Millennial Mama of The Month Edisi Juni 2020: Ririn Ekawati
"Setiap Mama punya cerita perjuangannya masing-masing"
13 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi orangtua tunggal bukanlah sebuah perjalanan hidup yang mudah. Baik laki-laki maupun perempuan, membesarkan anak dengan baik seorang diri adalah tantangan dengan beragam perjuangan yang berbeda.
Sama halnya dengan RirinEkawati (38) yang harus menjadi orangtua tunggal untuk kedua anaknya, Putty Jasmine Salsabila Abeng (16) dan Abigail Cattleya Putri (3).
Kedua anaknya tinggal bersama dengan Ririn, ia pun menjadi Mama bekerja juga yang tak mau ketinggalan masa pertumbuhan keduanya.
Saat wawancara dan melangsungkan photoshoot secara virtual dengan tim Popmama.com pada Kamis (4/6/2020) lalu, kakak dari Rini Yulianti ini tetap menjalin komunikasi yang baik berkaitan dengan mantan suaminya perihal kebutuhan dari anak pertamanya tersebut.
Bagi Ririn, tetap menjalin keharmonisan sebagai orangtua adalah hal terpenting meskipun sudah tidak lagi bersama.
"Anak-anak sudah menjadi korban saat orangtuanya berpisah, jadi saya tidak mau Jasmine memiliki jarak untuk dekat dengan Papanya. Haknya Jasmine adalah mendapatkan kasih sayang yang sama dari Mama dan Papanya, meski saya dan dia (mantan suami) sudah tidak bersama. Apapun yang kaitannya dengan Jasmine, kami harus komunikasikan bersama," ungkap Ririn.
Itu Jasmine, untuk anak keduanya bernama Cattleya pastinya berbeda. Cattleya ditinggal pergi oleh sang Papa pada tahun 2017 silam atau sekitar usia Cattleya belum genap satu tahun.
Saat suami dipanggil oleh Tuhan, Ririn mengaku begitu jatuh, meski sebelumnya ia sudah mengetahui bahwa hari ini akan tiba.
Almarhum Ferry Wijaya sudah mengidap sakit dan semasa hidupnya, sang Suami selalu menitipkankan pesan untuk bisa menjadi Mama yang kuat kepada Ririn, meskipun tak ada sosoknya di dalam hidupnya kelak.
Hati istri mana yang tak patah ketika harus menghadapi kepergian orang terkasih, si Kecil Cattleya masih sangat terlalu dini mengenal 'cinta pertama'nya saat itu.
Sedih dan stres dihadapi oleh Ririn yang kala itu adalah seorang Mama baru. Perasaan ini menyelimuti dirinya hingga memengaruhi kualitas ASI (Air Susu Ibu) nya untuk Cattleya.
"Saat itu, Cattleya sekitar (usianya) 6 bulanan, saya benar-benar stres dan sedih menghadapi sebuah momen kehilangan, ini menjadi pemicu ASI menjadi tak lancar," katanya.
Ini baru sepenggal bagaimana Ririn Ekawati memulai kehidupannya sebagai orangtua tunggal. Dalam Millennial Mama of the Month Edisi Juni 2020, Ririn Ekawati menceritakan bagaimana ia menjadi perempuan tangguh dalam membesarkan kedua anaknya meski sendiri.
Melalui wawancara eksklusif Popmama.com, mari lebih dekat dengan sosok aktris Ririn Ekawati, orangtua tunggal yang sangat luar biasa!
1. Setiap Mama punya perjalanan hidup yang berbeda, Ririn anggap segala masalah adalah pembelajaran untuk menjadi lebih baik
Setiap perempuan memiliki tantangan kehidupan yang berbeda-beda dalam menjalankan peran sebagai Mama.
Setiap fase kehidupan rasanya pasti akan menemukan permasalahan, tergantung bagaimana kita menilai masalah itu.
Bagi Ririn, setiap perjuangan dengan permasalahan yang berbeda-beda sebagai orangtua tunggal adalah pembelajaran yang sangat berarti dalam kehidupannya.
