Sering Jajan Online Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas, Hati-Hati!
Menu yang ditawarkan saat jajan online biasanya tinggi gula & lemak, bikin tubuh lebih mudah gemuk!
1 November 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus obesitas di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Prevalensi obesitas ada di angka 10,3% di tahun 2007, serta 21,8% di tahun 2018.
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu kondisi di mana sel-sel lemak menumpuk secara berlebihan. Saat ini, yang paling banyak ditemui yaitu kasus obesitas sentral (central obesity) atau penumpukan sel lemak di rongga perut.
Pada Senin (10/7), ditemui secara virtual Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. EM Yunir, Sp.PD, KEMD, mengingatkan bahwa kasus obesitas banyak terjadi karena faktor modernisasi.
Salah satunya kebiasaan jajan makanan atau minuman online, yang dikenal tinggi akan gula dan lemak. Hal ini bisa membuat seseorang mudah gemuk dan berisiko mengalami komplikasi kesehatan.
Buat kamu yang penasaran bagaimana jajan online bisa tingkatkan risiko obesitas, berikut Popmama.com rangkum informasi seputar sering jajan online bisa tingkatkan risiko obesitas.
1. Apa itu obesitas?
Menurut dokter EM Yunir, obesitas atau kegemukan adalah suatu kondisi akumulasi lemak abnormal atau berlebihan, yang memiliki risiko tinggi bagi kesehatan tubuh.
Untuk saat ini, pada masyarakat Indonesia cukup banyak ditemukan kasus obesitas sentral. Di mana penumpukan sel lemak banyak terjadi di area rongga perut. Seseorang bisa dikatakan memiliki kegemukan di area rongga perut ketika ukuran lingkar pinggangnya di atas 90 sentimeter untuk laki-laki, serta di atas 80 sentimeter untuk perempuan.
“Ini (obesitas) bukan sekedar gemuk saja, bukan sekedar overweight, tapi ini mempunyai risiko untuk menyebabkan berbagai risiko komplikasi,” ungkap dokter EM Yunir pada Senin (10/7).
Editors' Pick
2. Penyebab dan gejala obesitas
Obesitas bisa terjadi ketika kalori yang masuk dan keluar mengalami ketidakseimbangan. Dokter EM Yunir menyampaikan hal tersebut dengan prinsip sederhana.
Pada orang yang normal, jumlah kalori yang dikonsumsi seimbang dengan yang keluar. Sementara pada orang dengan obesitas, kalori yang masuk ke dalam tubuh jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang keluar, ditambah minimnya aktivitas fisik.
Berikut ini beberapa gejala seseorang mengalami obesitas:
- Sesak napas saat melakukan aktivitas ringan,
- Mudah merasa ngantuk,
- Mengalami kelainan kulit,
- Sering merasa nyeri di bagian punggung bawah,
- Mengalami pengapuran dini pada sendi lutut.