Angga Yunanda Banyak Berimajinasi saat Syuting Film Jumbo
Menantang di awal syuting, Angga Yunanda banyak belajar sebagai voice actor film animasi
17 Maret 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terkenal karena aktingnya di banyak film, Angga Yunanda mulai merambah hal lain meski masih dalam satu cangkupan berakting. Lewat film Jumbo, Angga memerankan karakter Acil, kakak dari Atta (Muhammad Adhiyat).
Meski dalam film animasi garapan Ryan Adriandhy itu yang dibutuhkan hanya suaranya, ternyata tidak kalah menantang dari syuting film biasa. Tentunya banyak perbedaan, tetapi ANgga menganggap ini sebagai 'canvas' untuk dirinya belajar lagi terutama soal voice acting.
Kepada Popmama.comAngga Yunanda banyak berimajinasi saat syuting film Jumbo, kok bisa? Ini cerita selengkapnya.
Editors' Pick
1. Angga Yunanda mengandalkan imajinasi saat recording suara
Menjadi voice actor untuk film panjang, membuat Angga Yunanda mengeksplorasi dunia akting dengan spektrum lain. Dibantu oleh sang Sutradara, ia menyamakan visi karakternya yakni Acil di film itu.
Kepada Popmama.com, Angga menyebutkan kalau perbedaan terbesar dari syuting film biasa dengan animasi yakni dari lingkungannya. Saat syuting untuk suara Acil, Angga harus berimajinasi dengan latar tempat Acil berada hingga membayangkan lawan bicaranya.
"Bedanya lingkungannya, kalau syuting biasa ada kamera, lighting dan properti pendukung. Dalam film animasi ini memang hanya mengisi suara, jadi saya harus mengandalkan sepenuhnya imajinasi dan menuangkannya ke dalam bentuk suara," jelas Angga Yunanda.
2. Untungnya dibantu oleh sketch scene dari sutradara
Hal yang membantu Angga menjadi voice actor film animasi, yakni gambaran dari sang Sutradara sendiri. Di sini Ryan Adriandhy sudah memiliki beberapa sketsa atau gambaran dari latar tempat hingga sosok Acil sendiri.
"Kak Ryan sudah punya sketsa dari beberapa scene seperti rumah, lingkungan sekitar, dan masing-masing karakter juga sudah jadi. Tapi ya hanya berbentuk sketsa yang scene by scene," tutur Angga.
Angga mengembangkannya dari sketsa tersebut untuk diimajinasikan. Meski hanya suaranya yang diambil, saat recording ia harus tetap berakting dengan ekspresi tertentu agar suaranya juga menggambarkan hal serupa.