7 Cara Atur Keuangan di Masa #NewNormal Sesuai Syariah
Ikuti tips ini ya, Ma!
29 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak hal yang perlu disesuaikan karena datangnya pandemi Covid-19, tapi yang paling krusial adalah masalah keuangan. Mungkin Mama dan Papa di rumah saat ini bingung karena beberapa masalah yang datang mulai dari usaha yang tiba-tiba sepi, kehilangan pekerjaan hingga terkena sakit.
Hal tersebut tentunya akan mengganggu kesehatan kondisi keuangan Mama dan keluarga. Di sini mungkin kita baru sadar bagaimana pentingnya punya simpanan dan dana darurat.
Lantas kalau hal ini sudah terjadi dan kita tidak punya dana darurat, harus bagaimana?
Nah, melalui Muslimah Creative Stream Fest Vol.2 yang diselenggarakan oleh Scarf Media membagikan bagaimana cara atur keuangan yang baik di masa #NewNormal. Berikut Popmama.com bagikan informasinya!
1. Tentukan prioritas pengeluaran di keluarga
Persoalan tentang keuangan keluarga memang tak ada habisnya. Hal tersebut pun diungkapkan oleh Putri Madarina selaku CEO Halalvestor dalam Creative Stream Fest Vol. 2 pada Sabtu (27/6/2020) lalu. Mungkin saat ini banyak keluarga yang kaget karena pandemi yang tiba-tiba datang dan butuh banyak penyesuaian untuk keuangan.
Putri membagikan tips mengatur keuangan di tengah pandemi sesuai syariah.
“Kalau keuangan kita itu bisa kita bagi dari prioritas. Kebutuhan sehari-hari ter-cover atau nggak? Misalnya belanja (kebutuhan pokok), bayar listrik, itu paling inti. Kemudian kalau sudah ter-cover bisa meluas lagi, misalnya bayar anak sekolah. Sebenarnya itu termasuk inti tapi masih bisa dikurangi,” jelasnya.
Lalu, ia juga membahas soal utang dan cicilan. Perencana keuangan tersertifikasi dari tahun 2012 ini menjelaskan bahwa posisi utang sebenarnya bukan masuk yang utama dari konsumsi. Namun, ketika sudah punya maka itu harus masuk prioritas.
“Nah, kalau sudah punya kita harus membayar, itu masuk prioritas,” jelas Putri.
Bagaimana ketika kebutuhan sehari-hari dan utang jika sudah tidak bisa dibayar?
“Berarti sudah harus berpikir. Adakah aset yang bisa diutilasi. Kalau misalnya nggak, berarti harus merelakan beberapa cicilan alias cut. Karena itu membebani kita. Karena kalau ada cicilan kebutuhan pokoknya bisa tidak ter-cover,” tambahnya.
Utilisasi aset adalah ukuran seberapa intensif suatu aset digunakan untuk memenuhi tujuan keuangan Mama. Misalnya Mama memiliki emas dalam bentuk perhiasan yang bisa dijual untuk dicairkan dalam bentuk uang tunai/cash.
2. Apa itu dana darurat?
Ketika sudah menentukan skala prioritas dalam pengeluaran hal yang tak kalah penting adalah mempunyai dana darurat. Dana darurat adalah dana simpanan khusus untuk digunakan hanya ketika kondisi tertentu atau mendesak saja. Seperti misalnya sakit tiba-tiba.
“Dana darurat itu penting,” tegas Putri.
“Biasanya kita ngomongin dana darurat kalau kondisinya normal. Ada beberapa yang sudah punya tapi terpakai dan ada yang belum. Kalau sekarang, bagaimana caranya punya dana darurat padahal sekarang lagi struggle,” tambahnya.
Ia menjelaskan, saat masa seperti ini maka penuhi terlebih dahulu saja kebutuhan dan utang yang harus dibayar.
“Nah, kalau selesai (kebutuhan dan) cicilan baru bisa mencicil dana darurat,” tutur Putri.
Editors' Pick
3. Berapa besaran dana darurat yang harus dikumpulkan?
Putri menegaskan kalau besaran dana darurat setiap orang bisa berbeda. Selain itu, dana darurat juga dilihat berdasarkan jumlah pengeluaran. Putri pun membagikan rumus berapa jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan setiap orang atau keluarga.
“Dilihat dari pengeluarannya. Misal, kebutuhan pokok itu bisa di-cover berapa lama kalau kita nggak punya pendapatan,” ujarnya.
