Indonesia Resesi, Ini 5 Cara Atur Keuangan Keluarga Secara Cermat!
Selain dana darurat ternyata memiliki asuransi sebagai proteksi diri penting lho
10 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak bagi banyak hal. Salah satunya adalah ekonomi di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus 5,32% diikuti oleh kuartal III-2020 minus 3,49%.
Ketika pertumbuhan ekonomi minus sebanyak dua kali berturut-turut, artinya Indonesia resmi mengalami resesi. Meskipun begitu, kita harus tetap harus punya semangat untuk menghadapi resesi ini.
Karena resesi ini keuangan keluarga pun akan terdampak. Pasalnya, resesi bisa menyebabkan berbagai dampak secara makro dan mikro. Secara makro, resesi bisa menyebabkan aktivitas ekonomi menurun, peluang usaha dan lapangan kerja berkurang, dan daya beli masyarakat menjadi rendah.
Akibatnya, sebagai keluarga yang mesti bertahan saat ini perlu punya literasi keuangan yang baik dan mampu melihat serta menangkap peluang yang ada agar berdaya secara finansial.
“Resesi telah memberikan dampak yang luas bagi semua pihak. Fokus kita saat ini adalah bertahan. Namun, tidak hanya itu, kita juga tentunya ingin mereka yang di sekeliling kita menjadi terbantu agar sama-sama bertahan di tengah resesi ini,” ujar Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto dalam webinar dengan para media pada Senin (9/11/2020).
Bagaimana caranya bisa bertahan agar keuangan keluarga aman di tengah resesi? Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya!
1. Periksa kembali sumber penghasilan
Penghasilan adalah dasar untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga. Tentunya selama pandemi ini ada beberapa keluarga dengan kasus keuangan yang berubah. Misalnya kehilangan pekerjaan, penghasilan berkurang dan sebagainya.
Oleh karenanya penting sekali menyadari dari mana penghasilan diperoleh. Jika memang belum cukup, maka carilah peluang penghasilan tambahan.
“Proteksi pintu penghasilan utama dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi tempat bekerja dan mencari cara menjadi solusi agar bisnis dapat tetap berjalan. Jika dirasa perlu, temukan peluang pintu penghasilan lain,” ujar Financial Trainer QM Financial, Emiralda Noviarti dalam acara yang sama.
Salah satu cara yang bisa Mama lakukan adalah dengan mencoba membuka usaha rumahan. Dengan melatih menawarkan produk terhadap orang terdekat dahulu, siapa tahu ke depannya bisa membantu menambah pemasukan Mama setiap hari.
Editors' Pick
2. Mengatur ulang budget bulanan
Selanjutnya setelah mengetahui dan memahami sumber penghasilan, maka Mama bisa mengatur ulang pengeluaran dan menyesuaikan dengan keadaan saat ini. Biasanya sebelum pandemi ada beberapa pos pengeluaran yang mesti dikeluarkan.
“Kedua, mengatur ulang bujet bulanan yang dilakukan dengan membagi pengeluaran dalam 5 pos utama yaitu cicilan, rutin, menabung/investasi, sosial, dan lifestyle. Kita perlu tetap berbelanja agar roda ekonomi terus berputar,” jelas Emiralda.
Namun, untuk masa pandemi ini jika memang keuangan tidak cukup dan belum menemukan tambahan pemasukan Mama bisa memotong pengeluaran ini dengan 3 pos saja yakni cicilan, utang dan kebutuhan sehari-hari.
3. Siapkan dan hitung kembali dana darurat
Sebelum pandemi, mungkin belum banyak orang yang menyadari pentingnya dana darurat. Kini setelah dihantam Covid-19, banyak orang gelagapan karena tidak mempersiapkan dan memprediksi akan terjadi pandemi yang panjang.
Di sini fungsi dana darurat sangat krusial bagi keuangan keluarga. Namun, jika Mama dan keluarga tidak memiliki dana darurat juga jangan terlalu pesimis akan tiba-tiba keuangan keluarga hancur. Menurut Emiralda Mama bisa mulai sedikit-sedikit dari saat ini.
“Ketiga, memiliki dana darurat yang mencukupi. Penting disadari bahwa di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini, dana darurat sangat penting,” jelasnya.
Untuk besaran dana darurat sendiri, menurut Emiralda ada beberapa bentuk:
- 4 kali pengeluaran untuk masih lajang
- 6 kali pengeluaran untuk pasangan menikah tanpa anak
- 9 kali pengeluaran untuk pasangan menikah dengan 1 anak
- 12 kali pengeluaran untuk pasangan dengan 2 anak atau lebih, freelancer dan wirausaha
Dana darurat ini bisa dihitung dari jumlah cicilan/ utang setiap bulan ditambah dengan pengeluaran rutin yang dilakukan.
4. Pastikan proteksi diri dan asuransi tersedia
Belum banyak orang yang sadar bahwa keberadaan asuransi bisa menjadi penolong di saat seperti ini. Apalagi jika dulunya bekerja dan terbiasa mendapatkan asuransi dari kantor, maka ketika tidak bekerja kebutuhan asuransi dan proteksi ini disarankan tetap ada.
“Miliki proteksi dengan asuransi utama yaitu asuransi kesehatan dan asuransi jiwa,” jelas Emiralda.
Asuransi kesehatan harus dimiliki oleh setiap anggota keluarga, sementara asuransi jiwa yang terpenting harus dimiliki oleh pencari nafkah utama dalam keluarga.
5. Kalkulasi dan periksa kembali investasi
Terakhir, jika memiliki instrumen investasi maka saat ini adalah waktunya untuk mengulas kembali rencana dan performa investasi Mama. Dalam masa pandemi kebutuhan untuk terus berinvestasi bisa dibilang masih di bawah dari cicilan/utang dan kebutuhan sehari-hari.
Oleh karenanya, pastikan dan ulas kembali apakah Mama masih bisa menyisihkan dana untuk mencapai berbagai tujuan finansial lewat investasi? Dan jika terjadi perubahan pada penghasilan, apakah ada tujuan finansial yang bisa ditunda?
“Kelima, review rencana dan performa investasi sesuai dengan tujuan finansial. Pahami instrumen investasi dan faktor risikonya agar bisa membantu tercapainya tujuan finansial dalam rentang waktu yang sudah kita tentukan sebelumnya,” tutur Emiralda.
Saat pandemi seperti ini fokus utama keluarga adalah bisa selamat alias survive. Hitung dan kalkulasikan kembali kebutuha, hitung dan rencanakan kembali penghasilan serta dana darurat. Jangan lupa juga agar tidak gegabah mengambil uang dari kredit ya!
Baca juga:
- Susah Berinvestasi? Coba Metode ‘Selembar Sehari’ a la Prita Ghozie
- Bukan Hanya Pakar Keuangan, Perempuan Berperan dalam Ekonomi Keluarga
- 7 Cara Atur Keuangan di Masa #NewNormal Sesuai Syariah