Saat minum susu, apakah kamu langsung merasa mengalami permasalahan kembung dan langsung sakit perut? Bisa jadi ini tanda kamu mengalami intoleransi laktosa.
Intoleransi laktosa memiliki tanda dan gejala yang harus kita pahami. Berikut Popmama.comulas 5 tanda dan gejala intoleransi laktosa yang paling umum.
1. Sakit perut melilit dan kembung
Freepik/kroshka_nastya
Sakit perut dan kembung adalah gejala umum pada individu yang mengalami intoleransi laktosa, terlepas dari usia mereka. Ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik, zat ini mencapai usus besar, di mana mikroflora alami mulai memfermentasinya.
Hasil dari proses fermentasi ini adalah pelepasan asam lemak rantai pendek dan gas, termasuk hidrogen, metana, dan karbon dioksida. Hal ini dapat menyebabkan sakit perut dan kram, dengan rasa sakit yang umumnya terasa di sekitar pusar dan bagian bawah perut.
Sensasi kembung muncul karena peningkatan jumlah air dan gas di usus besar, yang mengakibatkan meregangnya dinding usus. Poin penting, tingkat sensitivitas individu memainkan peran utama dalam frekuensi dan keparahan gejala.
Editors' Pick
2. Diare atau BAB lebih dari 3 kali dalam sehari
freepik/benzolx
Diare terjadi ketika seseorang memiliki tiga kali atau lebih buang air besar encer dalam 24 jam. Intoleransi laktosa menyebabkan diare dengan meningkatkan volume air di usus besar, memengaruhi konsistensi tinja.
Di dalam usus besar, laktosa difermentasi oleh mikroflora, menghasilkan asam lemak dan gas. Sebagian besar asam ini biasanya diserap kembali oleh usus besar, sisa asam dan laktosa meningkatkan kandungan air dalam usus besar.
Beberapa orang dengan intoleransi laktosa mungkin sudah mengalami gejala dengan hanya mengonsumsi 3 gram laktosa. Diare bukan tanda pasti intoleransi laktosa, karena ada banyak penyebab diare lainnya.
3. Peningkatan gas atau jadi lebih sering buang angin
Freepik/benzoix
Fermentasi laktosa di usus besar dapat menyebabkan peningkatan perut kembung, dan tingkat terjadinya hal ini dapat sangat bervariasi dari orang ke orang.
Gas yang dihasilkan dari fermentasi laktosa tidak berbau. Jumlah gas yang dihasilkan dapat sangat berbeda dari orang ke orang karena perbedaan efisiensi mikroflora, serta laju reabsorpsi gas oleh usus besar.
4. Mual bahkan sampai muntah-muntah
Freepik.com/8photo
Intoleransi laktosa biasanya akan mengalami mual atau bahkan muntah pada beberapa orang, termasuk pada anak-anak.
Dalam sebuah penelitian, mual adalah gejala paling umum kedua yang terkait dengan intoleransi laktosa pada anak-anak, setelah sakit perut.
Saat laktosa berfermentasi di usus, gas dan asam lemak volatil yang dihasilkan dapat membuat perut Anda terasa mual. Gejala cenderung muncul sekitar 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi produk susu.
5. Gejala lainnya dan bedanya dengan alergi susu
dok. mIlklife
Meskipun dukungan ilmiah untuk gejala ini kurang, beberapa studi kasus telah melaporkan gejala lain, termasuk:
sembelit
sakit kepala
kelelahan
hilangnya konsentrasi
nyeri otot dan sendi
sariawan
masalah buang air kecil
eksim
Namun, gejala-gejala ini belum dipastikan sebagai gejala intoleransi laktosa yang sebenarnya dan mungkin disebabkan oleh hal lain. Selain itu, beberapa orang dengan alergi susu mungkin secara keliru mengaitkan gejalanya dengan intoleransi laktosa.
Alergi susu sapi umum terjadi pada bayi, menyerang 2% hingga 3% bayi kecil. Pada sekitar 90% kasus, alergi ini hilang pada saat anak berusia 6 tahun.
Meskipun alergi susu sapi lebih sering terjadi pada anak kecil dibandingkan orang dewasa, hal sebaliknya terjadi pada intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa dianggap jarang terjadi pada anak di bawah 5 tahun.
Alergi susu dan intoleransi laktosa kasus kesehatannya berbeda ya, meskipun keduanya dapat memiliki gejala yang sama seperti sakit perut, diare, dan muntah.
Gejala alergi susu lainnya dapat mencakup:
gatal
menggigil
sesak napas
darah dalam tinja
sakit perut
bengkak di dalam atau di sekitar mulut atau tenggorokan anafilaksis, yang merupakan keadaan darurat medis
Berbeda dengan intoleransi laktosa, alergi susu dapat mengancam nyawa, sehingga penting untuk mendapatkan diagnosis gejala yang akurat, terutama pada anak-anak.
dr. Farhan menambahkan, mengonsumsi susu secara rutin sangat penting untuk kesehatan tubuh, terlebih jika didukung dengan pola makan dan pola hidup sehat.
“Mengonsumsi susu itu penting, karena susu kaya akan vitamin, mineral, protein, hingga kalsium dan beberapa manfaat lain yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh terutama bagi tulang dan gigi. Untuk pola minum susu dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu, selama konsumsi susu tersebut dibarengi dengan gizi seimbang lain yang kita dapatkan dari makanan,” paparnya.
Nah, sebagai alternatif untuk tetap bisa menikmati susu meskipun kamu memiliki intolerasi laktosa, kamu bisa memilih produk susu yang sudah tersedia di pasaran.
Head of Commercial PT Global Dairi Alami selaku produsen MilkLife, Soegiono mengatakan, MilkLife Lactose Free Choco Hazelnut merupakan jawaban untuk para penikmat susu bernutrisi bebas laktosa dengan rasa yang enak. Varian free lactose (bebas laktosa) yang diformulasikan melalui proses enzimatis, sehingga aman dikonsumsi bagi mereka yang alergi laktosa serta memberikan rasa nyaman di perut.
“Kami pastikan bahwa seluruh varian MilkLife Lactose Free aman untuk lactose intolerant, rendah kolesterol, dan mengandung protein. Kami berharap varian baru ini dapat dinikmati oleh seluruh The Milk People agar bersama-sama bisa merasakan kesegaran susu,” pungkas Soegiono.
Demikian informasi mengenai pengertian hingga gejala dari intoleransi laktosa. Jika kamu mengalami gejala di atas, sebaiknya tetap melakukan pemeriksaan ke dokter sebelum melakukan self diagnose untuk mendapatkan penanganan yang terbaik.
Jika sudah dipastikan mengalami permasalahan kesehatan ini, sebaiknya lebih bijak dalam memilih asupan yang memicu intoleransi laktosa agar tidak kambuh dan mengganggu aktivitas kamu ya.