Microsleep saat Mudik Lebaran, Bisakah Dicegah dengan Minum Kopi?
Kopi mengandung kafein yang bisa bantu mengatasi kantuk, namun sifatnya hanya sementara
4 April 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jelang mudik Lebaran, microsleep jadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai, terutama jika Mama dan Papa memilih perjalanan darat dengan kendaraan pribadi.
Microsleep adalah suatu kondisi di mana seseorang kehilangan kesadaran dalam waktu sepersekian detik, karena tubuh mengalami kelelahan dan mengantuk. Jika ini terjadi saat kamu berkendara, tentu bisa menyebabkan terjadinya kecelakan, yang berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain.
Nah, biasanya untuk mengurangi risiko tersebut, banyak orang memilih minum kopi. Hal ini karena, kopi dianggap mengandung kafein yang bisa memberikan stimulus pada saraf pusat, sehingga rasa kantuk berkurang dan konsentrasi berkendara bisa kembali maksimal.
Namun benarkah demikian? Berikut ini Popmama.com berikan informasi selengkapnya mengenai bisakah microsleep dicegah dengan minum kopi?
1. Apa itu microsleep?
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, microsleep merupakan suatu kondisi hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang, karena merasa lelah atau mengantuk. Biasanya microsleep terjadi sepersekian detik, hingga 10 detik penuh.
Sebenarnya, microsleep tidak berbahaya jika terjadi saat kita tengah bersantai. Namun microsleep bisa sangat berbahaya, terutama jika terjadi saat kita sedang mengemudi di jalan. Ini bisa menyebabkan kecelakaan, yang berakibat fatal bagi diri sendiri dan orang lain.
Editors' Pick
2. Penyebab dan tanda seseorang mengalami microsleep
Microsleep terjadi karena banyak faktor, mulai dari kurang tidur, mengalami gangguan cemas, kelelahan, efek samping penggunaan obat, efek samping penyalahgunaan narkoba dan alkohol, hingga kondisi medis tertentu seperti diabetes, hipertensi, serta obesitas.
Berikut ini beberapa tanda seseorang mengalami microsleep, menurut Kemenkes RI:
- Tiba-tiba kaget atau terbangun, karena adanya hentakan tubuh dan kepala.
- Tidak menyadari apa yang baru saja terjadi, padahal sedang tidak melamun.
- Menguap terus menerus.
- Kelopak mata terasa berat.
- Mata berkedip berlebihan.
- Kebingungan saat diajak berkomunikasi.
- Kehilangan fokus dan kontrol terhadap postur tubuh.
- Arah mengemudi yang tanpa disadari sudah keluar dari jalur.