Pengertian Henipavirus yang Baru Mulai Menyebar di China, Waspada!
Lewat virus Langya, ada beberapa orang yang ditemukan kasus positif virus Langya
18 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemunculan virus Covid-19 pada akhir tahun 2019 dan merebak di tahun 2020 menghebohkan dunia. Virus yang konon berasal dari Wuhan, Provensi Hubei, China itu akhirnya menyebabkan tekanan ke negara tersebut.
Kini di tahun 2022, muncul virus Langya yang termasuk dalam kelompok henipavirus di China. Virus ini telah menginfeksi sebanyak 35 orang di China tepatnya di Provinsi Henan dan Shandong.
Mereka yang terinfeksi memiliki riwayat kontak dengan hewan yang memiliki virus Henipavirus.
Bagaimana perkembangan dan risiko virus ini? Berikut Popmama.com rangkumpengertian Henipavirus yang baru mulai menyebar di China, lewat virus Langya.
1. Apa itu Henipavirus?
Henipavirus adalah sebuah genus dari virus RNA yang beruntai negatif. Henipavirus termasuk keluarga Paramyxoviridae ordo Mononegavirales yang terdiri atas 5 spesies.
Virus ini ada pada kelelawar buah, pteropid atau rubah terbang dan kampret atau kelelawar kecil pemakan serangga.
Di China kasus dengan Henipavirus berawal dari sejumlah orang yang terinfeksi Langya. Di mana virus Langya termasuk dalam kelompok Henipavirus yang biasanya dibawa oleh kelelawar buah.
Henipavirus sendiri sebetulnya merupakan genus atau marga dari lima spesies virus, yakni virus Langya, Hendra, Nipah, Cedar, Ghanaian bat, dan virus Mojiang.
Dari lima spesies virus tersebut, virus Hendra dan virus Nipah menjadi yang paling ganas yang dapat menyebabkan wabah pada manusia dan dikaitkan dengan rasio fatalitas kasus yang tinggi.
Editors' Pick
2. Penyebaran dan masa inkubasi virus
Henipavirus ini memiliki masa inkubasi 5-16 hari. Namun, dalam kasus tertentu masa inkubasi berlangsung sampai 2 bulan.
Makin menyebar di China, Henipavirus awalnya ditemukan dalam sampel usap tenggorokan pasien di China Timur. Pasien diketahui telah berkontak dengan hewan sebelumnya.
3. Gejala seseorang terkena Henipavirus
Ada beberapa gejala seseorang tertular virus Langya di China yakni demam, batuk, anoreksia, nyeri otot, muntah, dan kelelahan. Namun, ada beberapa orang yang terkena Henipavirus memiliki gejala klinis lain yakni sifat mudah marah, sakit kepala, dan mialgia.
Penderita Henipavirus juga sebanyak 35 persen mengalami gangguan fungsi hati, sebanyak 8 persen menderita gangguan ginjal.
Henipavirus merupakan salah satu penyebab zoonosis yang muncul di Asia-Pasifik. Pasalnya virus ini mampu menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia dengan kasus kematian hingga 40-75 persen.
4. Henipavirus lebih mematikan dari Covid-19?
Sedang heboh di China virus Langya yang masuk ke kategori Henipavirus, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pernah menyebutkan kalau Henipavirus lebih tinggi tingkat kematiannya daripada Covid-19.
Selain itu, belum ditemukan vaksin atau pengobatan khusus Henipavirus. Namun, salah seorang Profesor Program Penyakit Menular di Duke NUS Medical School bernama Wang Linfa mengatakan Henipavirus tidak berakibat fatal sehingga masyarakat tidak perlu panik.
Menurut New England Journal of Medicine pada 4 Agustus 2022, secara histori belum ditemukan penularan dari manusia ke manusia berkaitan dengan virus ini.
5. Cara pengobatan Henipavirus dan tips mencegahnya
Dikutip dari website Infeksi Emerging milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), karena belum adanya vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini, sehingga pengobatan bersifat simptomatis dan supportif.
Oleh karenanya penting sekali untuk mencegah risiko tertular virus ini sejak awal. Sehingga kemungkinan terburuknya bisa dicegah.
Berikut pencegahan Henipavirus yang bisa dilakukan setiap orang dari Kemenkes:
- Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan, konsumsi gizi seimbang, istirahat cukup, etika batuk/bersin.
- Hindari perburuan hewan liar
- Hindari kontak dengan hewan ternak (seperti kuda) yang kemungkinan terinfeksi. Bila kontak menggunakan alat pelindung diri. Gejala hewan yang terinfeksi meliputi saluran pernapasan dan neurologi seperti demam, kesulitan bernafas, ataksia.
- Konsumsi daging secara matang.
- Tidak mengonsumsi produk buah langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengkontaminasi.
- Tidak menambahkan tanaman buah sebagai sumber makanan kelelawar sekitar peternakan.
- Cuci dan kupas buah secara menyeluruh dan buah buah yang memiliki tanda gigitan kelelawar.
- Bagi petugas kesehatan terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi.
- Menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi termasuk cairan tubuhnya.
Mengutip Kemenkes, saat ini belum ditemukan kasus penyakit Henipavirus termasuk virus Hendra pada manusia maupun hewan ternak di Indonesia. Namun, Berdasarkan studi serologi Kalong menunjukkan bahwa sebanyak 22,6 persen kalong spesies Pteropus vampyrus di Kalimantan Barat dan sebanyak 25 persen P. Alecto di Sulawesi Utara mengadung antibodi terhadap virus Hendra.
Itulah tadi pengertian Henipavirus yang baru mulai menyebar di China lewat virus Langya. Semoga Indonesia terhindar dari virus ini ya, Ma. Jangan lupa selalu menjaga kesehatan!
Baca juga:
- 35 Orang Terinfeksi Virus Langya di China, Berbahayakah?
- Catat! Ini 5 Mitos Virus Cacar Monyet yang Perlu Kamu Tahu
- Peneliti Temukan Virus Cacar Monyet Bermutasi, Benarkah Cepat Menular?