Waspada! Kasus Positif Covid-19 Cepat Berkembang dari Klaster Keluarga
Transmisi virus di dalam rumah terjadi karena protokol jaga jarak dan masker tidak berlaku lagi
7 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus positif virus Corona di Indonesia bisa mencapai ribuan orang setiap diumumkan.
Hal ini tentunya bisa menimbulkan kekhawatiran untuk Mama dan Papa di rumah.
Apalagi saat ini muncul berbagai klaster-klaster kecil yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah klaster keluarga.
Mengutip dari akun Instagram @pademictalks, klaster keluarga yang tertular virus Corona adalah terjadi jika salah satu anggota dari keluarga tersebut terinveksi virus, lalu menularkannya kepada anak dan istri di rumah. Sehingga satu keluarga tersebut tertular virus dari keluarganya sendiri.
Penyebaran virus Corona dari klaster keluarga cenderung dulit dideteksi dan penyebarannya terbilang cepat. Salah satunya adalah prokotol kesehatan, menggunakan masker, dan jaga jarak tidak berlaku lagi di dalam rumah.
Bagaimana klaster keluarga Covid-19 ini bisa terjadi? Bagaimana mencegahnya? Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya.
1. Klaster keluarga bermunculan di Indonesia
Dari kasus pertama virus Covid-19 terjadi di Indonesia, yakni 2 Maret 2020 belum juga cukup mereda. Diketahui, penambahan kasus baru hingga saat ini, Senin (7/9/2020) yang tertinggi terjadi pada 29 Agustus 2020 dengan 3308 orang.
Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa klaster keluarga yang bermunculan di Indonesia.
Bogor, misalnya ada 48 klaster keluarga dengan 189 kasus. Bekasi 155 klaster keluarga dan 437 kasus, Yogyakarta 9 klaster keluarga dengan 13 kasus, Semarang 8 klaster keluarga dengan 10 kasus dan Malang 10 klaster keluarga dengan 35 kasus.
Editors' Pick
2. Mengapa klaster keluarga berbahaya?
Ada beberapa hal yang bisa membuat klaster keluarga ini justru lebih berbahaya. Salah satunya adalah karena ketika satu orang di keluarga sudah terpapar dan transmisi ke keluarganya, maka kebijakan seperti jaga jarak dan masker tidak berlaku lagi di dalam rumah.
Kemudian, lingkup dan kultur Indonesia yng erat silaturhami membuat penyebaran virus Covid-19 semakin masif. Kasus klaster keluarga di Bogor misalnya, terdapat satu RT yang hampir semuanya positif Covid-19.
Tentunya, klaster keluarga ini akan semakin menyebar jika orang tersebut tidak melakukan swab test apalagi jika bergejala karena takut stigma.
3. Penyebab klaster keluarga semakin banyak
Berkaca dari Amerika Serikat, sekitar 66 persen kasus Covid-19 di New York berasal dari klaster keluarga. Virus Corona juga bisa semakin menyebar jika satu keluarga besar tinggal dekat dan saling berkomunikasi intens.
Belajar dari klaster keluarga di Bogor, sekitar 34.7 persen kasus positif Covid-19 terjadi karena klaster keluarga. Kasus di Bogor terjadi akibat imported case, yakni ada warga yang bepergian ke luar kota atau daerah lain dan kemudian tertular Covid-19.
Berikut adalah aktivitas dan hal-hal yang menyebabkan klaster keluarga semakin banyak di Indonesia:
- Membiarkan anak bermain bersama di lingkungan komplek tanpa mematuhi protokol kesehatan. Membuat paham anak-anak tentang protokol kesehatan lebih sulit, anak-anak juga menyentuh barang lebih banyak dari orang dewasa. Oleh karenanya, jika tidak ada keperluan sebaiknya anak-anak tetap bermain di rumah.
- Kegiatan berkumpul warga seperti saling mengunjungi rumah ke rumah, menyelenggarakan arisan, rapat, kegiatan lain apalagi tanpa protokol kesehatan yang ketat.
- Melakukan liburan atau piknik ke tempat ramai yang berpotensi membawa virus saat kembali ke rumah atau lingkungan kecil RT/RW.
4. Cara mencegah agar tidak terjadi klaster keluarga
Bagi Mama atau Papa yang memiliki anak di rumah, kasus klaster keluarga ini bisa menjadi momok menakutkan. Namun, bukan hanya mengandalkan takut dan panik tapi juga harus dibarengi dengan tindakan pencegahan yang maksimal.
Berikut adalah cara mencegah keluarga tertular Covid-19:
- Selalu patuhi protokol kesehatan
- Analisa risiko dan jalankan protokol ventilasi, durasi, dan jarak
- Selektif dan tidak menerima kunjungan orang lain ke rumah
- Sebagai sebuah kesatuan di tingkat RT, RW dan kelurahan sama-sama memahami konteks pandemi
- Lakukan silaturahmi secara digital
- Kurangi kegiatan sosial warga
- Sementara di rumah, kecuali bekerja atau kegiatan yang penting
- Jangan jalan-jalan atau piknik dan pergi liburan untuk sementara waktu
- Jika memiliki gejala Covid-19 segera periksa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
Dengan berkembangnya kasus klaster keluarga ini, semakin membuat kita lebih waspada dan patuh terhadap protokol kesehatan.
Yuk, mari kita bersama-sama jaga keluarga masing-masing. Sayangi keluarga, anak-anak dan orangtua dengan tidak bawa virus ke dalam rumah!
Baca juga:
- Wapada! Klaster Perumahan Bisa Jadi Tempat Penularan Tertinggi
- Tragedi Penularan Covid-19 dari 1 Orang ke 27 Orang di Kafe Korea
- Masuk Zona Merah, Depok Jadi Zona Risiko Tinggi Penularan Covid-19