Apa itu Neovagina? ‘Vagina Buatan’ Dokter Lewat Operasi

Sedang trending di Indonesia, Neovagina ini lebih dikenal untuk operasi mengubah kelamin

7 Maret 2023

Apa itu Neovagina ‘Vagina Buatan’ Dokter Lewat Operasi
Pexels/Cliff Booth

Istilah Neovagina menjadi hal baru yang disorot oleh masyarakat terutama netizen Indonesia. Apa itu Neovagina? Istilah ini berkembang di Indonesia setelah banyak pernyataan para transgender luar negeri mengenai neovagina ini.

Secara singkat Neovagina adalah rekonstruksi vagina lewat prosedur operasi. Bisa dibilang neovagina adalah vagina buatan oleh dokter.

Neovagina biasanya dilakukan oleh perempuan dengan kondisi MRKH (Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser), yakni sindrom yang menyebabkan sebagian organ reproduksi perempuan tidak berkembang atau tidak ada sejak lahir.

Berikut Popmama.com rangkum mengenal apa itu Neovagina yang kini sedang ramai diperbincangkan.

1. Pengertian Neovagina yang baru dikenal masyarakat Indonesia

1. Pengertian Neovagina baru dikenal masyarakat Indonesia
Pexels/Deon Black

Pengertian Neovagina sudah disebut sebelumnya. Secara pengertian, Neovagina adalah pembuatan atau rekonstruksi vagina oleh dokter dan tim medis lewat operasi bedah, prosedurnya disebut vaginoplasty.

Neovagina biasanya dilakukan oleh individu dengan sindrom MRKH (Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser). Sindrom ini merupakan kondisi sebagian organ reproduksi perempuan, seperti uterus dan miss V tidak berkembang atau bahkan tidak ada sejak lahir.

Selain itu, orang dengan interseks juga bisa melakukan tindakan Neovagina ini. Sebagai informasi, interseks adalah orang yang lahir dengan variasi karakteristik seks seperti kromosom, kelenjar kelamin, hormon, atau organ genitalia yang tidak padan dengan definisi umum mengenai laki-laki atau perempuan.

Neovagina di beberapa negara digunakan untuk operasi mengubah kelamin bagi transgender.

2. Bagaimana proses neovagina dilakukan?

2. Bagaimana proses neovagina dilakukan
Freepik/wavebreakmedia_micro

Dikutip dari situs Pratisandhi dijelaskan bahwa neovagina dilakukan menggunakan jaringan tubuh lain, paling sering digunakan usus besar.

Sebenarnya praktek Neovagina sudah ada selama hampir satu abad dan terus berkembang.

Prosedur pertama yang tercatat terjadi pada tahun 1931 di Jerman dan hingga hari ini sudah ribuan operasi itu dilakukan setiap tahun.

3. Meski bentuknya sama, Neovagina perlu perawatan lebih

3. Meski bentuk sama, Neovagina perlu perawatan lebih
Freepik/Doucefleur

Meski disebut vagina, ada perbedaan antara Neovagina dan vagina alami pada perempuan. Meskipun Neovagina ini juga dilakukan pada pasien perempuan, tetap ada beberapa perawatan yang harus dilakukan.

Meski secara bentuk mungkin bisa disamakan, tetapi vagina asli dari lahir dengan Neovagina tentu berbeda secara anatomi. Berikut adalah beberapa perawatan dan perbedaan vagina asli dengan Neovagina.

Editors' Pick

4. Neovagina perlu pelumasan saat berhubungan seks

4. Neovagina perlu pelumasan saat berhubungan seks
Freepik

Karena Neovagina adalah vagina rekonstruksi sehingga tidak dapat memproduksi pelumas secara alami selama aktivitas seksual.

Hal ini yang paling membedakan dengan vagina asli. Sehingga orang dengan Neovagina mungkin memerlukan pelumasan tambahan selama hubungan seksual penetrasi.

5. Tidak ada bakteri alami, Neovagina perlu douching

5. Tidak ada bakteri alami, Neovagina perlu douching
self.com

Beberapa Neovagina mungkin memerlukan douching sesekali karena tidak adanya bakteri yang biasa ditemukan pada vagina asli. Namun, hal itu juga tergantung pada jenis cangkok kulit yang digunakan untuk membentuk lapisannya selama vaginoplasty.

