Mengenal Rabu Wekasan, Waktu yang Dipercaya Penuh Kesialan & Hal Buruk
Misteri Rabu Wekasan diangkat dalam sebuah film berjudul ‘Inang’ yang diproduksi oleh IDN Pictures
31 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rabu Wekasan adalah sebuah tradisi ritual yang dilakukan pada Hari Rabu terakhir di Bulan Safar. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun dikalangan masyarakat khususnya mereka yang tinggal di wilayah Pulau Jawa.
Banyak masyarakat yang percaya bahwa, dalam Rabu Wekasan tidak diperbolehkan untuk mengadakan acara besar salah satunya pesta pernikahan. Karena ini diyakini bisa membawa malapetaka dan musibah bagi siapa saja yang melanggarnya.
Bahkan menurut mitos yang beredar, anak yang lahir di Hari Rabu Wekasan harus diruwat untuk membuang keburukannya. Tapi benarkah demikian?
Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya mengenai Rabu Wekasan, waktu yang dipercaya penuh kesialan dan hal buruk.
1. Apa yang dimaksud dengan Rabu Wekasan?
Dilansir dari IDNTimes, Rabu Wekasan merupakan Hari Rabu terakhir di Bulan Safar dalam kalender Islam. Dimana pada masa jahiliyah, masyarakat Arab banyak yang mempercayai Safar sebagai bulan penuh kesialan dan hal-hal buruk lainnya.
Rabu Wekasan mulai populer khususnya di wilayah Pulau Jawa berkat peran tokoh Islam yakni Wali Songo. Ada banyak nama lain dari Rabu Wekasan diantaranya Rabu Kasan dan Rabu Pungkasan. Sedangkan dalam Bahasa Arab, Rabu Wekasan dikenal dengan istilah Arba Mustamir.
Editors' Pick
2. Mitos yang beredar di masyarakat mengenai Rabu Wekasan
Banyak orang yang menganggap Rabu Wekasan sebagai hari yang suram. Hal ini membuat Bulan Safar jadi waktu yang dipercaya penuh kesialan, serta mendatangkan banyak musibah. Keyakinan ini bahkan telah turun temurun diakui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Nggak heran banyak mitos yang beredar kalau mengadakan acara seperti pernikahan atau melakukan aktivitas pada Rabu Wekasan, akan mendatangkan kesialan dan musibah.
Namun dilansir dari NU online, anggapan safar sebagai bulan bencana sebenarnya hanya kebetulan belaka. Karena, bencana tidak terus-menerus datang di Bulan Safar. Sekalipun terjadi bencana atau musibah, bukan berarti bulan tersebut membawa kesialan.