Mengenal Zoom Fatigue, Kelelahan Kerja Karena Sering Video Call
Orang yang mengalami Zoom Fatigue merasa kelelahan ketika bekerja dari rumah dibandingkan di kantor
20 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 membuat aktivitas manusia hanya terbatas di lingkungan rumahnya saja. Tentunya hal ini membuat seluruh aktivitas yang biasanya dilakukan tatap muka berpindah menjadi daring. Salah satunya adalah pertemuan seperti rapat dan diskusi.
Karena saking banyaknya meeting dari pagi-sore, ternyata bisa membuat Mama atau Papa mengalami Zoom Fatgiue lho. Wah, apa itu?
Jadi, Zoom Fatigue adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah karena intensitas panggilan video rutin dilakukan setiap hari. Bahkan sebagian orang merasa lebih lelah dari pada ketika ia bekerja di kantor.
Bagaimana Zoom Fatigue ini bisa menyerang dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya.
Editors' Pick
1. Penyebab Zoom Fatigue bagi sebagian besar orang
Dikutip dari CBC, ada beberapa hal yang membuat orang rentang terkena Zoom Fatigue. Menurut psikolog, pengguna video call bisa gampang lelah karena seolah dituntut untuk terus-menerus tampil secara on-time.
Psikolog Marissa Shuffler dari South Carolina Clemson University menyebut faktor harus 'on' sepanjang waktu ini yang menjadi masalah.
Sementara itu, menurut Janine Hubbard, seorang psikolog dari St. John mengatakan orang yang mengalami Zoom Fatigue atau kelelahan Zoom cenderung hanya bisa melakukan kontak mata dengan satu atau dua orang di sekitar meja ketika bekerja.
"Katakanlah bahwa ia adalah seseorang yang memiliki kecemasan sosial, maka Zoom Fatigue bisa gampang menyerang karena menghadapkannya pada banyak wajah dalam satu waktu,” tuturnya kepada CBC.
2. Zoom Fatigue bisa meningkatkan risiko ‘burn out’
Bagi para pekerja yang work from home (WFH), menurut Shuffler, seorang profesor dan psikolog dari Amerika Serikat mengatakan risiko jangka panjang dari Zoom Fatigue termasuk burnout dan depresi.
Lalu, orang akan lebih cepat mengalami burn out dan depresi jika alat pendukung kerja di rumah tidak bekerja dengan benar.
"Dari puluhan tahun penelitian tentang bekerja secara virtual, beberapa masalah terbesar benar-benar muncul setiap kali kami tidak melakukan pekerjaan dengan baik untuk mencocokkan alat virtual kami. Ditambah tuntutan kerja yang harus dihadapi. Itu bisa menciptakan lebih banyak stres," katanya.