Isyana Sarasvati Mengalami Autoimun SLE, Penyakit Apa Itu?
Isyana ungkap dirinya didiagnosis autoimun SLE atau lupus sejak akhir tahun 2022
28 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini, melalui media sosial Instagram @isyanasarasvati, Isyana membagikan kabar terbaru mengenai kondisi kesehatannya.
Penyanyi sekaligus pencipta lagu tersebut mengungkapkan ke publik bahwa dirinya terdiagnosis penyakit autoimun SLE atau lupus sejak akhir tahun 2022. Kondisi ini yang kemudian membuat Isyana harus menjalani serangkaian perawatan di rumah sakit, guna memulihkan kondisinya.
“Mungkin byk yg bertanya2 aku kenapa, kaya bolak balik RS mulu beberapa waktu ke belakang. Intinya akhir taun lalu aku terdiagnosis autoimun, salah satunya SLE. Nah skrg Ig flare. Begitu. Hehe. Sudah ditangani dengan sangat baik disini, feeling so so much better nowww,” ungkap Isyana melalui unggahan foto di Instagram pada Kamis (20/4/23).
Di bawah ini, Popmama.com berikan informasi selengkapnya mengenai penyakit Autoimun SLE yang dialami Isyana Sarasvati.
1. Apa itu autoimun SLE?
Melansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, autoimun SLE (Systemic Lupus Erythematosus) adalah salah satu penyakit autoimun reumatik yang bersifat sistemik.
Autoimun SLE disebabkan oleh adanya gangguan sistem pertahanan tubuh, akibat sistem imun seseorang tidak berfungsi secara normal. Sehingga sistem imun tersebut menyerang sel-sel tubuhnya sendiri dan menyebabkan terjadinya peradangan di dalam tubuh, serta kerusakan organ.
Penyakit yang satu ini disebut juga sebagai penyakit lupus atau penyakit seribu wajah. Sebab antara satu pasien dengan pasien lainnya memiliki gejala yang berbeda, bahkan terkadang penyakit ini bisa menyerupai jenis penyakit lainnya.
Editors' Pick
2. Penyebab penyakit autoimun SLE
Sebenarnya dalam dunia medis tidak diketahui secara pasti apa penyebab penyakit ini. Namun ada beberapa hal yang dianggap bisa memicu sistem kekebalan menyerang tubuh seseorang.
- Faktor genetik. Beberapa gen dianggap bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami lupus. Misalnya saja orang dari etnis tertentu seperti Amerika, Afrika, Asia dan Kepulauan Pasifik.
- Hormon. Perempuan lebih mungkin mengalami lupus dari pada laki-laki. Sebab autoimun SLE bisa muncul ketika kadar hormon estrogen tinggi di dalam tubuh. Misalnya saat perempuan mengalami menstruasi atau menjalani kehamilan.
- Pengguna terapi obat-obatan dengan estrogen. Ini banyak terjadi pada perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB.
- Lingkungan. Paparan asap rokok dan sinar matahari bisa memicu lupus dan menyebabkan munculnya lesi di kulit.
3. Gejala penyakit autoimun SLE
Gejala penyakit autoimun SLE atau lupus ini sangatlah bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya. Dimana beberapa mungkin memiliki sedikit gejala, sementara yang lainnya memiliki lebih banyak gejala.
Hampir setengah dari pasien lupus memiliki gejala berupa ruam kupu-kupu. Ini merupakan kondisi ruam yang muncul membentang dari hidung ke kedua pipi, terlebih saat terkena matahari.
Menurut WebMD, berikut ini beberapa gejala penyakit autoimun SLE:
- Demam tinggi
- Kejang
- Mengalami pegal di persendian
- Mengalami kelelahan yang parah
- Bengkak pada sendi dan pergelangan kaki
- Mengalami ruam kulit
- Mengalami nyeri di dada saat bernapas dalam-dalam
- Mengalami kerontokan rambut
- Jari tangan dan kaki menjadi pucat
4. Bagaimana mengobati penyakit autoimun SLE?
Penyakit autoimun SLE atau lupus tidak bisa disembuhkan atau dihilangkan, namun bisa dikendalikan.
Umumnya perawatan penyakit ini melibatkan proses penekanan sistem imun, pemantauan kondisi pasien, serta pengobatan untuk mengurangi gejala. Nantinya perawatan dan pengobatannya akan disesuaikan kembali dengan kondisi pasien, serta tingkat keparahannya.
Berikut ini beberapa obat yang bisa diberikan ke pasien dengan autoimun SLE.
- Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), untuk mengurangi peradangan serta rasa nyeri di tubuh.
- Obat kortikosteroid untuk penanganan jangka pendek, bagi kasus lupus yang sedang hingga parah.
- Obat spesifik untuk menekan respon sistem imun tubuh yang abnormal, serta untuk mengurangi gejala yang timbul.
5. Cara mencegah terjadinya penyakit autoimun SLE
Karena penyakit ini bersifat autoimun, sebenarnya metode pencegahan tidak bisa dilakukan sepenuhnya. Namun Mama dan Papa tetap bisa waspada terhadap penyakit ini ya. Caranya yaitu dengan menghindari faktor risiko yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit tersebut.
Berikut ini beberapa cara mencegah terjadinya penyakit autoimun SLE:
- Hindari paparan asap rokok.
- Lakukan diet sehat dan perbaikan pola makan.
- Berikan tubuh istirahat yang cukup setiap harinya.
- Mengurangi stres dengan melakukan yoga atau meditasi.
- Lakukan olahraga rutin untuk menjaga kekuatan otot dan sendi tubuh.
- Hindari paparan sinar matahari pukul 10 pagi hingga 3 sore. Gunakan tabir surya jika hendak keluar rumah.
Demikian tadi informasi mengenai penyakit autoimun SLE yang dialami Isyana Sarasvati. Semoga Isyana bisa kembali pulih seperti sedia kala ya!
Baca juga:
- Hari Lupus Sedunia, Ketahui Fakta Mengenai Penyakit Autoimun Ini
- Apa Pengaruh Lupus pada Kehamilan dan Janin?
- 6 Artis yang Pernah Berjuang Melawan Penyakit Lupus