Hari Osteoporosis Sedunia, Kenali si 'Silent Disease' Ini & Risikonya
Usia memang faktor utama, tetapi gaya hidup sehat juga menentukan kok!
20 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day (WOD). Peringatan ini ditujukan agar masyarakat dunia lebih teredukasi dengan bahaya osteoporosis yang dikenal sebagai silent disease karena ciri-cirinya bisa tidak diketahui sebelum parah.
Ini agar semakin banyak orang mengambil tindakan pencegahan untuk kesehatan tulang hingga menghindari risiko osteoporosis maupun komplikasi terkait penyakit tersebut di masa depan.
"Setiap tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia, sebagai pengingat dan pencegahan yang perlu dilakukan terhadap osteropsis, si silent disease yang tidak tahu penyebabnya sampai penyakit tersebut kita derita mild atau lebih parah lagi. Ini perlu upaya bersama untuk pencegahannya," tutur dr. Ari Setyaningrum, SpKO selaku Ketua Tim Kerja Kesehatan Olahraga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam acara 20 Tahun Anlene Lawan Osteoporosis di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta Kamis (20/10/2022).
Berikut Popmama.com rangkum cara mencegah osteoporosis dari usia muda, kenali risikonya.
Editors' Pick
1. Cara pencegahan osteoporosis dari Kementerian Kesehatan
Indonesia menurut dokter Ari Setyaningrum, mengalami triple burden, di mana penyebaran penyakit menular belum diatasi dengan maksimal ditambah dengan pandemi Covid-19 serta penyakit tidak menular. Ini menghasilkan beban ekonomi tinggi dan turunnya produktivitas kerja.
"Penyakit tidak menular yang perlu diwaspadai adalah osteoporosis. Di mana 2:5 masyarakat Indonesia berisiko. Mengingat bahwa ini menjadi beban penyakit tidak menular karena beban lamanya perawatan ketika sudah cedera," pungkasnya.
Ada 5 langkah yang bisa masyarakat lakukan untuk mencegah osteoporosis sejak dini, berikut adalah caranya:
- Perlu meningkatkan aktivitas dan latihan fisik dengan olahraga yang terukur dan teratur. Minimal 30 menit per hari, sekitar 3-5 kali seminggu untuk mengoptimalkan kondisi fisik.
- Diet sehat dan kaya nutrisi untuk tulang. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung berbagai zat yang dapat menyehatkan tulang seperti kalsium, protein, dan lain-lain. Selain itu, menghindari rokok dan alkohol.
- Memastikan paparan matahari yang cukup untuk dapat meningkatkan asupan vitamin D untuk tulang yang sehat.
- Perlu mengetahui faktor risiko setiap individu. Ciri-cirinya misal, tinggi badan beekurang, riwayat keturunan osteoporosis, penggunaan obat tertentu jangka panjang.
- Menjaga dan mempertahankan berat badan dengan hidup sehat.
2. Usia 20-30 tahun jadi puncak menabung nutrisi untuk mencegah osteoporosis
Dalam kesempatan yang sama, dr. Lily Indriani Octavia, MT, M.Gizi, SpGKK(K) selaku Sekretaris Jenderal Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) mengungkapkan usia 20-30 tahun menjadi usia puncak untuk seseorang menabung nutrisi dan gaya hidup untuk bisa menurunkan risiko osteoporosis di masa depan.
Dari data, Indonesia termasuk zona merah karena kekurangan kalsium. Menurut dokter gizi tersebut konsumsi kalsium orang Indonesia rata-rata hanya bisa 400 mg per hari. Padahal kebutuhannya lebih dari itu sekitar 1000-1300 mg per hari.
"Usia 20-30 tahun jadi puncak menabung nutrisi. Ketika saat itu asupan tidak maksimal maka faktor risiko osteoporosis bisa meningkat, apalagi bagi seseorang yang memiliki faktor individu. Ketika tabungan nutrisi ini rendah saat masa-masa puncak itu bisa meningkatkan risiko di masa depan. Terutama kepada perempuan karena hormonnya pun berbeda dengan laki-laki," tuturnya.
Data dari Anlene menyebutkan kalau 1:3 perempuan dan 1:5 laki-laki di atas 50 tahun berisiko mengalami cedera karena osteoporosis. Di mana data ini akan semakin meningkat dari tahun ke tahun karena generasi Indonesia semakin menua.