanya sekolah swasta yang mahal. Jadi, untuk mendapatkan fasilitas dan akreditasi yang bagus, kita sebagai orangtua jadi harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal," harap Shareefa untuk pemerintah.
Nah Ma, itulah obrolan seru tim Popmama.com dengan Millennial Mama of the Month Edisi Juli 2019. Apakah Mama satu suara dengan harapan Shareefa mengenai biaya sekolah yang mahal? Yuk, share harapan Mama kepada pemerintah di Hari Anak Nasional ini di kolom komentar.
Jangan lupa untuk melihat artikel menarik lainnya mengenai Shareefa Daanish selama bulan Juli ini ya, Ma.
#MillennialMama of the Month Edisi Juli 2019 – Shareefa Daanish
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Fashion Stylist – Onic Metheany, Sarrah Ulfah
Asst. Stylist - Jemima Karyssa Rompies
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Videographer - Ursula Natasha
Art Designer – Rama Rafael
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
Shareefa's Wardrobe - Topshop, Sare Studio
Matahari's Wardrobe - Gingersnap, Sare Studio
Location - Hotel Harris Tebet, Jakarta