Guru Laki-Laki di Spanyol Pakai Rok, Bentuk Dukungan Anti-Bullying
Ada siswa di Spanyol yang diusir dan dipaksa ke psikolog karena memakai rok ke sekolah
10 Juni 2021

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gerakan The Clothes Have No Gender (#LaRopaNoTieneGenero) menjadi viral di TikTok. Video itu menjadi salah satu kampanye dari bentuk dukungan bahwa pakaian seharusnya netral dan tidak memiliki stereotip gender.
Gerakan yang dimulai pada Oktober 2020 itu terbentuk setelah seorang siswa, Mikel Gomez diusir dari sekolah dan dirujuk ke psikolog setelah mengenakan rok saat ia belajar. Gomez sebagai korban membuat video TikTok viral tentang insiden itu, dan mengatakan dia ingin menunjukkan dukungan untuk feminisme dan keragaman untuk bisa mengenakan rok dengan nyaman terlepas dari gendernya.
Jose Piñas adalah salah satu guru yang ikut dalam kamapnye dan gerakan itu dengan mengenakan rok ke kelas. Dikutip dari Instagram @goodgoodgoodco, Piñas menuliskan caption untuk foto itu yang menyebutkan dirinya 20 tahun lalu pernah di-bully karena orientasi seksualnya di sekolah ia belajar. Saat dirinya menjadi guru, ia ingin siswanya tidak mengalami hal yang seperti dulu ia rasakan.
Gerakan itu pun akhirnya masih dilakukan. Kini, tidak hanya guru saja yang ikut dalam gerakan tersebut. Beberapa siswa juga turut serta mendukung gerakan dengan mengenakan rok dan membuat video TikTok untuk diunggah atau bahkan memakainya ke sekolah.
Berikut Popmama.com rangkum fenomena ini yang sempat masuk ke for your page (FYP) banyak orang di Indonesia beberapa waktu ke belakang.
Editors' Pick
1. Dua guru mengikuti jejak Jose Piñas untuk mendukung siswa yang alami bullying
Dua guru lagi yakni Manuel Ortega dan Borja Velazquez bergabung dan mulai mengenakan rok ke kelas setelah salah satu siswa mereka diganggu karena mengenakan kemeja anime. Siswa itu disebut 'slurs homofobic' dan akhirnya berubah sikapnya karena malu dengan temannya.
Dilansir dari Daily Mail, kedua guru itu mulai mengikuti gerakan pada awal Mei 2021 kemarin.
Ia mendapatkan cerita, siswanya itu dipaksa berganti pakaian karena memakai kaus anime. Siswa korban bullying itu juga mengaku digoda oleh teman-temannya tanpa ampun mengenai kejadian itu.
2. Gerakan anti-bullying dilakukan dua guru, kenakan rok saat mengajar
Kejadian itu pun membuat Ortega dan Velaquez dan 'mempromosikan toleransi' dengan mengenakan rok sepanjang bulan Mei kemarin saat mengajar. Ortega menulis di twitternya bahwa dengan mengenakan rok saat mengajar ia mendukung gerakan bahwa pakaian tak punya stereotip gender.
"Sebuah sekolah yang mendidik dengan hormat, keragaman, pendidikan bersama dan toleransi. Berpakaianlah seperti yang kau inginkan! Kami bergabung dengan #clotheshavenogender," ujar Ortega dari Daily Mail.