Ia menganggap, semua masalah dalam hidupnya adalah bekal untuk dirinya agar menjadi Mama yang baik untuk Jasmine dan Cattleya versi Ririn.
"Orangtua yang baik versi saya adalah apa yang saya anggap itu baik, akan saya lakukan untuk anak-anak. Tapi, belum tentu hal yang saya anggap baik juga baik menurut Mama lainnya. Semua Mama punya cerita perjuangan masing-masing dan versi yang berbeda dalam mengasuh anak-anaknya. Beda orangtua, beda keluarga, maka akan beda juga cara seseorang memaknai kehidupannya," ungkap Ririn.
2. Santai tapi sopan, pola asuh yang diterapkan Ririn kepada kedua anaknya
Untuk pola asuh, Ririn mengaku berusaha menjadi seorang Mama yang asik untuk kedua anaknya.
"Saya ingin menjadi teman untuk mereka tapi mereka tetap menghargai saya sebagai Mamanya. Apalagi saya punya anak yang sudah remaja, jadi saya ingin bisa masuk ke fasenya Jasmine yang sedang mencari jati diri," katanya.
"Kita pernah melewati fase remaja juga, jadi saya sebagai Mama mendekatkan diri pada Jasmine agar dia bisa bercerita lebih santai seperti teman mengenai apa yang ia rasakan," tambah Ririn.
Jasmine dan Cattleya memiliki usia yang terpaut jauh, oleh sebab itu Ririn melakukan pola asuh yang disesuaikan dengan usia Cattleya.
"Untuk Cattleya yang masih balita, saya menerapkan pola asuh dengan lebih mengarahkan pada kegiatan belajar sambil bermain. Kebetulan sekali pandemi ini ternyata menghadirkan efek positif yang mengharuskan saya lebih banyak di rumah, jadi saya bisa banyak mengajarkann banyak hal pada Cattleya. Berbeda dengan Jasmine yang akademik, Cattleya lebih suka kegiatan praktik dan seni. Mengajarkannya pun harus pelan-pelan untuk Cattleya," katanya.
3. Cara Ririn mengasuh kedua anaknya, berbeda dengan sang Mama
Untuk pola asuh yang diterapkan Ririn pada kedua anaknya ia mengaku berusaha menerapkan gaya parenting versi sendiri.
Namun, hal yang terkait tata krama, sopan santun, dan adat istiadat pastinya ia adopsi dari cara orangtua Ririn mengasuhnya dulu.
"Hanya sebagian pola asuh Mama saya yang saya terapkan, sisanya saya punya versi sendiri dalam mengasuh Jasmine dan Cattleya," katanya.
"Seperti kita tahu, kalau orangtua dulu tuh mendidik kita lebih saklek dan keras ya, apalagi kalau pola asuh yang kaitannya dengan tata krama ya. Saya tak meninggalkan hal terebut karena itu bekal terbaik buat anak-anak jaman sekarang, namun saya ingin lebih santai. Beda pola asuh dulu dengan sekarang adalah saya ingin anak saya bisa bercerita dengan santai apa yang mereka rasakan. Menganggap saya adalah Mama yang asik. Kalau dulu, saya juga suka cerita sama Mama saya, tapi masih suka dikotak-kotakan, memikirkan Mama marah nggak ya kalau saya cerita," tuturnya.
Editors' Pick
4. Cara Ririn tetap kuat dalam menjalankan perannya sebagai single mother
"Nggak ada jawaban lain selain harus kuat untuk bisa melakukan terbaik untuk anak-anak. Kedengarannya klise, awalnya nggak mudah menjadi seorang singleparent. Tapi, segala sesuatu yang saya pilih itu harus dipertanggung jawabkan. Saya terus punya keyakinan dan kekuatan buat melakukan yang terbaik untuk anak-anak. Pelan-pelan permasalahan yang dihadapkan sebagai singlemom bisa diatasi, dan saya selalu yakin bisa," ucapnya.
Ririn menambahkan, setiap perjalanan sebagai singlemom pastinya berbeda-beda.
"Bagaimana saya mengatasi permasalahan asasinglemom, juga pasti beda dengan Mama yang lainnya, jadi penting rasanya untuk tidak membandingkan Mama yang satu dengan Mama lainnya," kata Ririn.
