Kasus Covid-19 Makin Tinggi, Banyak Warga yang Anggap Kebal Virus
Bangkalan jadi wilayah yang penambahan kasusnya cukup pesat pasca Lebaran 2021
7 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura Jawa Timur melonjak usai libur Lebaran 2021. Dari Kamis (3/6/2021) hingga hari Minggu (6/6/2021) menurut Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 terdapat dua pasien meninggal dunia.
Dikutip dari berbagai sumber, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan Agus Sugianto Zain menyebut penambahan kasus Covid-19 yang makin naik di Kabupaten Bangkalan ini merupakan yang terbesar usai libur Lebaran.
Sebagai rangkuman, data dari Kamis (3/6/2021) sampai Sabtu (5/6/2021) ada 16 kasus baru selama 3 hari saja. Sementara pada Minggu (6/6/2021) total akumulasi kasus positif Covid-19 menjadi 25 kasus.
Agus mengungkapkan, salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di ini diduga adanya budaya Lebaran Ketupat. Tradisi itu selalu dilakukan masyarakat Bangkalan meski pandemi Covid-19 belum usai.
Berikut Popmama.com rangkum informasi soal penambahan kasus Covid-19 yang makin tinggi di Bangkalan pasca Lebaran 2021.
Editors' Pick
1. Bertambahnya klaster keluarga hingga tranmisi lokal karena budaya Lebaran
Selain karena tradisi Lebaran Ketupat, ada hal lain yang turut jadi penyebab bertambahnya kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan. Agus menyebut kalau banyaknya pekerja migran Indonesia (PMI) juga berpengaruh.
Di mana mayoritas dari PMI itu adalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang ke Jawa Timur berasal dari Kabupaten Bangkalan. Sehingga terciptanya klaster keluarga dan tranmisi lokal yang menyebabkan kasus Covid-19 melonjak di Kabupaten Bangkalan.
2. Banyak warga yang anggap kebal virus, abaikan protokol kesehatan
Selain itu, ada faktor lain yang juga mendukung penyebaran virus Covid-19 makin meluas di Jawa Timur. Menurutnya, masih banyak warga yang menganggap dirinya kebal dengan virus corona.
Mereka pun menjadi abai dalam menaati protokol kesehatan yang ada. Bahkan beberapa diantaranya mengabaikan kondisi kesehatan mereka. Diungkapkan oleh Agus jika masyarakat baru akan ke rumah sakit jika sudah sakit parah.