IWF 2020: Ini Cara agar Perempuan Percaya Diri Mengeluarkan Opininya
Setiap perempuan punya hak untuk bersuara sebagai bagian dari otoritas dirinya
24 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Isu keperempuanan makin marak di Indonesia. Kini, dengan semakin luasnya teknologi dan informasi kebutuhan akan pengetahuan juga semakin luas. Khususnya kesadaran berbasis gender bagi perempuan.
Dalam acara Indonesia Writers Festival 2020 dengan topik berjudul “Perempuan dalam Kata-Kata” menggandeng narasumber Kalis Mardiasih dan Ligwina Hananto sebagai pembicara.
Pembahasan dari tema ini adalah tentang perempuan untuk bisa percaya diri menyuarakan opininya. Dan kedudukan perempuan yang mesti punya otoritas untuk bisa didengar pendapatnya.
Seperti apa ilmu yang dibagikan narasumber? Berikut Popmama.com rangkum informasinya.
1. Rasa ‘insecure’ menjadi penghalang perempuan bersuara
Seorang perempuan kerap merasa insecure atau tidak percaya diri dan tidak tahu bagaimana cara meyakinkan diri supaya argumen yang kita miliki bertahan.
Rasa takut ini karena berbagai hal, salah satunya adalah tidak adanya dukungan, stigma hingga penilaian sosial kepada seorang perempuan. Meski begitu, kita juga harus bisa memikirkan konsekuensi sangat penting.
Dicontohkan Kalis, saat ini banyak laki-laki yang menganggap kalau perempuan bekerja adalah karena uang. Padahal setiap perempuan punya alasan tersendiri.
“Kemudian ego maskulin mereka terganggu. Seolah-olah sang Laki-laki tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya,” jelas Kalis.
Editors' Pick
2. Perempuan harus sadar dia punya otoritas sendiri
Disampaikan Ligwina Hananto kalau perempuan di Indonesia kerap tidak mendapat kesempatan karena sudah mengucilkan dirinya sendiri. Hal ini tentu karena pengaruh dari lingkungan sosialnya.
“Berusaha mengecilkan suara perempuan ini yang jadi masalah. Mungkin karena ada ketakutan kalau perempuan menjadi powerfull,” jelas Ligwina dari Youtube IDN Times.
Menurutnya, seorang perempuan single cenderung akan mendapat komentar yang lebih pedas dibandingkan perempuan yang sudah menikah. Oleh karenanya, perempuan kadang butuh dukungan untuk menyuarakan pendapatnya.
Sementara, Kalis yang sudah menyiapkan materi khusus menyebutkan bahwa penting bagi seorang perempuan untuk berbicara supaya dapat merebut otoritas dan merebut tafsir.
“Merebut otoritas adalah menyuarakan pendapat secara mandiri, tidak dipengaruhi oleh orang lain,” jelas Kalis.
Menurut Kalis, saat ini banyak perempuan yang mendapat diskriminasi hanya karena masyarakat mempercayai tradisi yang salah. Jadi, berbicara menjadi jalan terbaik agar diskriminasi seperti itu tidak terjadi lagi.