Ini Perbedaan Susu Cair yang Tersedia di Pasaran Meski Terlihat Sama
Ada 3 jenis susu cair yang ada di pasaran, agar tepat mengonsumsinya cek yuk bedanya!
13 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Susu merupakan sumber protein dengan nutrisi lengkap. Dalam keseharian susu menjadi protein hewani yang kebutuhannya bisa disesuaikan dengan usia dan berat badan.
Ditemui dalam acara kampanye “Ngobrolin Pilihan Susu (Ngopi Susu)” yang Greenfields Indonesia di Kenangan Heritage, Senayan City, dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Siloam TB Simatupang pada Jumat (7/7/2023) mengatakan susu sebagai pelengkap nutrisi harian karena rata-rat orang Indonesia yang dipilih kebanyakan adalah karbohidrat.
"Misalnya, satu kali makan, sudah makan nasi masih ditambah kentang, Lalu, proteinnya mana? Bisa dari susu," tambahnya.
Saat acara Ngopi Susu, mendapatkan berbagai informasi menarik yang sayang sekali hanya disimpan.
Mama juga perlu tahu agar bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga. Cek informasi selengkapnya di Popmama.com mengenai susu berikut ini.
Editors' Pick
Jangan Terkecoh, Cek Komposisi Susu Cair
Masih ada masyarakat yang masih terkecoh ketika membeli susu. "Susu yang ada di pasaran banyak. Jadi kita harus cek produk dari susu tersebut apakah bahan dasarnya benar-benar murni dari sapi. Susu murni bukan susu yang ditambahin gula. Jadi lihat komposisinya pun harus lebih banyak susunya dibanding kandungan lain. Ingat ya, susu murni mengandung berbagai komponen bioaktif," kata dr. Chris.
Fiona Anjani Foebe, Chief Marketing Office Greenfields Indonesia menjelaskan, “Kami memahami banyak masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti bahwa beda pilihan susu, maka beda pula nutrisinya. Greenfields Indonesia menginisiasi kampanye #StartFresh untuk mengajak konsumen lebih bijak memilih susu dan perlahan beralih ke susu cair, khususnya fresh milk pasteurisasi yang hanya mengandung 100% fresh milk murni," katanya.
Fiona mengatakan susu segar memiliki nutrisi alami yang lebih berkualitas karena hanya melalui proses pasteurisasi atau pemanasan suhu rendah dan singkat untuk membunuh mikroba merugikan, tanpa mengubah atau merusak nutrisi alami susu.
Fiona menambahkan kampanye ini juga hadir karena kontribusi susu cair di Indonesia yang masih kecil, yaitu 33%. Namun good news-nya, tren konsumsi susu cair bertumbuh hingga 22,7% dalam setahun seiring menguatnya kesadaran untuk hidup lebih sehat.
Tampak Serupa Tapi Susu Cair Ada Beragam Macam
Nah, siapa yang baru tahu meski cair, susu di pasara hadir beragam macam. Meski tampak serupa, susu cair memiliki perbedaan yang sangat signifikan satu sama lain.
Berdasarkan teknik pengolahannya, susu cair dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Susu segar (fresh milk) pasteurisasi: hanya melewati pemanasan pada suhu rendah (70-125°C) dengan singkat (5 detik) sehingga tidak banyak mengubah sifat fisik dan susu lebih mudah diserap tubuh.
Harus diingat, susu hanya dapat disimpan ≤ 40 hari di suhu dingin. Jadi jangan terlalu didiamkan berhari-hari apalagi kalau sudah dibuka ya. Maksimal hanya 7 hari saja di kulkas jika susu sudah dibuka.
Itu sebabnya, kamu akan menemukan susu segar ini di dalam chiller di supermarket karena susu ini harus selalu dingin hingga tangan konsumen.
2. Susu ultra high temperature (UHT): dipanaskan pada suhu cukup tinggi (131-145°C) dalam 10-40 detik untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme berlebih. Kandungan nutrisinya lebih rendah dibandingkan fresh milk pasteurisasi namun umur simpannya lebih lama (9-10 bulan). Saat sudah dibuka, tetap susu ini hanya bertahan kesehatannya 5-7 hari saja, jika sudah berbau dan rasanya sudah tak layak konsumsi jangan diminum ya, nanti kamu bisa sakit perut.
3. Susu steril: disterilisasi dengan pemanasan suhu tinggi (>145°C) yang sangat lama, hingga bisa mencapai 40 menit sehingga tidak hanya membunuh mikroorganisme tetapi juga menyebabkan reaksi kimiawi yang merusak sejumlah gizi alami susu serta perubahan rasa dan tekstur.
Meski demikian, susu steril memiliki daya simpan paling lama, mencapai 12 bulan