Apa saja gejala anemia yang bisa dikenali? Menurut dr. Linda Lestari, Sp.OG selaku Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan menyebut ada beberapa yang bisa dikenali. Awalnya mungkin akan seperti gejala kelelahan biasa tetapi terjadi terus menerus.
Jangan sampai berlarut-larut, apalagi jika terjadi bertahun-tahun atau sejak remaja. Karena pengaruhnya bisa berbahaya terutama saat perempuan tersebut hamil kelak.
"Tubuh bisa mengalami kondisi anemia akibat kekurangan zat besi, suplai oksigen pada tubuh mengalami penurunan, khususnya pada saat menstruasi, sehingga muncul gejala seperti lelah, pusing kunang-kunang, dan wajah pucat yang dapat mengganggu produktivitas," jelasnya pada peluncuran terbaru kampanye Sangobion #UbahCerita di Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2024).
Lantas bagaimana cara mengatasinya? Bisakah laki-laki remaja dan dewasa juga memiliki risiko anemia?
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai gejala anemia bisa tidak terasa, semua orang punya risiko.
1. Risiko anemia mengintai banyak orang dan remaja
Pexels/Karolina Kaboompics
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mencatat prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 15,5%. Data ini menunjukkan tidak hanya perempuan saja yang memiliki risiko anemia, melainkan juga laki-laki. Namun, perempuan memiliki risiko mengalami anemia lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini karena selama menstruasi tingkat hemoglobin (Hb) pada perempuan mengalami penurunan sebanyak 9,2%.
Data dari WHO tahun 2008 juga menyatakan setidaknya ada satu dari tiga orang dewasa yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi. Risikonya yakni disebabkan karena pola hidup yang kurang baik sehingga mengakibatkan kurangnya asupan zat besi pada tubuh.
Editors' Pick
2. Gejala anemia yang kerap diremehkan, awas!
Popmama.com/Putri Syifa N
Maithreyi Jagannathan, General Manager Personal Health Care P&G Indonesia menyampaikan gejala anemia seperti rasa lelah, pusing kunang-kunang hingga wajah pucat yang perempuan alami ketika menstruasi sering kali dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal, kondisi tersebut dapat terjadi karena kekurangan darah.
Oleh karena itu melalui #UbahCerita, agar remaja perempuan dan perempuan dewasa mereka telah mencukupi kebutuhan zat besi hariannya, sehingga mereka dapat tetap beraktivitas dan berkarya secara optimal tanpa gejala anemia, terutama saat menstruasi.
"Kami harap, edukasi ini dapat memberikan pemahaman kepada perempuan Indonesia mengenai gejala anemia hingga solusi penanganan yang tepat," tuturnya.
3. Pentingnya mengonsumsi zat besi cukup setiap hari
Freepik/topntp26
Dokter Linda menegarkan setiap orang sangat penting untuk bisa mencukupi kebutuhan zat besi harian masing-masing. Tentunya untuk remaja, orang dewasa dan ibu hamil berbeda-beda.
"Bisa mencoba dengan asupan dari natural dulu (makanan), makan makanan dengan zat besi seperti daging dan sayur. Mulai hidup sehat dulu, rajin berolahraga. Minum suplemen juga. Olahraga rutin," jelasnya.
Selain itu, tips selanjutnya agar penyerapan zat besi bisa maksimal bisa, dilengkapi vitamin C. Dokter Linda menjelaskan misalnya makan protein dengan minum air jeruk tanpa gula.
Pesan dr. Linda juga mengenai cara mengonsumsi suplemen zat besi. Jangan sampai mengonsumsi suplemen dengan kopi atau teh karena penyerapannya akan terhambat.
4. Minum suplemen zat besi dan tambah darah sejak remaja
Popmama.com/Putri Syifa N
Saat ini pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan intervensi soal pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil.
Misalnya tablet tambah darah pada ibu hamil yang wajib dikonsumsi satu kali dalam sehari. Ibu hamil yang memiliki penyakit anemia tidak hanya diberikan tablet tambah darah (TTD) tapi juga dilakukan terapi untuk menanggulangi anemia.
Sementara untuk remaja, TTD sasarannya adalah seluruh remaja putri usia 12-18 tahun. Tablet zat besi yang sudah didistribusikan oleh Puskesmas ke sekolah akan diberikan ke remaja putri di sekolah tersebut dan mengkonsumsinya dihadapan guru atau wali kelas masing-masing.
Dosis yang diberikan adalah setiap orang mendapat 1 tablet per minggu selama setahun dan dipantau setiap sebulan sekali oleh Petugas Puskesmas.
"Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Sangobion lewat kampanye #UbahCerita. Pesan kampanye yang dibawa juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberikan edukasi mengenai pentingnya memastikan asupan zat besi yang cukup dengan mengonsumsi TTD, terutama para remaja putri dan perempuan produktif," tutur Weni Kusumaningrum, Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Kemenkes.
5. Amel Carla dulu pernah anggap remeh gejala anemia
Popmama.com/Putri Syifa N
Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari anemia juga disampaikan oleh Amel Carla, aktris dan content creator. Amel membagikan ceritanya yang kini rutin mengonsumi TTD untuk mencegah terkena anemia.
“Awalnya aku menganggap enteng gejala seperti mudah lelah dan pusing saat menstruasi. Namun, kondisi tersebut ternyata berpotensi menyebabkan anemia. Sekarang, aku sudah rutin minum suplemen zat besi dengan multivitamin dan mineral Sangobion. Aku berharap, kampanye #UbahCerita memberikan manfaat kepada perempuan Indonesia untuk lebih menaruh perhatian ke pola hidup sehat dan pentingnya menjaga asupan zat besi,” ujarnya.
Sebagai informasi, Sangobion sudah tersertifikasi halal, terus berinovasi dengan suplemen zat besi yang dilengkapi multivitamin dan mineral. Studi klinis SANOIN membuktikan bahwa suplemen ini dapat meningkatkan kadar Hemoglobin dalam 14 hari dan memulihkan gejala anemia dalam 30 hari.
Itulah tadi informasi mengenai gejala anemia bisa tidak terasa, semua orang punya risiko. Yuk, mulai perhatikan mengenai kecukupan zat besi harian tubuh ya!