Jelang Tahun Baru, Kasus Covid-19 Semakin Melonjak di Indonesia
Tren kasus Covid-19 melonjak setelah tanggal libur panjang
29 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jelang tahun baru 2021 kabar buruk mengenai kasus Covid-19 yang semakin naik di Indonesia menyeruak. Salah satunya terjadi di DKI Jakarta, kasus harian positif virus corona belum ada tanda pengurangan.
Ketua Satgas Penanganan Covid 19/Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan dalam Youtube BNPB kalau peningkatan kasus aktif Covid-19 di minggu ketiga Desember 2020 mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Sebagai informasi, kasus aktif Covid-19 di Indonesia sebelumnya sempat sedikit lebih baik pada bulan November. Pasalnya, saat itu tingkat kasus aktif Indonesia sedikit lebih rendah dari tingkat kasus aktif Covid-19 secara global.
"Masuk ke minggu ketiga di minggu ketiga Desember ini kasus aktif kita sudah berada di 15% sekian (lebih tinggi sekitar 4% dari kasus global)," jelas Doni pada Kamis (24/12/2020).
Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkap mengenai hal ini.
1. Tren kasus meningkat setelah libur panjang
Disebutkan oleh Doni jika tren dan lonjakan kasus positif Covid-19 meningkat setelah ada liburan panjang. Selain itu, tren lonjakan kasus yang semakin tinggi ini angkanya sudah lebih tinggi dari pada kasus sembuh per harinya.
"Kasus positif covid-19 mengalami peningkatan semenjak liburan panjang yang lalu. Demikian juga kita perhatikan angka kesembuhan dengan yang positif per hari ada perubahan. Semula jauh lebih banyak, namun akhir ini terutama pada 4 minggu terakhir kasus positif lebih tinggi dibandingkan yang sembuh. Sehingga kasus aktif mengalami peningkatan," jelas Doni.
Ia menyebut, saat ini kasus aktif virus corona ada di atas 105.000 orang.
"Dibandingkan pada awal November yang lalu, kasus aktif itu akumulasinya sekitar 54.000," pungkasnya.
Editors' Pick
2. Tingkat disiplin masyarakat alami penurunan hampir di semua daerah
Disebutkan Doni juga jika makin maraknya kasus positif karena tren masyarakat yang sudah mulai tidak disiplin dalam menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
"Tingkat kepatuhan akumulasi per minggu pada minggu pertama November ada di kisaran 86,17%. Kemudian per minggu mengalami penurunan menjadi 84,93%, turun 84,26% hingga per 24 Desember 2020 ada di angka 80,34%. Ini untuk tingkat kepatuhan menggunakan masker," jelasnya.
Untuk menjaga jarak, tingkat kepatuhan masyarakat per 24 Desember 2020 disebut ada di angka 76,87%. Sebelumnya tingkat kepatuhan masyarakat menjaga jarak terendah ada pada tanggal 22 November 2020 sebesar 53,57%.