Kisah Pilu Irfan, 5 Orang Keluarganya Jadi Penumpang di Sriwijaya Air
Irfan menyebut sempat mengantar ke Bandara Sokarnor-Hatta dan mengucapkan perpisahan
10 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Duka keluarga dari penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2020) siang pukul 14.40 WIB. Salah satu kisah haru yang diungkapkan yakni dari Pak Irfan yang dikutip dari siaran TV pada Minggu (10/1/2020) siang.
Irfan adalah salah satu keluarga korban dari yang menjadi penumpang Sriwijaya Air SJ-182. Irfan menurturkan bahwa 5 orang anggota keluarganya menjadi penumpang dalam pesawat tersebut.
Berikut Popmama.com rangkum cerita lengkapnya terkait keluarga yang ikut menjadi korban Sriwijaya Air SJ-182.
Editors' Pick
1. Irfan sempat mengantar sampai Bandara Soekarno-Hatta
Salah satu anggota keluarga korban, Irfan menceritakan kisah pilu di mana kecelakaan pesawat ini merenggut nyawa 5 orang keluarganya.
"Ibu, bapak, adik, anaknya adik dan keponakan. (Semuanya) ada 5 orang," tutur Irfan dalam keterangan di TV, Minggu (10/1/2021) siang.
Diceritakannya keluarganya itu pertama kali dijadwalkan berangkat pukul 7.00 WIB menggunakan pesawat NAM Air. Namun, jadwalnya di geser ke Sriwijaya Air pada 13.30 WIB.
Irfan menyebut ia sempat mengantar keluarganya ke Bandara Seokarno-Hatta dan berpamitan langsung.
"Itu saya sendiri yang mengantar keluarga ke Bandara dari Bandung. Kami menginap sehari di Jakarta, siangnya kami berangkat ke bandara. Saya juga yang ngurusin check-in-nya, bagasinya bahkan semuanya sudah beres baru orangtua saya masuk ke ruang tunggu keberangkatan," jelas Irfan.
2. Tak ada firasat khusus yang sempat terlintas dalam benak Irfan
Mengenai firasat khusus akan kehilangan keluarganya, Irfan menyebut tak merasakan hal-hal yang luar biasa.
Ia pun tidak menangkap gelagat mencurigakan. Namun, Papanya yang tidak biasa salat dijamak (digabung) tiba-tiba ingin melakukan salat dijamak di bandara.
"Kalau firasat sebenernya nggak ada, tapi bapak sebelum berangkat bertanya ke saya. Jadi beliau itu kalau salat jarang digabung (jamak) tiba-tiba beliau nanya, 'boleh nggak ya bapak jamak salat'. terus saya bilang 'boleh pak, soalnya bapak nggak tahu nyampe Pontianaknya jam berapa', begitu," jelas Irfan sembari menangis.
Ia mengungkapkan, keluarga di Pontinanak juga sudah ada yang bersiap-siap untuk menjemput ketika 5 orang keluarganya itu mendarat di Bandara Supadio. Tangis Irfan pun pecah sambil mengenang yang baru saja terjadi pada kelima anggota keluarganya.
Baca juga: