Benarkah OTG Jarang Menularkan Virus Covid-19? Ini Klarifikasi WHO
Sebelumnya, WHO menyebut penyebaran virus Covid-19 dari OTG sangat langka
13 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam siaran langsungnya pada Senin (8/6/2020) Kepala Teknis Tanggap Corona Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove sempat mengatakan bahwa OTG atau pasien Covid-19 asimptomatik kecil kemungkinan atau jarang bisa menyebarkan virus corona.
Pernyataan dari pejabat WHO tersebut memunculkan banyak tanya dan perdebatan dari berbagai peneliti.
Seperti yang kita ketahui bersama, orang tanpa gejala (OTG) bisa menjadi carrier atau pembawa virus yang tidak terdeteksi. Karena tidak menunjukkan gelaja sakit.
Lantas bagaimana dengan pernyataan WHO ini? Apakah benar kalau OTG jarang bisa menularkan virus Covid-19? Berikut Popmama.com rangkum informasi lengkapnya.
1. WHO sebut OTG jarang tularkan virus, banyak ahli mengkritik
Beberapa waktu lalu, peneliti dari Scripps Research Translational Institute menerbitkan sebuah penelitian yang memperkirakan bahwa pasien tanpa gejala atau orang asimtomatik menyumbang hingga 45% kasus coronavirus.
Dokter Eric Topol yang menjadi salah satu peneliti dalam makalh tersebut pun mengkritik komentar WHO dan menulis bahwa pernyataan WHO seolah kurang data dibandingkan dengan penelitianya. Mengingat, kesimpulan dari para peneliti tersebut meyakini bahwa penyebaran virus dari pasien tanpa gejala sama dengan orang yang memiliki gejala.
"Menunjukkan potensi yang sama untuk transmisi virus," jelas penelitian tersebut yang dikutip dari TIME.
Seorang ahli biologi dari University of Washington Carl Bergstrom menyatakan pendapatnya di twitter bahwa kesimpulan WHO didasarkan pada thin evidence atau bukti yang kurang cukup.
Carl juga mengatakan WHO harus bisa dengan jelas membedakan antara pasien tanpa gejala atau asimptomatik dan mereka yang belum menunjukkan gejala atau presimtomatik. Karena pasien yang belum menunjukkan gejala juga tanpa disadari bisa menyebarkan virus sebelum mereka menjadi timbul gejala.
Studi yang dilakukan dokter Eric pada transmisi virus Covid-19 menemukan bahwa beberapa orang yang terbukti positif dan masih dalam masa inkubasi virus dalam tubuhnya bisa dikategorikan sebagai presimtomatik. Karena dibutuhkan rata-rata lima hari setelah paparan virus untuk bisa menunjukkan gejala.
"Bahkan jika penyebaran pada pasien tanpa gejala dikatakan sangat jarang terjadi, tapi penyebaran pada pasien yang pragejala juga penting untuk diteliti," tulis Carl Bergstrom di laman Twitternya.
Oleh karenanya, ia mengimbau pencegahan dan langkah preventif juga perlu dilakukan. Protokol harus tetap diterapkan seperti menggunakan masker dan mengaja jarak untuk menghindari penyebaran virus.
Editors' Pick
2. Klarifikasi WHO soal pasien OTG yang jarang tularkan virus Corona
Timbulnya salah paham mengenai pernyataan Maria, WHO kembali menggelar tanya jawab sehari setelahnya. Dikutip dari TIME, Maria menjelaskan bahwa yang ia maksudkan yakni OTG tidak menularkan virus Covid-19, tapi mengenai proses dan kemungkinan penularan dari OTG tersebut.
"Apa yang saya maksudkan kemarin adalah dari sedikit penelitian, sekitar dua atau tiga penelitian yang telah diterbitkan yang mengikuti kasus tanpa gejala. Sehingga orang yang terinfeksi, dari waktu ke waktu, kemudian dilacak yang berkontak dengan mereka, dan berapa banyak tambahan orang yang terinfeksi," jelas Maria seperti dikutip dari CNN International.
Ia menambahkan hal tersebut hanya bagian kecil dari subset penelitian atau studi. Karena banyak faktor yang tak diketahui mengenai penyebaran dan siklus penularan virus Covid-19.
Maria juga mengklarifikasi bahwa pernyataanya tersebut bukan pernyataan umum WHO dan terjadi secara global. Pernyataan tersebut adalah menjawab salah seorang penanya pada siaran langsung Senin (8/6/2020) tentang seberapa sering OTG menularkan virus kepada orang lain.