Macam-macam diet di internet bisa kita cari asal-usulnya. Salah satu ciet viral yang mencuat di media sosial adalah diet VLCD (Very Low-Calorie Diet) atau diet super rendah kalori.
Menurut dr. Dion Haryadi dalam Instagramnya menjelaskan kalau diet VLCD adalah program diet di mana seseorang hanya mengonsumsi di bawah 800 kalori sehari.
"Asupan kalori sebesar 500kcal per ahri termasuk sebagai VLCD dan biasanya digunakan untuk penurunan berat badan cepatdi bawah supervisi ahli gizi atau dokter," jelasnya.
Menjelaskan lebih lanjut, dokter Dion menegaskan bahwa diet ini tidak dilakukan dalam jangka panjang. Diet VLCD hanya dilakukan sampai target berat badan tercapai, dengan catatan nutrisi yang didapatkan dalam dietnya cukup.
Bagaimana fakta seputar diet viral VLCD dan risikonya? Popmama.com sudah rangkum informasi lengkapnya.
1. Apa itu diet super rendah kalori?
Freepik/backgroundy
Diet VLCD adalah program penurunan berat badan yang cepat di mana konsumsi kalori sangat dibatasi.
VLCD sering digunakan untuk membantu pasien obesitas mencapai penurunan berat badan jangka pendek yang signifikan sebagai bagian dari program penurunan berat badan yang komprehensif. Karena asupan makanan sangat terbatas dan kalori dibatasi sekitar 800 kcal sehari.
Mengutip dari Very Well Fit, diet super rendah kalori ini hanya boleh diikuti dalam kasus tertentu dan harus diawasi oleh dokter.
"Diet yang sangat rendah kalori adalah rencana yang diawasi secara medis untuk penurunan berat badan yang cepat pada mereka yang memiliki IMT tinggi. Karena pasien hanya makan 800 kalori atau kurang per hari, itu hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan dokter dan dipasangkan dengan makanan khusus untuk mencegah kekurangan nutrisi," ujar Chrissy Carroll, RD, MPH.
Editors' Pick
2. VLCD memang bisa menurunkan berat badan cepat
Freepik/Atlascompany
Diet super rendah kalori dirancang untuk menciptakan penurunan berat badan yang cepat pada awal program penurunan berat badan.
Pasien obesitas bisa kehilangan sekitar 3-5 pound per minggu. Penurunan berat badan rata-rata untuk diet VLCD yakni 12 minggu dengan 44 pound (19 kg).
Dalam waktu 3-6 bulan, seorang pasien mungkin dapat kehilangan sekitar 15-25 persen dari berat awal mereka jika mereka mulai dengan diet dan transisi yang sangat rendah kalori ke gaya hidup sehat, rencana makan yang dikendalikan kalori, dan olahraga.
3. Diet super rendah kalori sering disarankan dokter, harus diawasi
Freepik/luis_molinero
Jika di bawah pengawasan dokter atau ahli, diet ini rata-rata bisa sukses menurunkan berat badan secara efektif dan sehat. Mengutip dari Very Well Fit, ada dua poin penting dari keunggulan diet VLCD ini:
Diet VLCD sukses bekerja dengan baik pada sebagain besar orang, setidaknya dalam jangka pendek.Namun, hal ini tidak bisa berlangsung jangka panjang. Diet VLCD perlu diikuti dengan mengubah perilaku pasien agar membiasakan makan mereka untuk jangka panjang.
Pengawasan ketat karena diet ini butuh asupan nutrisi yang tepat. Karena pergantian makanan dalam diet sangat rendah kalori sehingga perlu persiapan khusus untuk ini. Inilah sebabnya mengapa pengawasan medis sangat penting untuk keselamatan VLCD. Beberapa orang tidak selalu cocok untuk diet super rendah kalori. Ini bisa menjadi pilihan yang baik untuk orang dan situasi tertentu.
4. Risiko diet VLCD yang kemungkinan bisa terjadi
Freepik/jcomp
Karena penurunan berat badan secara singkat maka meningkatkan kondisi medis terkait obesitas yang pernah dialami pasien sebelumnya seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Apalagi jika setelah turun berat badan, makanan tidak dijaga dan tubuh mengalami obesitas kembali.
Selain itu, efek sampingnya yakni banyak pasien yang mengikuti diet VLCD selama 4-16 minggu mengalami efek samping seperti kelelahan, sembelit, mual, atau diare. Namun, gejala-gejala ini biasanya membaik dalam beberapa minggu dan jarang mencegah pasien menyelesaikan program.
Efek samping yang paling umum dan serius dari diet ini adalah batu empedu. Batu empedu sering berkembang pada orang yang mengalami obesitas, terutama pada perempuan.
Dokter mungkin meresepkan obat untuk mencegah pembentukan batu empedu selama penurunan berat dengan diet VLCD.
Diet super rendah kalori adalah solusi jangka pendek untuk penurunan berat badan. Ini tentu hanya boleh dilakukan untuk waktu yang terbatas.
Setelah itu, pasien perlu beralih ke rencana diet lain untuk tetap menjaga berat badannya yang mencakup makan sehat, olahraga, perubahan gaya hidup dan lainnya.
5. Terpenting dalam diet adalah perubahan mindset ingin hidup sehat
Freepik/Tanyajoy
Dalam Instagramnya, dr. Dion Haryadi mengungkapkan jika defisit kalori dalam diet VLCD ini cukup besar sehingga berisiko menurunkan massa otot yang sangat susah untuk dibangun kembali. Padahal massa otot ini berguna untuk metabolisme tubuh.
"Konsumsi kalori di bawah BMR (Basal Metabolic Rate) juga berisiko mengganggu organ-organ kita, mulai dari otak sampai sistem hormonal," jelasnya.
Oleh karenanya, orang yang diet VLCD jangan sampai jadi diet 'yoyo' alias kembali ke bentuk semula berat badan setelah berhasil menurunkan berat.
"Turunnya 20 kg (campuran lemak, otot dan air) karena mau cepat lalu protein nggak tercapai, nggak latihan beban pula. Nanti pas naik lagi 20 kg lemak campur air doang. Iya, beratmu kembali lagi ke titik awal tapi ototmu kebuang banyak dan saat kamu mau diet lagi nanti, trust me its going to be so much harder," tegas dokter Dion.
VLCD juga cenderung restriktif sehingga rentang memicu eating disorder (gangguan makan) apalagi dilakukan dalam jangka panjang. Ditambah tidak ada pengawasan dari dokter atau ahli.
"Yang paling merugikan itu tentu mindsetmu yang nggak berubah. Terjebak ingin turun cepat, yang menyalahkan makanan tertentu, yang akan mencari pola diet viral berikutnya saat kamu stuck," tutur dokter Dion Haryadi.
Itulah tadi informasi seputar diet VLCD atau diet super rendah kalori yang viral saat ini. Apapun pilihan diet Mama tidak salah jika memang cocok dan diawasi oleh dokter ya, Ma. Semanagat diet!