Cerita Keluarga Uya Kuya Lawan Covid-19, Sedih & Menangis Setiap Hari
Sebulan vakum dari dunia hiburan, rupanya keluarga Uya Kuya berjuang melawan Covid-19
15 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keluarga Uya Kuya hampir sebulan menghilang dari media sosial, layar kaca hingga kanal Youtubenya. Rupanya, keluarga ini habis mengalami musibah karena hampir seluruh anggota keluarganya positif Covid-19.
"Selama satu bulan ini kita vakum dari media sosial, youtube bahkan TV juga. Kita kena musibah, cobaan, saya khususnya berjuang antara hidup dan mati melawan Covid-19," ujar Uya Kuya dalam kanal YouTubenya, Minggu (14/2/2020) malam.
Ia menceritakan kronologi keluarganya hampir semuanya positif Covid-19. Berawal dari tanggal 10 Januari 2021, Uya mengalami demam tinggi.
"Saat itu sudah sempat mikir saya kena Covid-19 ke Astrid (istri). Kita putuskan untuk nggak syuting karena khawatir. Kita tes swab dan besoknya keluar, saya dan Astrid positif Covid-19," tutur Uya.
Waktu sebulan mereka habiskan untuk berjuang melawan penyakit ini. Uya menyebut dirinya harus dipasangi oksigen dan merasakan obat yang mengalir ke dalam pembulu darahnya sangat sakit.
Berikut Popmama.com rangkum cerita Uya Kuya dan keluarga yang sempat positif Covid-19 serta pengalamannya sebulan menjalani perawatan.
1. Uya Kuya sempat panas tinggi hingga tak sadarkan diri
Setelah alami demam dan positif Covid-19, Uya Kuya dan istrinya, Asrtid yang juga positif segera keluar dari kediamannya untuk melakukan isolasi mandiri di apartemen mereka. Namun, selepas beberapa hari perawatan, deman tinggi yang dialami Uya tidak kunjung membaik. Sampai satu waktu ia hampir tidak sadarkan diri.
"Waktu itu kita di apartemen, mas Uya lagi tidur dan aku di kamar mandi. Mungkin mas Uya sadar aku nggak ada di sana dan nyariin, dia bangun, hampir keluar kamar dia tiba-tiba teriak 'Astrid, Astrid'. Aku waktu langsung keluar kamar mandi dan pegangin tangannya, muka dia udah pucat sekali. Terus tiba-tiba jatuh pingsan, aku sampai teriak buat tetap bikin dia sadar," cerita Astrid.
Hal itu rupanya efek panas tinggi yang dialami oleh Uya Kuya. Saat itu suhu tubuhnya sudah 39 derajat sekian. Malam itu Astrid menjaga Uya dan tidak bisa tidur semalaman. Ia melihat suaminya juga tak tenang meski matanya tertidur.
Keesokan harinya, dokter datang dan memberi obat serta vitamin yang dibutuhkan. Saat itu Uya diharuskan untuk diinfus sebagai langkah perawatan.
"Pas cek saturasi oksigen ternyata terus turun sampai di bawah 90%. Dokter udah menekankan buat dirujuk ke rumah sakit," tutur Uya.
Editors' Pick
2. Sempat sulit dapat kamar di rumah sakit
Cobaan tak sampai di sana, dokter yang menyarankan agar Uya segera dirujuk ke rumah sakit. Sebab, saturarsi oksigennya terus menurun dan dikhawatirkan terus memburuk.
Namun, kapasitas rumah sakit di Jakarta saat itu rupanya sedang penuh. Uya Kuya dan Astrid sempat kesulitan mendapatkan kamar di rumah sakit.
"Kita nelfonin rumah sakit, sama orang yang udah kenal aja kita nggak bisa masuk. Akhirnya ada temen kita yang nolongin sampai bisa dapat kamar," jelas Uya.
Saat perawatan Uya mengaku jika penyakit maaghnya cukup menganggu saat itu. Makanan yang ia makan terus dimuntahkan.
"Padahal aku harus makan. Selang infus waktu itu buat obat, satu lagi infus makanan langsung masuk ke dalem. Pokoknya waktu itu obat termahal udah masuk semua. Dan pas dimasukkan obat yang langsung ke pembulu darah itu perihnya bukan main, kayak disayat-sayat," jelas Uya.