7 Film dan Serial Netflix Soal Perjalanan Remaja Mencari Jati Diri
Dengan konflik dan lika-liku yang khas semakin seru untuk disaksikan bersama
10 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pencarian jati diri biasa dialami oleh remaja menuju masa dewasanya. Pencarian jati diri ini ditandai dengan bergejolaknya emosi yang berhubungan dengan keluarga, lingkungan dan teman.
Salah satu media yang membuat remaja merasa dekat adalah melalui film. Dengan menonton film yang memiliki keresahan yang sama, remaja yang sedang mencari jati diri seolah punya ikatan emosi tertentu terhadap tontonan yang sesuai dengan consent-nya.
Streaming populer seperti Neflix makin banyak digandrungi remaja saat ini. Mencari film yang sesuai dan bertema pencarian jati diri ini sangat mudah ditemukan di Netflix.
Bagi yang mencari rekomendasi serial Netflix soal perjalanan remaja mencari jati diri, berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya.
1. The Baby Sitters Club
Cerita The Baby Sitters Club pertama kali ditayangkan pada tahun 1995. Serial dan film pada tahun 1990-an itu diangkat dari buku seri The Baby Sitters Club yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1986.
Seiring berjalannya waktu, serial yang populer ini pun dibuat reboot-nya. Untuk reboot dari The Babysitter Club di Netflix akan berjumlah 10 episode.
Jika dilihat dari buku aslinya, The Baby Sitters Club bercerita tentang kehidupan dan persahabatan antara lima orang remaja yaitu Mary Anne Spier, Kristy Thomas, Dawn Schafer, Stacy McGill dan Claudia Kishi.
Setiap orang dari lima sahabat itu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Mereka pun membuka bisnis pengasuhan anak. Dalam menjalaninya terdapat problematika dan konflik seru di dalamnya yang menyangkut kehidupan masing-masing.
Namun, para sahabat ini bisa saling membantu sama lain demi persahabatan dan bisnis yang mereka bangun bersama.
2. Never Have I Ever
Serial teen-comedy ini akan sangat dekat dengan remaja milenial saat ini. Berkisah tentang gadis India bernama Devi yang berusaha untuk melupakan duka karena kehilangan Papanya secara mendadak. Ia pun mengisi kegiatan remajanya di dalam maupun luar sekolah.
Devi memiliki dua sahabat bernama Fabiola dan Eleanor yang selalu menemami Devi saat menjadi lumpuh karena syok dengan kematian Papanya dulu. Seolah ajaib, Devi seketika sembuh ketika melihat Paxton Hall-Yoshida yang merupakan remaja populer di sekolahnya karena tampan dan tubuh atletisnya.
Kisah Devi yang bimbang dengan perasaan kepada Paxton menghiasi serial ini. Kompetisi akademiknya dengan Ben Gross juga tak kalah menarik. Kisah persahabatan Devi dengan Fabiola dan Eleanor juga kerap diuji.
Lika-liku dan masalah yang biasanya dialami remaja digambarkan secara gamblang dan nyata di film ini. Hubungan dan masalah antara remaja dan orangtuanya juga ditunjukkan. Dengan sentuhan komedi yang segar, dijamin nggak akan bosen menonton serial ini.
Editors' Pick
3. The Edge of Seventeen
Umur 17 tahun menjadi masa sakral bagi remaja. Sebagian anak muda menganggap bahwa 17 tahun adalah momen dari masa remaja yang banyak cerita. Hal itulah yang menjadi topik utama dalam film The Edge of Seventeen.
Drama coming-of-age hasil karya debut penyutradaraan Kelly Fremon Craig ini perdana dirilis di Festival Film Internasional Toronto 2016.
Kisah The Edge of Seventeen berfokus pada hidup Nadine Franklin yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan keluarganya. Sejak kecil, Nadine dan Mamanya yang bernama Mona tidak akur. Ia juga tidak dekat dengan kakak laki-lakinya, Darian yang populer di sekolah.
Sebelum Papanya meninggal pada usia 13 tahun, mereka sangat dekat. Untungnya di sekolah ia memiliki sahabat bernama Krista. Dinamika persahabatan mereka diuji ketika sahabatnya itu berpacaran dengan Darian, kakaknya sendiri. Nadine pun seolah kesepian.
Ia lalu mulai menjalin hubungan pertemanan baru dengan Erwin Kim yang ternyata menyukai Nadine. Meskipun Nadine lebih tertarik kepada Nick Mossman. Meski perasaan Nadine hanya bertepuk sebelah tangan.
Suatu hari Nadine salah mengirim pesan vulgar kepada Nick. Hal ini pun membuat kehdiupannya menjadi kacau hingga melibatkan keluarganya. Ditengah hubungannya dan sang Sahabat yang memburuk, bagaimana Nadine akan mengambil langkah?
Film yang berdurasi 104 menit ini memunculkan berbagai konflik umum yang dialami remaja 17 tahunan. Sehingga akan sangat dekat jika ditonton bersama orangtua di rumah!
4. Easy A
Film drama-komedi yang dibintangi oleh Emma Stone ini memang sudah cukup lama, yaitu pertama ditayangkan pada 2010 lalu. Meski begitu, konflik dan cerita yang disampaikan masih relevan lho.
Kita sering didoktrin jika bohong untuk kebaikannya seolah diperbolehkan. Rupanya hal ini yang diterapkan oleh Olive Penderghast. Karena kebohongan kecil, membuat hidupnya berubah drastis. Yup, Olive berbohong kalau ia baru saja kehilangan keperawanannya.
