IMGS 2022: Hustle Culture Itu Baik, Selama Kita Tahu Batasan Diri
Ketahui kapan harus bekerja keras dan kapan harus berhenti agar semuanya bisa seimbang
29 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu pernah bekerja dengan keras sampai lupa waktu? Hal ini termasuk dalam Hustle Culture.
Dalam acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2022 yang diselenggarakan di Tribrata pada Kamis, 29 September 2002, di salah satu sesi stage Future is Female, membahas mengenai hal ini. Turut hadir di dalamnya Vina Maulina, Nazira C Noer dan Judithya Pitana.
Hustle culture adalah suatu budaya dimana seseorang dengan sengaja bekerja keras dan terus mendorong dirinya hingga melewati batas kemampuan. Tujuannya pun beragam, mulai dari kesuksesan, kekayaan hingga pengakuan publik.
Sekarang ini, budaya tersebut sangat melekat pada kamu millennial dan Gen Z. Sebenarnya hustle culture itu baik, selama kita tahu batasan diri. Berikut Popmama.com berikan ulasan selengkapnya.
Editors' Pick
1. Hustle culture itu baik, selama kita tau batasan diri kita
Nazira C Noer, seorang aktris sekaligus publisis film Indonesia mengakui bahwa, hustle culture itu adalah satu budaya yang baik. Tapi di satu sisi, seseorang juga perlu mengetahui kapasitas dirinya.
Sebab menjalani pekerjaan terus menerus akan terasa seperti tidak ada habisnya. Padahal di sisi lain ada yang perlu diperhatikan seperti lingkungan, kesehatan tubuh, dan orang-orang di sekitar yang merupakan support sistem terpenting dalam hidup.
“Kalo sekarang, buat aku, aku sangat rekomendasikan hustle culture. Tapi sometimes kita juga mesti menyadari lingkungan kita, badan kita, kapasitas kita,” kata Nazira.
2. Kerjakan semua sesuai dengan porsinya
Sejalan dengan pendapat Nazira, Vina Maulina seorang content creator TikTok sekaligus pegawai BUMN mengatakan kalau, setiap orang boleh saja mengerjakan pekerjaannya. Tapi dalam hal ini harus ada batasan.
“Jadi temen-temen tuh nggak hanya tau apa yang harus mereka kerjakan, tapi tau kapan juga kita harus berhenti mengerjakannya,” ujarnya.
Menurutnya hal tersebutlah yang dikatakan sebagai hustle culture.
Tapi yang menjadi masalah yaitu, kebanyakan orang bekerja terlalu keras tapi tidak menyadari batasan dirinya. Sehingga tanpa disadari, banyak orang melewati batas limitnya dan merasa burn out.