5. Ririn selalu katakan pada anak, bahwa sayang dan cintanya tak berbeda dengan keluarga orang lain
Sebagai Mama tunggal, Ririn menyadari bahwa anak-anak pasti juga merindukan keluarga yang lengkap. Tapi, ia selalu mengatakan kepada dua anaknya bahwa setiap keluarga punya kekurangan versi mereka.
"Saya selalu meyakinkan kepada anak-anaknya bahwa meskipun keluarganya berbeda dari keluarga lain, tapi cinta dan kasihnya tak pernah berkurang. Jasmine yang sudah remaja sudah mulai memahami kondisi ini, tapi karena Cattleya masih kecil jadi saya harus pelan-pelan memberitahunya agar dia bisa mengerti," katanya.
"Saya percaya, anak yang tubuh dari orangtua yang tak lengkap, biasanya bisa lebih terbuka dalam menerima keadaan dan bisa lebih dewasa dari umur yang seharusnya," ungkapnya.
6. Hubungan Ririn dengan mantan Suami sangat lancar demi kebaikan Jasmine
Ririn mengatakan bahwa hubungannya dengan Edwin Abeng cukup baik berkaitan dengan perkembangan Jasmine. Ririn tak pernah melarang anak pertamanya untuk bisa bertemu dengan Papanya, selama tak mengganggu kegiatan sekolah maupun waktunya Jasmine sendiri.
"Saya ingin Jasmine tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari Papanya."
Ririn dan mantan suami berusaha tetap rukun dengan selalu hadir saat sekolah Jasmine meminta orangtua lengkap menghadiri acara yang diadakan di sekolah.
"Saya dan Papanya Jasmine tetap datang berdua. Kita datang memang bukan sebagai suami-istri dan hanya teman saja, tapi kita orangtuanya Jasmine. Meski tak duduk berdampingan setidaknya, Jasmine melihat kalau orangtuanya ada untuk mendukungnya. " tambahnya.
Ririn mengatakan tak sedikit kerabatnya yang menanyakan soal keputusannya untuk berpisah. Ririn menyatankan kepada teman-temannya, sebelum memutuskan untuk berpisah, ambilah keputusan dengan bijak.
"Setiap perpisahan orangtua itu yang jadi korban adalah anak-anak karena yang dipikirkan itu bukan hanya diri kita. Jadi, jika keputusan sudah bulat harus dipikirkan bagaimana anak-anak tetap mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya. Penting, meskipun bukan suami-istri, kita harus tetap menjadi tim yang solid sebagai orangtua," kata Ririn.
7. Sang Mama memberikan banyak motivasi kehidupan yang membuat ia berkaca pada sosoknya
Ririn mengatakan bahwa salah satu yang membuatnya merasa kuat berada di posisinya adalah sosok Mamanya yang merupakan seorang single parent. Sang Mama membesarkan Ririn dan Rini di atas kakinya sendiri.
"Ibu adalah seorang role model anaknya, yang paling saya ingat dari sosok Mama adalah kegigihannya untuk berjuang membesarkan anaknya tanpa menyusahkan orang lain dan tanpa bantuan orang lain. Dia melakukan segalanya dari hati untuk anak yang ia sayang. Dia tak pernah mengeluh dan memperlihatkan kesusahannya. Beliau selalu berkata orang lain bisa, kita pun pasti bisa," kenangnya.
8. Cara Ririn dalam menghadapi tanggapan miring dari orang lain mengenai status sebagai orangtua tunggal
Banyak predikat yang menempel di masyarakat seputar status menjadi ibu tunggal atau janda.
Apapun bentuknya, bagi Ririn omongan orang tentang paradigma yang menempel pada sosok ibu tunggal akan selalu ada sampai kapan pun.
"Kita nggak akan pernah bisa menahan apa yang orang lain bicarakan. Orang lain bisa lebih sok tahu dari pada keluarga kita sendiri. Saat itu, usia saya masih sangat muda, masih saya dengarkan kata-kata mereka. Tapi, seiring berjalannya waktu, saya berusaha untuk menerima keadaan. Dan, yang paling penting adalah support keluarga untuk bisa menerima keadaan saya. Jika saya dan keluarga sudah solid, untuk melangkahkan kaki keluar menjadi lebih ringan dan tenang," ucapnya.