Awalnya ia merasa risih karena menjadi perbincangan satu sekolah. Namun, lama-lama ia pun merasakan dampak positif dari kebohongannya itu. Ia mendapat keuntungan baik dari sisi status sosial maupun finansial.
Olive pun mulai memanfaatkan reputasi barunya untuk mendapat keuntungan yang tanpa sadar ia mulai masuk ke masalah yang jauh lebih besar. Masalah itu tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Dikemas dengan gaya hidup khas remaja Amerika Serikat, Easy A sangat mudah untuk dimengerti. Tak ada konflik terlalu berat. Sisipan komedinya pun cukup asyik hingga membuat tertawa ketika menonton.
5. Tall Girl
Netflix dikenal sebagai platform yang menyediakan tayangan seru untuk ditonton. Salah satu film yang bisa Mama saksikan adalah Tall Girl. Mungkin bagi remaja yang memiliki tubuh lebih tinggi dari teman-temannya yang lain bisa relate dengan kisah dalam film ini.
Tall Girl bercerita tentang Jodi yang dikenal sebagai gadis tertinggi di sekolahnya. Film ini mengambil sudut pandang Jodi yang dipandang sebagai minoritas karena tinggi badannya. Film juga menceritakan Jodi bisa menghadapi banyak kendala karena hal itu.
Film ini membuat yang menontonnya membayangkan menjadi Jodi yang serba susah dari memilih baju hingga urusan asmara. Suatu hari Jodi memutuskan untuk mengubah penampilannya yang rupanya menaikkan kepercayaan dirinya sendiri.
Cerita dalam film pun semakin seru ketika Luke, seorang siswa baru, hadir di hidupnya. Namun, kekaguman Jodi kepada Luke tidak berjalan mudah. Jodi mendapat banyak halangan dari orang yang tidak menyukai penampilan barunya.
Film ini tak hanya mengungkapkan keresahan remaja perempuan yang bertubuh di atas rata-rata. Lebih umum lagi juga kepada mereka yang menjadi minoritas dan seolah dikucilkan. Seru banget ditonton bareng teman lho!
6. The Dude in Me
Berbeda dengan daftar film dan serial di atas yang berlatar belakang di Amerika Serikat, The Dude in Me adalah film Netflix dari Korea Selatan. Film ini juga dikenal dengan nama The Man Inside Me pertama kali tayang pada 19 Februari 2019 lalu.
Bergenre komedi-fantasi, The Dude in Me menyajikan kisah bullying lho. Uniknya, korban bullying Kim Dong Hyun harus bertukar tubuh dengan Jang Pan Soo yang merupakan ketua gangster.
Keduanya bertukar jiwa saat Dong Hyun terjatuh dari tangga dan tanpa sengaja menimpa tubuh Pan Soo hingga keduanya tak sadarkan diri. Pan Soo yang kembali jadi anak SMA pun harus terpaksa bersekolah dan mencoba menemukan penyebab kenapa Dong Hyun harus terjatuh dari atap sekolahnya.
Pan Soo yang terperangkap di tubuh Dong Hyun juga harus berurusan dengan teman-teman sekolah yang pernah membully Dong Hyun hingga berbalik melawan mereka. Kisah dalam film ini semakin menarik ketika Pan Soo bertemu kembali dengan cinta pertamanya Oh Mi Sun yang merupakan ibu dari teman sekelasnya Oh Hyun Jung.
Dengan film The Dude in Me kisah perundungan diangkat menjadi sesuatu yang baru fresh di film ini. Ditonton saat santai akan membantu bisa fokus ke jalan ceritanya yang menarik tapi sarat makna dengan konflik yang mudah dipahami.
7. The Perks of Being a Wallflower
Film coming of age memang cocok ditonton untuk remaja yang sedang mencari jati diri. Bisa dibilang jika tema yang diangkat oleh film ini cukup berat yaitu soal gangguan kejiwaan dengan sentuhan humor yang sarkas. Banyak yang bilang film The Perks of Being a Wallflower cocok ditonton saat sedih.
Film ini berlatar tahun 1990 yang menceritakan Charlie, orang yang dipandang aneh di sekolah karena ia adalah mantan pasien rehabilitasi untuk gangguan kejiwaan. Dia menderita depresi akut karena sahabatnya bunuh diri.
Charlie lalu berkenalan dengan Patrick, remaja yang iseng, seru tapi ramah. Patrick diceritakan memiliki seorang saudara tiri bernama Sam. Sam dan Patrick memiliki geng berisi anak-anak tidak populer yang mereka sebut sekumpulan Wallflower. Charlie begitu keluar dari rehabilitasi langsung diterima di geng ini.
Dinamika hidup Charlie dan hubungannya dengan Sam hingga Patrick pun dikisahkan dalam film ini dengan apik. Pertarungan mereka untuk melewati masa-masa berat hingga berdamai dengan keadaan terkesan sedih tapi nyata. Penonton seolah dekat dengan kisah mereka karena bisa merasakan pergolakan emosi remaja dalam memandang kenyataan hidup. Siapa nih yang penasaran?
Itulah tadi rekomendasi film dan serial Netflix soal perjalanan remaja mencari jati diri. Semoga film-film di atas bisa menjadi referensi tontonan yang seru. Tak hanya untuk remaja, film di atas juga bisa ditonton orangtua agar lebih mengenal kehidupan dan masalah dalam kacamata remaja jika punya anak seumuran.
Baca juga:
- Membanggakan! Ini 7 Film Indonesia yang Terkenal di Luar Negeri
- Dibalik Film 'Yes Day', Tepatkah Orangtua Bebaskan Anak Seharian?
- Fakta Film Minari, Kisah Perjuangan Keluarga yang Menyentuh Hati