Heboh Klaster Sekolah, Ini Rekomendasi PTM Aman dari IDAI
Tracing untuk anak positif Covid-19 harus baik agar tidak menyebabkan klaster sekolah
27 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dimulainya percobaan pembelajaran tatap muka (PTM) di berbagai sekolah justru menimbulkan kekhawatiran baru. Beberapa waktu lalu beredar data terciptanya klaster sekolah di mana ribuan murid dan guru positif Covid-19 setelah melakukan PTM.
Kekhawatiran itu muncul karena laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang menyebutkan 2,8 persen satuan pendidikan atau 1.296 sekolah terkait dengan penularan Covid-19.
Kemendikbud Ristek mengklarifikasi hal itu pada Sabtu (25/9/2021). Misalnya, data 2.8 persen itu sejak Juli 2020 dan bukannya sebulan terakhir sejak PTM dimulai.
Kemudian, angka 2,8 persen itu bukanlah klaster. Melainkan data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular Covid-19. Sementara, 97 persen sisanya tidak memiliki warga sekolah yang pernah tertular Covid-19.
Kemendikbud Ristek meluruskan isu yang beredar mengenai 15.000 siswa dan 7.000 guru positif Covid-19 akibat pelaksanaan PTM Terbatas. Pemerintah mengatakan data tersebut berasal dari laporan yang disampaikan oleh 46.500 satuan pendidikan yang belum diverifikasi, sehingga masih ditemukan kesalahan.
Meski begitu, bagi orangtua isu ini tentu membuat mereka khawatir melepas anak ke sekolah untuk PTM. Meskipun penularannya belum tentu dari lingkungan sekolah, tapi kemungkinan anak terpapar selama perjalanan ke dan pulang dari sekolah sangat mungkin terjadi.
"Kita mendukung PTM, tapi tentu kita meminta sekolah tatap muka yang aman dan sehat. katan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan sayaratnya," tutur Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dalam konferensi pers media, Minggu (25/9/2021).
Berikut Popmama.com rangkum rekomendasi IDAI agar PTM aman dan menjamin kesehatan anak.
1. Anak yang mengikuti PTM hanya yang sudah divaksinasi
Prof. Aman menyebut soal urusan PTM protokol kesehatan tidak boleh asal didiskon. Bahkan kalau bisa sangat ketat, karena untuk menjamin kesehatan anak-anak selama di sekolah.
Misalnya, anak yang boleh mengikuti PTM harus yang sudah divaksin. Tidak hanya sang Anak, tapi juga keluarga anak, guru dan pegawai sekolah harus sudah diimunisasi.
"Kita mulai uji coba yang sudah di imunisasi (vaksinasi) dan positifity rate (di daerah) harus di bawah 8 persen. Dan seluruh keluarga (anak) dan seluruh pegawai (sekolah) juga harus sudah di vaksinasi," tuturnya.
Editors' Pick
2. Tidak boleh membuka masker dan makan-minum di sekolah
Selanjutnya, pihak sekolah tidak memperbolehkan siswa membuka masker sama sekali di area sekolah. Oleh karenanya, tidak boleh makan dan minum saat PTM berlangsung di sekolah.
Orangtua dan guru juga harus mempertimbangkan kemungkinan risiko penularan di jalan. Dengan mengetahui ransportasi yang digunakan anak dari dan ke sekolah.
"Awal-awal dibuka tidak boleh membuka masker di sekolah. Tidak boleh makan dan minum. Jadi coba dulu 2-3 jam (belajar). Kita tahu transportasi mereka dari dan ke rumah," jelas dokter Aman.
3. Memastikan sirkulasi udara lancar di kelas
Lalu, dokter Aman juga mengingatkan agar seluruh pihak menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Baik dari keluarga di rumah ataupun guru dan pegawai di sekolah.
"Dan juga bagaimana prokesnya harus ketat, sirkulasi udara harus bagus. Jumlah muridnya juga selalu kita lihat (pantau)," tuturnya.4. Mitigasi pada anak positif Covid-19 harus jelas, testing dan tracing harus diterapkan dengan baik
4. Mitigasi pada anak positif Covid-19 harus jelas, tracing harus diterapkan dengan baik
Prof. Aman juga menuturkan kalau ada laporan yang masuk ke IDAI soal kasus positif Covid-19 di sekolah. Kejadiannya itu berdasarkan dari hal-hal yang sudah ia sebutkan di atas.
Dimulai dengan anak yang tidak divaksin tapi mengikuti PTM, ada daerah yang positivity rate 8 persen dengan PCR tapi diikutsertaan PTM. Serta, anak yang membuka masker di sekolah.
"Kita harus mengawal yang mencoba PTM ini. Berapa lama kita harus seperti ini? Hampir 60 persen keluarga Indonesia menjawab sepertinya akan hidup selamanya dengan pandemi ini. Jadi berarti kita harus siap mengawal mereka untuk PTM yang aman," tutur Prof. Aman.
Penutupan sekolah setelah ada anak positif Covid-19 mungkin bisa jadi salah satu caranya. Namun, hal itu juga harus dilengkapi dengan skema tracing yang sesuai baik.
"Kita tidak melihat mitigasi ketika ada anak positif Covid-19, langsung tutup? Tapi tracing-nya bagaimana?," tutur Prof. Aman.
Itulah tadi informasi mengenai rekomendasi IDAI untuk PTM aman untuk anak. Semoga percobaan PTM ini bisa berjalan baik dan anak-anak kita juga selalu sehat selama mengikuti PTM.
Jangan lupa vaksin dan selalu menjaga prokes ketat ya!
Baca juga:
- Waspada Long Covid pada Anak Selama Sekolah Tatap Muka
- Amerika Serikat Alami Lonjakan Covid-19 Pasca Sekolah Tatap Muka
- Harus Disiplin! Tidak Boleh Ada yang Pakai Masker di Dagu saat PTM