Pandemi virus corona masih ada di Indonesia setelah setahun lebih masuk. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menakan laju penularannya. Dari penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) hingga vaksinasi Covid-19 massal.
Semakin lamanya pandemi, kini mutasi virus corona terus berkembang. Virus yang berasal dari Wuhan, China ini kini ada varian Delta. Varian Delta adalah varian terbaru yang sempat menyebar di India yang menyebabkan tsunami lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.
Virus corona varian Delta diberi nama strain B.1.617.2 ini disebut lebih menular dan membuat gejala yang dirasakan lebih berat. Selain itu, virus varian Delta lebih mudah menyerang orang usia muda, ibu hamil, menyusui hingga anak-anak.
Berikut Popmama.com rangkum sejumlah fakta virus corona varian Delta di Indonesia.
1. Lebih mudah menyebar dan membuat gejala lebih parah
Unsplash/blueswallow
Dikutip dari berbagai sumber, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, varian virus corona B.1.617.2 atau Delta asal India lebih cepat menular daripada varian virus corona B.1.1.7 atau varian Alpha.
Perkembangan kasus virus varian Delta ini bergerak cepat di Inggris. Sebab, 90 persen kasus di sana disebabkan oleh varian baru ini. Selain cepat menyebar, varian terbaru ini juga membuat seseorang lebih bisa bergejala atau lebih sakit dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya.
Kini, di Inggris sedang menghadapi pertarungan dengan virus corona varian baru tersebut. Meski sudah banyak yang divaksinasi, hal itu tidak menjamin seseorang bebas dari virus corona varian Delta.
Editors' Pick
2. Risiko lebih besar untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak
Freepik/A3pfamily
Lebih ngerinya lagi, Ketua Umum PB IDI Daeng Muhammad Faqih pun mengingatkan potensi bahaya varian Delta terhadap anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui tak bisa dianggap remeh.
Dikutip dari berbagai sumber, Daeng mengatakan kalau untuk ibu hamil varian ini mungkin memiliki pengaruh terhadap janin. Lalu, untuk ibu menyusui mungkin lebih berpengaruh terhadap anaknya.
Virus corona varian Delta awalnya memiliki gejala ringan. Namun, pemburukannya lebih cepat. Jadi misalnya, dari hanya bergejala flu hingga sesak napas perkembangannya bisa sangat cepat.
3. Menyerang banyak orang usia muda
Unsplash/vikimo
Individu berusia muda justru menjadi sasaran dari virus varian Delta ini. Di negara asal virus ini bermutasi, yaitu India, individu berusia muda banyak saling menularkan.
Kasus yang terjadi di India, mereka yang berusia muda terserang dan sudah datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi dan gejala yang berat. Sebab, individu berusia muda kadang mengesampingkan gejala-gejala penyakit yang bersifat ringan pada awalnya.
Sayangnya virus ini bisa membuat kondisi tubuh lebih cepat drop. Perburukan yang lebih cepat itu akhirnya membuat orang yang terjangkit virus varian Delta bisa saja mengalami efek samping lebih berat. Meski bisa ditolong, potensi kesembuhan akan makin kecil atau efek long Covid-19 yang cukup parah nantinya.
4. Gejala seseorang terinfeksi Covid-19 varian Delta
Unsplash/mufidpwt
Varian Delta ini disebut lebih menular 60 persen dibandingkan dengan varian Alpha. Selain itu, orang yang terinfeksi varian ini cenderung menunjukkan gejala yang berbeda dari biasanya.
Data dari ZOE Covid Symptom Study dengan analisis ilmiahnya dilakukan oleh para ahli dari King’s College London menunjukkan bahwa gejala utama infeksi varian Delta adalah sakit kepala, sakit tenggorokan dan pilek.
Sementara, sebelumnya orang yang positif Covid-19 biasanya memiliki gejala utama demam, batuk terus menerus, dan kehilangan penciuman atau perasa.
Karena perbedaan itu, banyak ahli memperingatkan agar memperhatikan setiap gejala yang ada di tubuh saat ini. Karena tandanya yang berbeda, banyak orang menganggap virus ini sebagai flu berat semata.
Beberapa kasus virus corona varian Delta bahkan tidak kehilangan indra penciuman atau indra perasa mereka. Anosmia tidak masuk pada 10 tanda awal gejala Covid-19 varian Delta di banyak kasus.
5. Varian Delta bisa sebabkan pandemi Covid-19 akan lebih lama lagi
Freepik
Karena berkembangnya virus varian Delta ini, sejumlah ilmuan itu kembali memutar otak untuk menekan laju infeksinya. Di Inggris, sejumlah sekolah yang sudah tatap muka direncanakan akan kembali belajar dari rumah terkait hal ini.
Karena kemampuan penularannya yang cepat, beberapa ilmuwan menyebutkan kemungkinan varian ini bisa meningkatkan risiko gelombang Covid-19 lebih lanjut. Hasil proyeksi pemodelan dari Imperial College London menunjukkan bahwa varian Delta dapat secara signifikan meningkatkan risiko rawat inap karena Covid-19.
Dengan adanya fakta ini, kita harus lebih ketat soal kesehatan dan menjaga kondisi tubuh di tengah pandemi. Sebab, adanya varian Delta yang lebih menular dan membuat penderitanya mengalami gejala berat yang cepat perlu mendapat perhatian.
Ingat ya, Ma dan Pa, meski sudah divaksin kita harus tetap menjada protokol kesehatan sebaik mungkin.