Kimberly Ryder Bicara Isu KDRT yang Kerap Dialami Perempuan
Perempuan mesti paham kalau KDRT tidak hanya fisik tetapi juga psikologis hingga finansial
19 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih menjadi salah satu isu serius yang dihadapi banyak perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Aktris Kimberly Ryder kepada Popmama.com bicara soal isu ini, ia menyuarakan keprihatinannya terhadap permasalahan tersebut.
Kimberly berbicara tentang pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya KDRT, serta perlunya dukungan nyata bagi para korban.
Soal topik ini ia ingin bisa mendorong perempuan yang menjadi korban untuk berani mencari pertolongan, speak up dan keluar dari hubungan yang menyengsarakan.
Kimberly juga menekankan bagaimana faktor budaya, stigma sosial, dan kurangnya perlindungan hukum sering kali membuat korban enggan melaporkan kekerasan yang mereka alami.
Berikut Popmama.com rangkum mengenai bagaimana cara Kimberly Ryder bicara isu KDRT yang kerap dialami perempuan!
1. Belum banyak yang tahu kalau KDRT tidak hanya sola fisik
KDRT tidak selalu berbentuk kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan verbal, psikologis, ekonomi, seksual, dan penelantaran. Kekerasan verbal melibatkan hinaan atau kata-kata kasar yang merendahkan, sedangkan kekerasan psikologis mencakup manipulasi, pengendalian, atau isolasi yang merusak kesehatan mental korban.
Di sisi lain, kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku mengontrol keuangan korban untuk menciptakan ketergantungan.
Kekerasan seksual dalam rumah tangga mencakup tindakan pemaksaan atau pelecehan seksual tanpa persetujuan, sementara penelantaran merujuk pada pengabaian kebutuhan dasar korban, baik fisik maupun emosional.
Semua bentuk kekerasan ini dapat berdampak serius pada fisik, mental, dan kesejahteraan korban, meskipun tidak selalu meninggalkan bekas yang terlihat. Penting untuk memahami bahwa KDRT tidak hanya soal fisik, tetapi juga berbagai bentuk kekerasan lain yang merusak.
"Sangat disayangkan (banyak perempuan menjadi korban), mungkin orang melihat KDRT itu hanya memukul atau menyakiti secara fisik. Padahal tidak, KDRT itu termasuk kekerasan verbal dan mental juga," jelas Kimberly Rider.
Editors' Pick
2. Media sosial jadi sumber informasi dan edukasi soal kekerasan
Adanya media sosial saat ini menjadi penting untuk menggalakkan isu soal edukasi kekerasan ini. Kimberly melihat sebagai public figure, ia bersyukur karena perkembangan media sosial mendukung banyak orang berpartisipasi untuk menjadi bagian dari edukasi soal kekerasan.
"Sekarang bersyukurnya dengan media sosial lebih banyak yang speak up, banyak yang lebih mengerti juga, saling membantu. Kalau masih ada banyak yang merasa tidak bisa speak up, semoga mereka terbantu oleh orang-orang yang sudah keluar dari relationship tersebut," pungkasnya.
Banyak konten di media sosial juga saat ini menyediakan akses cepat ke layanan bantuan, seperti nomor hotline dan kontak organisasi pendukung, sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan pertolongan saat diperlukan.
Kimberly menyebut semoga kedepannya semakin banyak yang terinspirasi untuk bisa keluarga jika ia terjebak dalam hubungan toxic.
"Semoga kedepannya lebih banyak orang yang menonton dan bisa mendapatkan informasi tentang KDRT ini. Dia bisa berani keluar dari relationship (toxic) tersebut. Semua orang punya reason mereka sendiri untuk get out from toxic relationship," tuturnya.