Cara Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan dalam Keluarga
Belajar mencintai lingkungan harus dimulai dari rumah!
23 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hingga saat ini, sampah plastik masih jadi salah satu permasalahan lingkungan di Indonesia.
Menurut data The World Bank 2021, Indonesia menghasilkan skeitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun. Dimana 4,9 juta ton diantaranya tidak dikelola dengan tepat. Sampah ini tidak dikumpulkan, dibuang di tempat pembuangan terbuka, atau bahkan bocor dari tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Hal ini jugalah yang menjadi perhatian dari artis sekaligus pemerhati lingkungan, Artika Sari Devi.
Ditemui secara virtual dalam talkshow "Invest in Our Planet for Green & Prosperous Future" yang diselenggarakan oleh PT AJINOMOTO Indonesia pada Jumat (22/4), Artika sempat mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap kondisi bumi saat ini. Karena alasan tersebut, dengan berbagai cara ia pun berusaha menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam keluarga.
Pada kesempatan yang sama, sesuai dengan komitmennya dalam mendukung pemerintah mengurangi penggunaan sampah plastik, PT AJINOMOTO Indonesia meluncurkan produk MSG AJI-NO-MOTO dengan kemasan kertas (paper packaging).
Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya.
1. Harus berani memulai gaya hidup ramah lingkungan
Kondisi bumi saat ini memang sudah darurat sampah. Karena itu Artika mengungkapkan kalau pengelolaan sampah (waste management), menjadi satu life skill yang harus dikuasai setiap orang. Tujuannya, agar masing-masing orang bisa bijak dan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkannya.
Bagi mantan Puteri Indonesia 2004 ini, keberanian untuk memulai gaya hidup ramah lingkungan di dalam keluarga jadi satu poin penting yang harus dilakukan.
“Awal utamanya memang inisiasinya dari saya sih, saya yang lebih tergerak pertama kali. Karena memang saya melihat krisis iklim yang kita hadapi sekarang, setiap hari kita pasti ngerasain dong kok makin panas. Dan ternyata itu ada hubungannya dengan bagaimana cara kita mengelola sampah,” ungkap Artika.
Editors' Pick
2. Buka obrolan dengan keluarga terkait kebersihan lingkungan
Cara selanjutnya yakni membuka obrolan dengan keluarga terkait masalah lingkungan, seperti sampah.
Artika menjelaskan kalau sampah yang dihasilkan manusia tak hanya plastik, tapi juga sampah sisa konsumsi sehari-hari. Dimana jika sampah ini tertimbun di TPA, bisa menghasilkan gas metana yang akan menyumbang emisi karbon, sehingga lapisan ozon kian menipis. Nggak heran kalau saat ini masyarakat banyak mengeluhkan suhu bumi yang semakin panas.
Masalah seperti inilah yang sering digunakan Artika untuk membuka pembicaraan bersama anak-anak dan suami. Biasanya ini memulai obrolan saat semua keluarga berada di meja makan atau sebelum tidur.