Parosmia, Gejala Baru pada Covid-19 yang Sebabkan Ganguan Penciuman

Tetap waspada untuk keluarga kita ya Mama!

9 Februari 2021

Parosmia, Gejala Baru Covid-19 Sebabkan Ganguan Penciuman
Unsplash/srosinger3997

Virus Covid-19 yang sedang berada di bumi ini, terus menerus melakukan perubahan dalam gejala-gejalanya.

Diawali dengan gejala seperti sakit tenggorokan, bersin, batuk, hingga ruam. Sekarang ditemukan gejala baru dalam Covid-19 yaitu parosmia.

Parosmia menjadi salah satu gejala dalam Covid-19 setelah ditemukan dalam beberapa kasus penderita. Saat ini parosmia banyak ditemuakn pada penderita Covid-19 yang tak kunjung sembuh (lebih dari 12 minggu). 

Tidak hanya dirasakan oleh penderita saja, parosmia juga dirasakan oleh penderita yang sudah sembuh dari Covid-19. Yuk kita mengenal parosmia bareng Popmama.com:

Editors' Pick

1. Ganguan penciuman akibat kerusakan pada saraf pendeteksi bau

1. Ganguan penciuman akibat kerusakan saraf pendeteksi bau
Unsplash/marina_mv08

Parosmia adalah sebuah gangguan yang terjadi dalam saraf penciuman yang membuat pasien atau penderita merasakan aroma yang tidak sesuai dengan sesungguhnya. Contoh dari parosmia adalah saat kita mencium bau yang seharusnya gurih tercium menjadi bau asam atau busuk. 

Gangguan parosmia ini terjadi karena adanya kerusakan pada neuron di dalam otak yang bekerja sebagai pendeteksi bau di dalam hidung. Kondisi normalnya, saraf ini akan bertugas memberitahu otak untuk mengerti suatu bau tersebut.

Selain itu ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan dan terjadinya parosmia, seperti: cedera kepala, merokok, penyakit alzheimer dan parkinson, tumor atau salah satu efek samping dari pengobatan kanker.

2. Perlu adanya pemeriksaan lanjut oleh spesialis THT

2. Perlu ada pemeriksaan lanjut oleh spesialis THT
Unsplash/jadhav24omkar

Untuk memeriksakan secara pasti apakah ini parosmia, penderita dapat melakukan pengecekan kepada dokter spesialis THT.

Nanti akan dilakukan beberapa tes seperti tes mencium aroma dari suatu zat dan diminta menjelaskannya.

Selain itu dokter juga akan mengecek histori kesehatan seperti riwayat kanker, kondisi neurologis dalam keluarga, konsumsi obat-obatan hingga cara hidup kita sehari-hari.

Selain itu dokter juga dapat merujuk kita untuk melakukan tes-tes lainnya seperti MRI, rontgen sinus. 

3. Vitamin dapat menjadi cara mengatasi

3. Vitamin dapat menjadi cara mengatasi
Unsplash/adamsky1973

Kondisi ini bukan kondisi permanen, seiring dengan berjalannya waktu neuron pada pendeteksi bau akan kembali normal.

Parosmia yang disebabkan oleh virus dapat kembali normal tanpa pengobatan, tetapi dibutuhkan 2-3 tahun dalam pemulihannya. Jika diperlukan pembedahan dapat dilakukan. Selain itu penderita dapat mengkonsumsi vitamin A, zinc dan antibiotik. 

Tidak perlu takut Mama. Tetap patuhi protokol kesehatan dan asupan gizi yang cukup ya. Ketika mengalami gejala seperti di atas dapat segera datang ke dokter atau ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan secepatnya.

Baca juga:

The Latest