Najwa Shihab Bicara Keadilan bagi Perempuan dalam Berkarya dan Bekerja
Bukan menunut keistimewaan, karena untuk sampai setara saja masih jauh
26 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023. Di hari kedua, Sabtu (25/11/2023) dalam sesi kedua bersama Najwa Shihab dan K.G.P.A.A Mangkoenagoro X berdiskusi dalam tema “Fostering Youth Leadership Skills in Navigating The Digital Landscape”.
IMGS 2023 berlangsung mulai tanggal 24-26 November 2023 di Pulau Satu & Dome Senayan Park, Jakarta. Dengan tema Purposeful Progress, IMGS 2023 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.
Selain itu, acara ini memberikan peluang bagi generasi muda untuk bertemu dan berinteraksi dengan para tokoh inspiratif di industri ekonomi kreatif.
Isu yang diangkat oleh Najwa Shihab tidak hanya soal anak muda sebagai pemimpin masa depan. Namun, juga diskursus mengenai peran perempuan dalam berkarya dan bekerja.
Menurut Najwa Shihab, kesetaraan bagi perempuan bukan berarti ingin mendapatkan hak keistimewaan di atas segala.
Namun, kesempatan yang didapat bisa setara dengan laki-laki. Apalgi soal urusan pekerjaan kadang masalah menikah, punya anak hingga umur menjadi penghambat perempuan dalam berkarya.
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!
Editors' Pick
1. Keadilan untuk perempuan bukan berarti hak ingin diistimewakan
Dalam pemaparannya, Najwa Shihab menyebut kesetaraan yang diperjuangkan adalah mendapatkan kesempatan yang sama pada berbagai hal.
Misalnya, kodrat perempuan yang hamil dan melahirkan seharusnya tidak menjadi penghambat dan alasan bagi perusahaan untuk menerimanya. Karena hal ini sering kali menjadi masalah.
“Kesempatan yang setara perempuan dan laki-laki. Kedua, seringkali orang tidak sadar kerap kali menyalahkan perempuannya. Mungkin ada beberapa pendekatan yang merasa laki-laki itu musuh atau terancam karena akan mengubah banyak hal. Dunianya sendiri, harus memperbaiki sistemnya,” jelasnya.
2. Sistem yang ada seringkali menyudutkan perempuan
Masih banyak anggapan yang mencampur adukkan mengenai kodrat perempuan atau kewajiban yang bisa dilakukan semua orang. Ini yang membuat perempuan kerap terpinggirkan karena hanya dianggap sebelah mata.
Bahkan ungkapan ‘percaya diri’ saja bisa sangat memarjinalkan perempuan itu sendiri
“Ungkapan percaya diri saja bisa memarjinalkan perempuan. Hubungan yang toxic misalnya karena perempuan tidak cukup percaya diri. Kadang ini juga digunakan untuk menyalahkan perempuan,” tutur jurnalis tersebut.