Kelainan Saraf Langka Sindrom Tourette: Gejala, Bahaya dan Pengobatan
Sindrom Tourette juga dialami oleh sejumlah artis diantaranya Billie Eilish dan Tora Sudiro
16 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sindrom Tourette atau sindrom ‘tics’ ini bukan hal baru sebenarnya. Namun, banyak orang belum sadar kerabat, teman atau bahkan keluarganya memiliki sindrom ini.
Sindrom Tourette merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai dengan gerakan yang tiba-tiba dan berulang-ulang, stereotipikal, atau vokalisasi yang disebut dengan tics. Orang-orang yang memiliki tics tidak bisa mengontrol gerakan tubuh mereka dari melakukan hal-hal tersebut.
Meski, ada beberapa orang yang bisa menghentikan atau mengendalikan diri tidak melakukan tics untuk sementara waktu. Namun, hal tersebut sulit karena pada akhirnya orang tersebut akan tetap melakukannya.
Berikut Popmama.com rangkum lebih lengkap mengenai sindrom Tourette atau tics!
1. Ada dua tipe sindrom Tourette
Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom ini biasanya muncul antara usia 2-15 tahun, tapi umur rata-rata baru muncul pada usia sekitar 6 tahun. Anak laki-laki berpeluang 3-4 kali memiliki sindrom ini dibandingkan perempuan.
CDC menyebut ada dua tipe sindrom tics atau sindorm Tourette:
- Motorik yaitu gerakan tubuh yang berulang dan tidak bisa dikendalikan. Contohnya berkedip, mengangkat bahu, atau menyentak lengan.
- Vokal yaitu sindrom tics berupa suara yang tidak bisa seseorang kendalikan. Contohnya bersenandung, berdehem, atau meneriakkan kata atau frasa tertentu.
Sindrom Tourette ini ada yang ringan dan ada yang parah. Tics sederhana adalah gangguan yang tiba-tiba, singkat, dan berulang ini melibatkan sejumlah kelompok otot yang terbatas.
Sementara, tics kompleks merupakan gerakan yang berbeda dan terkoordinasi ini melibatkan beberapa kelompok otot.
2. Gejala sindrom Tourette
Gerakan atau suara yang tiba-tiba, singkat, terputus-terputus adalah tanda khas sindrom Tourette. Tanda ini bisa ringan hingga parah. Gejala sindrom Tourette yang parah secara signifikan bisa mengganggu komunikasi, fungsi sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Menurut Mayo Clinic, orang yang mengalami tics dapat menimbulkan ciri-ciri yakni mengalami sensasi tubuh yang tidak nyaman (dorongan/firasat) seperti gatal, kesemutan, atau otot tegang. Namun, sindrom Tourette ini tidak selalu memiliki gejala.
Editors' Pick
3. Penyebab sindrom Tourette
Penyebab pasti sindrom Tourette tidak diketahui, pasalnya ini merupakan gangguan kompleks yang kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor warisan (genetik) dan lingkungan. Reaksi secara kimia di otak yang mengirimkan impuls saraf (neurotransmiter), termasuk dopamin dan serotonin, juga bisa memainkan peran dalam sindrom ini.
Namun, ada beberapa poin dari orang yang memiliki sindrom Tourette, yakni:
- Riwayat keluarga. Memiliki riwayat keluarga sindrom Tourette atau gangguan tic lainnya dapat meningkatkan risiko terkena sindrom Tourette.
- Jenis kelamin. Laki-laki sekitar tiga hingga empat kali lebih mungkin daripada wanita untuk mengembangkan sindrom Tourette.
4. Bahaya dan komplikasi sindrom Tourette
Dikutip dari Mayo Clinic, orang dengan sindrom Tourette bisa tetap menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. Namun, sindrom Tourette sering menyebabkan gangguan perilaku dan sosial yang dapat berpengaruh terhadap citra penderitanya.
Berikut adalah kondisi yang sering dikaitkan dengan orang yang memiliki sindrom Tourette meliputi:
- Gangguan perhatian-defisit/hiperaktif (ADHD)
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- Spektrum autisme
- Ketidakmampuan belajar
- Gangguan tidur
- Gangguan kecemasan
- Nyeri yang berhubungan dengan sindrom yang dideritanya, terutama sakit kepala
- Masalah pengendalian kemarahan
5. Pengobatan sindrom Tourette
Hingga saat ini belum ada obat untuk sindrom Tourette, tapi perawatan untuk meringankan gejalanya tersedia. Banyak orang dengan sindrom Tourette tidak perlu melakukan perawatan khusus ketika gejalanya tidak merepotkan. Sindrom tics biasanya juga berkurang atau menjadi terkontrol setelah melewati masa remaja.
Namun, jika Mama melihat ada gejala sindrom ini pada anak maka lebih baik menghubungi segera dokter anak yang dipercaya. Tidak semua perilaku/ perkataan berulang adalah sindrom Tourette. Banyak anak-anak mengembangkan gejala tapi hilang sendiri setelah beberapa minggu atau bulan.
6. Sejumlah seleb yang memiliki sindrom Tourette
Sindrom Tourette ini bisa menyerang siapa saja di dunia. Tercatat ada beberapa selebriti yang mengakui dirinya memiliki sindrom ini. Di Indonesia, aktor Tora Sudiro pada tahun 2017 mengakui dirinya memiliki sindrom ini setelah menjalani assessment Badan Narkotika Nasional (BNN) terhadap kasus yang menimpanya saat itu.
Sementara, penyanyi peraih Grammy asal Amerika Serikat, Billie Eilish juga mengalami sindrom Tourette. Ia menceritakan pengalamannya hidup dengan sindrom ini di Instagramnya pada tahun 2018. Dari sana, Billie mendapat banyak simpati dari para penggemarnya.
Itulah tadi informasi mengenai sindrom Tourette yang ternyata adalah gangguan saraf yang cukup langka di dunia. Pasalanya, prevalensi penderita sindrom Tourette di dunia sekitar 4-5 orang diantara 10.000 orang.
Baca juga:
- Apa Itu Sindrom Shopaholic? Ketahui Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya!
- Waspada, Penggunaan Ponsel Berlebihan Bisa Memicu Sindrom "Text Neck"
- Fakta Sindrom William, Salah Satu Kelainan Genetik Langka di Dunia