Covid-19 Varian Delta Tularkan Virus 2 Hari sebelum Gejala, Hati-Hati!
Menurut peneliti fakta ini bisa menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia
31 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menurut studi terbaru yang dilansir Healthline, orang yang positif Covid-19 dengan varian Delta kemungkinan bisa menularkan virus kurang-lebih 2 hari sebelum ia memiliki gejala.
Hal ini diketahui bisa menjadi penyebab utama yang mendorong lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara.
Disebut sebagai Presymptomatic transmission atau penularan tanpa gejala memang sudah ada di varian virus Covid-19 sebelumnya.
Berikut Popmama.com rangkum sejumlah fakta Covid-19 varian Delta tularkan virus 2 hari sebelum gejala.
Editors' Pick
1. Virus varian Delta lebih menularkan banyak virus dari sebelumnya
Pada penelitian ini menunjukkan perbedaan rentang infeksi dari virus. Di mana varian sebelumnya hanya 0,8 hari sementara varian Delta sekitar 1,8 hari.
Hal itu berpengaruh pada seseorang yang terinfeksi virus Delta ini. Sebab, hampir tiga perempat infeksi virus Delta terjadi selama fase prematik.
"Varian Delta lebih menular karena individu yang terinfeksi membawa dan menumpahkan lebih banyak virus daripada varian sebelumnya," ujar dr. Stefen Ammon, direktur medis Gugus Tugas Covid-19 untuk Dispatch Health dari Healthline.
Diungkapkannya kalau varian Delta ini sama atau bahkan lebih menular daripada influenza musiman, polio, cacar, Ebola, dan flu burung, dan cacar air.
2. Mencegah Covid-19 varian Delta dengan vaksinasi
Saat ini varian Delta menjadi yang dominan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, varian ini menyumbang lebih dari 90 persen kasus Covid-19 di sana.
Sementara itu, keberadaan vaksin masih dinilai efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid-19 terhadap varian ini.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi yang tertular virus corona, yang disebut 'breakthrough infections'. Hal ini membuat tubuhnya memiliki 'viral load' lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi.
"Ketika vaksin Covid-19 pertama kali tersedia, kemampuannya sudah mampu untuk mencegah seseorang tertular segala bentuk Covid-19. Terlebih untuk mencegah orang tersebut memiliki asimtomatik parah dan pra-gejala," kata dr. Stefen Ammon.
Meski varian Delta mengembangkan berbagai perubahan, vaksinasi masih menjadi pilihan tepat untuk dilakukan.
Studi terbaru ini mendukung menunjukkan pentingnya mendapatkan vaksin Covid-19 untuk kesehatan pribadi maupun untuk mencegah penularan semakin terbatas.
"Dua studi terbaru menunjukkan RNA virus menurun lebih cepat pada orang yang menerima suntikan daripada orang yang tidak divaksinasi, menunjukkan bahwa mereka cenderung tidak menularkan virus kepada orang lain," ujar dr. Jason Gallagher, seorang ahli penyakit menular dan spesialis farmasi klinis di Temple University Hospital, Philadelphia.