Pentingnya Vaksin Pneumonia untuk Penderita Diabetes
Vaksin jadi stimulus agar tubuh memproduksi antibodi untuk melawan bakteri & virus
1 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Diabetes menjadi suatu masalah kesehatan yang cukup menarik perhatian khususnya di Indonesia. Hal ini lantaran, diabetes menjadi penyakit dengan risiko kesehatan yang tinggi. Di mana menurut data yang diperoleh tahun 2021, disebutkan bahwa pengidap diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta jiwa.
Diabetes menjadi penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah, lebih dari 200 mg/dL. Kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes, dapat mempersulit tubuh dalam melawan penyakit lain, salah satunya yakni pneumonia atau radang paru basah.
Karenanya, dalam Health Talk yang digelar Eka Hospital bersama PT Pfizer Indonesia pada Selasa (28/11/2023) di Second Floor, Jakarta Selatan, dokter Rudy Kurniawan Sp.PD, MM, MARS menegaskan terkait pentingnya vaksin pneumonia, khususnya bagi penderita diabetes.
Di bawah ini Popmama.com ulas informasi selengkapnya untuk Mama.
Editors' Pick
1. Apa itu pneumonia?
Dokter Rudy Kurniawan selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Travel Health Expert Eka Hospital BSD menjelaskan dalam paparannya mengenai penyakit pneumonia. Menurutnya, pneumonia merupakan peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau kombinasi ketiganya.
Namun yang paling umum, pneumonia disebabkan oleh bakteri S.pneuomnia, Haemophilus Influenzae Type b. Berikut ini gejala pneumonia:
- Sesak napas.
- Batuk disertai dahak berwarna kehijauan, kuning, atau bercak darah.
- Demam, berkeringat, dan mengigil.
- Hilang nafsu makan, kurang bertenaga, atau lelah.
- Nyeri dada terasa tajam, yang bisa memburuk bila pasien bernapas dalam atau batuk.
- Napas cepat dan pendek.
Dokter Rudy mengatakan, setiap orang berisiko menderita penyakit pneumonia. Diantaranya mereka yang perokok atau pengguna vape, orang dengan sistem imun lemah, koinfeksi Covid-19, peminum alkohol, orang yang bekerja di area berisiko tinggi bahan iritan, serta traveler.
“Risiko pneumonia bisa meningkat khususnya pada bayi di bawah usia dua tahun, serta orang dewasa di atas 50 tahun,” kata dr Rudy.
2. Hubungan penyakit diabetes dan pneumonia
Dalam pemaparannya, dr Rudy turut mengungkapkan terkait hubungan penyakit diabetes dan pneumonia.
Diabetes adalah masalah kesehatan yang paling umum terjadi di Indonesia. Penyakit yang satu ini ditandai dengan kadar gula yang tinggi, yakni lebih dari 200 mg/dL. Di mana kondisi diabetes tak hanya memengaruhi sistem metabolik tubuh, tapi juga bisa meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti pneumonia.
Kondisi ini terjadi lantaran orang dengan diabetes memiliki sistem imun yang lemah. Karenanya, penderita diabetes sangat disarankan untuk menjaga kesehatan.
“Iya, termasuk pneumonia yang bisa jadi lebih serius pada individu dengan diabetes. Baik diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2, seseorang dengan diabetes akan selalu dalam risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia akibat sistem kekebalan tubuh yang menurun. Maka dari itu, mereka (pasien diabetes) harus lebih ekstra waspada dalam menjaga kesehatannya,” ungkapnya.