Dengan lebih bisa menerima keadaan secara lapang dada, Ririn pun berusaha untuk menganggap bahwa omongan orang lain mengenai keputusannya itu adalah sama sekali tidak penting untuk hidupnya.
Ririn menambahkan bahwa takdir menjadi seorang janda adalah garis yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Ia berusaha memaknai bahwa ini adalah yang terbaik untuk hidupnya.
"Hingga saya berada pada satu titik, saya tak pernah hiraukan omongan orang lain mengenai pandangan negatif sebagai janda, saya fokus pada rencana hidup saya dan anak-anak ke depannya. Memang, ini proses untuk bisa menerima kenyataan, tapi lama-lama saya sampai dibagian, saya bisa menerima keadaan itu dengan lapang dada."
9. Arti Jasmine dan Cattleya bagi kehidupan Ririn
"Mereka adalah segalanya. Apapun yang saya lakukan dari hati untuk Jasmine dan Cattleya. Mereka adalah kekuatan, napas, dan energi saya. Seandainya nggak ada mereka, saya bukan apa-apa," ungkapnya.
Ririn ingin kedua anaknya tumbuh dengan baik tanpa kekurangan apapun.
"Saya berjuang sekarang hanya untuk kedua anak saya. Segala dana pendidikan dan kesehatan untuk anak telah menjadi prioritas utama saya mencari uang, agar mereka tak kekurangan," tambahnya.
10. Ririn ingin single mom bisa berusaha menerima kenyataan dengan hati yang luas
Pada akhir wawancara, Ririn memberikan pesan untuk para single mom. Dan, ternyata pertayaan ini kerap muncul dari banyak ibu tunggal yang mengikutinya di Instagram. Nggak sedikit para followers-nya bercerita mengenai perjuangan menjadi single mom dan meminta tips bagaimana tetap tangguh meski sendiri membesarkan anak mereka.
"Pesan saya untuk para single mom adalah, Mama harus bisa menerima kenyataan dengan hati yang luas dan selalu bersabar. Mama harus selalu kuat, niatnya satu untuk orang-orang yang kamu sayang. Lakukan pekerjaan kamu dari hati dan tutup telinga dengan pandangan negatif dari orang lain. Ingat, kita nggak pernah minta makan dan menyusahkan mereka. Lakukan apapun yang menurut kamu baik dari hati," ujarnya.
Banyak para pengikutnya selalu bertanya, bagaimana Ririn terlihat begitu kuat dan bahagia ketika menjalani kehidupan sebagai Mama tunggal.
Menurut Ririn, ia tak ingin memperlihatkan kalau dirinya sedang susah dan sedih pada orang-orang.
"Biarlah susah dan sedih disimpan sendiri, tebarkan kebahagiaan atau kesenangan buat orang banyak. Saya percaya, dengan menebarkan kebahagiaan itu akan kembali lagi ke kita. Orang lain akan ikut teratwa di saat kita tertawa. Orang akan ikut sedih kalau kita menangis. Tapi belum tentu, saat kita susah orang belum tentu mau juga meraskannya," tutup Ririn.
Sosok Ririn membuat kita membuka mata bahwa tak penting rasanya menilai orang lain dari status, mau single mom atau bukan, semua Mama sama, mereka hebat dengan jalannya masing-masing.
Cintai diri kamu dan keluargamu, jangan dengarkan kata orang lain yang membuat kamu jatuh.
Terima kasih Mama Ririn untuk waktu dan kesempatannya, semoga segala hal yang dibagikan dapat bermanfaat untuk banyak Mama di luar sana!
#MillennialMama of the Month Edisi Juni 2020 – Ririn Ekawati
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Reporter – FX Dimas Prasetyo, Putri Syifa Nurfadilah
Social Media - Sekar Retno Ayu
Art Designer – Astika Alivia
Photographer - Michael Andrew