Rumus dana darurat dari Putri Madarina selaku CEO Halalvestor:
- Single/ lajang 3x pengeluaran setiap bulan
- Menikah dan belum mempunyai anak 6x pengeluaran per bulan
- Menikah dan sudah mempunyai satu anak 9x pengeluaran per bulan
- Menikah dan sudah memiliki lebih dari satu anak 12x pengeluaran per bulan
“Memang dana darurat itu nggak harus tiba-tiba punya, tentu itu memberatkan. Kita coba built pelan-pelan makanya,” jelas Putri.
4. Jangan tergoda menggunakan dana darurat!
Tak hanya mengumpulkan dana darurat yang penting, tapi juga menjaga agar dana darurat tersebut tetap untuk tujuan yang sangat mendesak. Oleh karenanya, agar tidak salah dalam menggunakan dana darurat Mama dan Papa bisa menempatkannya dalam berbagai bentuk aset, tidak hanya tunai saja.
“Bisa kita simpan dalam beberapa bentuk aset, pertama cash. Bisa juga di deposito syairah, reksa dana pasar uang syariah dan emas. Itu bisa dibagi-bagi. Biar tidak tergoda misalnya, untuk belanja, Jadi bisa disimpan di aset yang perlu beberapa hari mendapatkan atau mencairkan itu,” tutur Putri.
Perencana keuangan ini juga mewanti-wanti agar tidak menyimpan dana darurat dalam bentuk saham.
“Dana darurat jangan disimpan di saham,” tambahnya.
5. Terapkan ‘new mindset’ dan ‘new habit’
Semenjak kenormalan baru berlaku, banyak kebiasaan yang berubah. Salah satunya adalah kebiasaan jalan-jalan keluar rumah dan makan di restoran.
Putri juga mengungkapkan, selain habit atau kebiasaan kita berubah, mindset atau pemikiran kita juga perlu diubah.
“Kita punya standar baru yang akan diterapkan,” tuturnya.
6. Lifestyle apa yang harus diubah di masa #NewNormal?
Meski istilahnya harus bijak dan hemat atur keuangan selama pandemi, Putri juga mengingatkan agar tidak lupa untuk sedikit bersenang-senang. Ia menyebutnya sebagai penyeimbang agar tidak terlalu tertekan harus mengikuti aturan keuangan yang ketat.
“Selain habit kita juga harus menyeimbangkan (lifestyle). Boleh kok sekali-kali kita pergi dan liburan. Tapi jangan liburan terus juga, jadi nggak punya tabungan. Untuk masalah kapan? Ya, itu akhirnya kita sendiri yang tahu. Makanya review (keuangan) berkala itu penting,” tutur Putri.
Mungkin selama pandemi, beberapa orang ada yang makin hemat. Namun, tak jarang juga yang justru semakin boros lho. Nah, Putri Madarina menjawab hal ini!
Selama pandemi kenapa jadi lebih boros?
“Misal dulu kita ada uang transportasi dan sekarang di rumah aja, maka kita punya tambahan dana selama di rumah. Perlu diingat nilainya jangan lebih dari uang transportasi tersebut. Malah kalau bisa harus kurang dari itu,” ujarnya.
7. Produk investasi yang tepat di saat pandemi
Apa Mama atau Papa memiliki ‘uang dingin’ alias uang yang tidak terpakai dalam 2-3 tahun ke depan? Menurut Putri, uang tersebut bisa diinvestasikan di saham. Putri juga mengimbau agar tidak perlu khawatir dengan market crash yang terjadi saat ini.
Market crash adalah jatuhnya harga saham karena suatu kondisi.
“Kalau selama ini ada uang yang nggak kepake 2-3 tahun ke depan, bisa ke saham. Memang saat ini pasar saham lagi crash dan lain-lain, tapi secara history yang ada akan ada kenaikan dengan jangka waktu yang sama. Jadi kalau ada uang lebih ini bukan kebutuhan keluarga bisa ke saham syariah,” tutur Putri.
Selain itu, Putri juga menyarankan portofolio investasi lain seperti reksa dana pasar uang syariah yang bisa dialokasikan untuk uang tabungan. Selanjutnya, emas juga bisa jadi pilihan karena biasanya sentimen tentang kenaikan harga emas ini berkembang dari hari ke hari.
“Emas mungkin lagi tinggi. Nah, emas itu kan mindset-nya kadang kalau nggak sekarang (beli hari ini) besok naik,” jelas Putri.
Itulah tadi bagaimana cara mengatur keuangan yang baik saat #NewNormal sesuai syariah. Mama bisa menerapkan rencana keuangan di atas untuk mengatur cashflow keuangan di keluarga ya!
Baca juga:
- 5 Cara Membentuk Anak yang Paham Keuangan
- Eksklusif: Tips Bijak Mengatur Keuangan Keluarga saat Pandemi Covid-19
- Agar Keuangan Keluarga Teratur, Ini 6 Cara Alokasi Dana Darurat