Pro-Kontra Garam Himalaya, Benarkah Lebih Sehat dari Garam Biasa?
Garam himalaya diklaim bermanfaat dan membantu program diet berjalan lebih mulus
16 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa waktu ini garam himalaya menjadi perbicangan. Pasalnya, garam himalaya ini dianggap menjadi garam yang paling sehat diantara garam lainnya. Keberadaan garam sebagai bumbu dapur memang tidak bisa lepas dari orang Indonesia.
Garam himalaya atau himalayan salt memiliki ciri-ciri berwarna merah jambu dengan bentuknya yang cukup besar. Garam ini sempat menjadi tren untuk menurunkan berat badan karena membantu program diet.
Bagaimana kandungan yang terdapat dalam garam himalaya ini? Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya.
1. Tak semuanya garam himalaya yang beredar asli
Dilansir dari Healthline, garam himalaya adalah jenis garam yang ditambang dari kawasan pertambangan garam Khewra, di dekat Himalaya, Pakistan. Tambang garam tersebut merupakan salah satu tambang garam tertua dan terbesar di dunia. Di tambang ini, garam himalaya diekstraksi secara manual dan minim proses pemurnian, sehingga garam ini minim tambahan zat kimia.
Nutrition Research Australia yang dikutip dari Science Times menguji 31 aneka garam merah muda atau himalayan salt yang ditemukan di Australia. Ternyata, tidak semuanya berasal dari Pegunungan Himalaya.
Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa kandungan garam himalaya tidak konsisten dan tidak dapat diprediksi. Beberapa garam tidak mengandung zat besi atau hanya mengandung 15mg per 100 gram garam. Kadar kalsium berkisar antara 50mg hingga 500mg per 100 gram.
Tingginya kadar nutrisi penting berkorelasi dengan kadar logam berat seperti aluminium dan timbal. Beberapa garam himalaya yang diteliti memiliki hingga 19mg / 100g aluminium dan 0,29mg / 100g timbal. Kedua logam dapat mengakibatkan efek kesehatan yang merugikan jika dikonsumsi secara berlebihan atau dari konsumsi jangka panjang.
Editors' Pick
2. Perbandingan nutrisi garam himalaya dengan garam dapur
Melihat penelitian di atas maka bisa dibandingkan kandungan nutirisi dan mineral dalam garam biasa dengan garam himalaya. Berikut adalah perbandingannya.
Dikutip dari berbagai sumber, untuk garam himalaya kandungannya per 1 gram yakni:
- Kalsium: 1,6mg
- Kalium: 2,8mg
- Magnesium: 1,06mg
- Zat besi: 0,0369mg
- Natrium: 368mg
Sementara itu, kandungan nutrisi garam dapur per 1 gram yakni:
- Kalsium: 0,4mg
- Kalium: 0,9mg
- Magnesium: 0,0139mg
- Zat besi: 0,0101mg
- Natrium: 381mg
Dari perbandingan di atas, garam dapur memiliki lebih banyak natrium ketimbang garam himalaya. Sementara, garam himalaya memiliki lebih banyak kandungan kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.
3. Diklaim lebih sehat dibandingkan garam biasa
Dari penelitian di atas, ternyata klaim garam himalaya dianggap lebih sehat tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, kandungan natrium dari garam himalaya tidak jauh berbeda dengan garam biasa. Semenatara, garam himalaya juga berisiko memiliki kandungan logam berat yang cukup tinggi.
"Reputasi garam himalaya karena 'lebih sehat' sekarang telah dibantah, karena tingkat nutrisinya tidak jauh berbeda," ujat CEO Nutrition Research Australia dr. Flavia Fayet-Moore dikutip dari The News Daily.
Tiga nutrisi teratas yang ditemukan dalam garam himalaya (tidak termasuk natrium) adalah magnesium, kalsium dan kalium. Garam himalaya diklaim lebih rendah natrium ketimbang garam biasa, sehingga dianggap bisa menunjang diet sehat. Klaim kadar natrium garam himalaya yang jauh lebih rendah ketimbang garam biasa berasal dari ukuran kristal garam.
Secara teknis, ukuran kristal garam yang lebih besar membuat kandungan natrium per takarannya jadi lebih sedikit.
Sehingga, penggunaan garam himalaya bisa jadi lebih sedikit ketimbang pemakaian garam biasa. Namun, perlu diperhatikan, ada juga garam himalaya yang punya ukuran butiran sama dengan garam biasa. Jadi, takaran penggunaannya sama saja.
4. Ukuran kebutuhan konsumsi natrium setiap hari
Terlepas dari kandungan mineral garam himalaya atau garam dapur biasa, yang perlu Mama diperhatikan adalah batas aman konsumsi natrium per hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan konsumsi garam setiap orang dewasa maksimal sebanyak 2.000mg natrium, atau 1 sendok teh, atau 5 gram per hari.
Konsumsi garam yang berlebihan bisa berbahaya bagi tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karenanya, mau apapun garam yang digunakan tetap mengacu kepada kebutuhan harian yang dianjurkan WHO dan Kemenkes ya!
Baca juga:
- 5 Manfaat Garam Himalaya untuk Kecantikan
- Manfaat Garam Laut Mati bagi Pengidap Psoriasis dan Cara Penggunaannya
- Ada Garam Dapur dan Garam Laut, Apa Bedanya?