Douching adalah cara mencuci vagina dengan menyemprotkan larutan khusus ke dalam saluran vagina. Oleh karenanya bagi perempuan tidak dianjurkan sering douching untuk membersihkan vagina.

Risiko douching jika sering dilakukan dapat menyebabkan infeksi organ intim, tapi juga bisa berujung pada komplikasi yang serius bila infeksi tersebut tidak segera diobati. Salah satu komplikasinya adalah kehamilan ektopik, yaitu janin tumbuh di luar rahim.

6. Kunjungan rutin ke dokter sangat perlu

6. Kunjungan rutin ke dokter sangat perlu
Freepik/lifeforstock

Meski dilakukan dengan tindakan medis yang aman di bawah pengawasan dokter, vaginoplasty tetap memiliki risiko infeksi.

Pemilik Neovagina harus menindaklanjuti kepada dokter mereka untuk pemeriksaan vulva, daerah perianal, dan Neovagina secara rutin.

7. Melakukan tes untuk mendeteksi infeksi dan kemungkin menular seksual

7. Melakukan tes mendeteksi infeksi kemungkin menular seksual
Freepik/Kuprevich

Sama seperti vagina alami, pemilik Neovagina juga disarankan untuk melakukan tes STD (sexually transmitted). Fungsi tes STD adalah untuk mendeteksi infeksi atau masalah terkait penyakit menular seksual.

Tes STD dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti dengan pengambilan sampel urine dan darah hingga dilakukannya swab genital.

Metode yang digunakan akan disesuaikan dengan masalah penyakit menular seksual.

8. Mengecek bau dan rambut kemaluan secara rutin

8. Mengecek bau rambut kemaluan secara rutin
Freepik/ stefamerpik

Sama seperti vagina alami, pemilik Neovagina disarankan mengecek kondisi Neovagina secara berkala dan rutin. Cek vagina, queef, rambut kemaluan untuk dirawat.

Mungkin Neovagina juga akan mengalami hiperpigmentasi.

Di mana hal itu umum dan hampir sama terhadap setiap jenis vagina. Untuk segala keluhan dan kemungkinan tanda komplikasi harap segera memeriksakan diri ke dokter.

9. Temuan risiko Neovagina pasca tindakan operasi setelah bertahun-tahun

9. Temuan risiko Neovagina pasca tindakan operasi setelah bertahun-tahun
Freepik/pikisuperstar

Mengutip jurnal BioMed Central (BMC) dari BMC Women's Health dengan judul "A Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser patient with leiomyoma and dysplasia of neovagina: a case report" (Seorang pasien Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser dengan Leiomioma dan Displasia Neovagina: laporan kasus).

Dalam laporan itu menjelaskan bagaimana kasus langka dari pasien MRKH dengan dua kondisi ginekologi yang terdeteksi selama tindak lanjut ginekologi jangka panjang. Pada usia 21 tahun, pasien dirawat karena displasia neovaginal terkait HPV. Lalu 20 tahun kemudian, tepatnya usia 47 tahun, ia mengalami leiomioma panggul terdeteksi dengan ultrasonografi transvaginal dan dikonfirmasi dengan pencitraan resonansi magnetik.

Dari penelitian itu menyimpulkan,  kesehatan ginekologi jangka panjang pasien MRKH terbatas. Karena dalam jurnal tersebut menampilkan seorang pasien MRKH selama masa tindak lanjut 30 tahun, mengembangkan dua kondisi ginekologis yakni Displasia Neovagina dan Leiomioma panggul jinak.

Ini menjadi indikasi bahwa pasien Neovagina kemungkinan bisa mengembangkan komplikasi dari tindakan operasi tersebut.

Kasus yang disajikan dalam jurnal menyoroti perlunya tindak lanjut ginekologi pasien MRKH termasuk pencitraan panggul, Pap smear, dan pengujian infeksi HPV.

Itulah tadi informasi mengenai apa itu Neovagina yang kini sedang trend di Indonesia. Meski dikenal sebagai operasi rekonstruksi kelamin bagi para transgender, Neovagina bisa membantu perempuan dengan sindrom MRKH. 

Baca juga:

The Latest