Eksklusif: Cerita Mama Jalani Isolasi di Rumah, Ini Hal yang Dilakukan
Berasal dari kluster keluarga, cerita perjuangan Mama dan anaknya untuk sembuh dari Covid-19
17 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Virus corona tak pandang bulu karena siapa pun bisa terkena. Kini, angka positif Covid-19 di Indonesia pun semakin tinggi, banyak daerah yang masuk zona merah karena tingginya kasus.
Banyaknya kasus positif yang membutuhkan perawatan membuat beberapa rumah sakit di berbagai daerah tidak mampu lagi menerima pasien Covid-19. Beberapa hari lalu, sempat viral video antrian untuk masuk ke Wisma Atlet, Kemayoran.
Orang yang positif Covid-19 tapi berstatus tanpa gejala atau gejala ringan biasanya akan direkomendasikan untuk ke tempat isolasi yang ditunjuk pemerintah jika tempat tinggalnya tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri. Namun, jika seandainya mama positif Covid-19 dan ingin isolasi di rumah ternyata masih bisa.
Popmama.com mendapatkan cerita eksklusif dari mama Lita, pasien positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
1. Gejala yang dirasakan sebelum positif Covid-19
Lita menyebut awal-awal sebelum dirinya di swab sempat merasakan anosmia (kehilangan indra penciuman dan pengecap). Selain, dirinya juga sempat merasakan gejala lain seperti demam dan gejala flu.
“(Gejala pertama) dini hari aku meriang tidak bisa tidur. Mungkin demam, tapi tidak mengecek berapa suhu tubuhnya. Paginya, badan seperti mau flu, tapi aku kira aku sinus karena memang di musim seperti ini biasanya sinus kambuh. Dua hari setelahnya penciuman dan pengecap berangsur hilang. Langsung konsultasi dengan temanku yang dokter, disarankan swab H+7,” jelas Lita melalui pesan Whatsapp kepada Popmama.
Setelah ia runut dari minggu sebelumnya, ternyata sang Papa sempat demam. Setelah dirinya swab dan dinyatakan positif, anak dan kedua orangtuanya pun ikut swab dan juga dinyatakan positif Covid-19.
Editors' Pick
2. Hal rutin yang dilakukan selama isolasi di rumah
Berbeda dengan kedua orangtua Lita yang sudah senja, jadi harus dibawa ke rumah sakit berdasarkan rujukan Puskesmas. Lita dan anaknya, Langit, merupakan pasien Covid-19 gejala ringan dan kondisi rumah pun memungkinkan untuk isolasi mandiri.
Diungkapkannya selama isolasi mandiri, ia dan anaknya tidak keluar rumah sama sekali. Bahkan untuk membuka pagar luar saja tidak ingin. Bahkan dengan sang Anak yang sama-sama positif juga meminimalisir kontak meski masih satu kamar.
“Tidur pun pakai masker,” jelasnya.
Lalu, rutinitas lain yang ia lakukan adalah meminum vitamin dan antibiotik sesuai dengan konsultasi dengan dokter via chat. Selain itu, ia juga minum aneka vitamin/jamu-jamuan yang disarankan oleh beberapa kenalan sebagai ikhtiar. Namun, semua tambahan yang di luar saran dokter selalu Lita tanya ke dokter boleh atau tida untuk dikonsumsi.
“Ketiga, makan-makanan yang bergizi, sayur, dan buah sudah pasti. Menurut beberapa teman yang pernah terkena Covid-19, memperbanyak makan sayur berkuah dan hangat, serta minumnya air hangat. Keempat, mendisinfektan mandiri isi rumah setiap hari,” tuturnya.
Sementara itu untuk makanan, Lita mendapat bantuan dari keluarga yang tinggal dekat dengan rumahnya. Tante dan sepupunya mengantar makanan dan hanya digantung di pagar aja. Sama halnya dengan paket atau ada order makanan online.