Masalah kesehatan jiwa memang jadi tantangan tersendiri bagi masyarakat dalam skala global.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tercatat sebanyak 703.000 kasus orang bunuh diri setiap tahunnya. Bahkan secara global di tahun 2019, kasus bunuh diri menjadi penyebab kematian utama yang bisa dialami di semua rentang usia, khususnya antara 15 – 29 tahun.
Di Indonesia sendiri, menjaga kesehatan mental nyatanya belum mejadi prioritas sebagian besar masyarakat, seperti halnya menjaga kesehatan. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya akses perawatan kesehatan jiwa, serta stigma masyarakat yang pada akhirnya menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri.
Dalam talkshow bertajuk “Yuk Kenali Depresi, The Great Blue Sea of Depression” yang diselenggarakan oleh Johnson & Johnson pada Sabtu, (10/11/2022), dr. Eva Suryani, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa mengatakan betapa pentingnya seseorang mengetahui penyebab dan cara mengatasi depresi. Karena sebenarnya kondisi ini bisa dipulihkan dan diobati.
Di bawah ini, Popmama.com rangkum informasi selengkapnya untuk kamu.
1. Masalah kesehatan mental tidak bisa dipandang sebelah mata
dok. Johnson & Johnson
Dokter Eva Suryani, Sp.KJ dalam paparannya menyampaikan bahwa ada 970 juta jiwa di dunia ini yang mengalami masalah dengan gangguan mental, termasuk di dalamnya ada depresi dan kecemasan. Kondisi ini tentu tak bisa dipandang ringan, karena dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.
Bahkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebut kalau kondisi depresi khususnya, hanya 9% saja yang mendapatkan pengobatan. Padahal kenyataanya ada 280 juta jiwa yang mengalami kondisi ini dan butuh perhatian.
Inilah mengapa, selain kesehatan fisik, masalah kesehatan mental juga perlu mendapat perhatian.
2. Apa itu sehat jiwa?
Pexels/ SHVETS production
Seseorang bisa dikatakan sehat jiwa ketika dirinya merasa sehat, bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, selalu berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain, serta bisa menerima kekurangan diri sendiri dan orang lain.
“Jadi kalo yang namanya sehat jiwa, semua itu harus ada, baru bisa dikatakan kita sehat jiwa,” kata dr. Eva.
Editors' Pick
3. Apa itu depresi?
Freepik/diana.grytsku
Sementara depresi, merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dari segi fisik, pikiran, perasaan, serta perilaku. Masalah depresi ini akan menimbulkan masalah disabilitas, sehingga nantinya seseorang menjadi tidak produktif dan kualitas hidupnya menurun.
“Jadi gangguan depresi itu bukan hanya sekedar sedih saja,” ungkap dr Eva.
Jika depresi sudah masuk dalam kategori berat, bukan tidak mungkin seseorang akan berpikiran untuk melukai diri sendiri, atau yang paling parah yakni muncul keinginan untuk bunuh diri.
4. Tanda dan gejala seseorang mengalami depresi
Freepik/karlyukav
Menurut dr. Eva, gejala seseorang mengalami depresi bisa dilihat dari adanya gangguan baik secara fisik, emosi, dan fungsi kognitif.
Antara lain gejala mayor berupa perasaan sedih yang menetap, kurang bersemangat atau kehilangan minat, serta mudah merasa lelah. Sedangkan untuk gejala minor diantaranya kurang konsentrasi, harga diri dan rasa percaya diri menurun, muncul perasaan bersalah dan merasa tidak berguna, memiliki pandangan masa depan yang suram, sulit tidur, hingga mengalami penurunan nafsu makan.
“Kalo yang mayor itu ditemukan dua dan ditambah dua dari gejala minor, itu kita katakan depresi ringan. Sedangkan kalo depresi sedang, itu terdapat tiga sampai dengan empat gejala minornya. Serta kalo depresi berat, itu ada dua gejala mayor ditambah dengan empat gejala minornya,” jelasnya.
5. Bagaimana cara mengatasi depresi?
Freepik/Lifestylememory
Berikut ini bagaimana cara mengatasi depresi menurut dr. Eva Suryani, SpKJ.
Jangan simpan masalah seorang diri. Jika memiliki masalah atau kabar buruk, cobalah untuk bercerita dengan teman atau keluarga. Menceritakan masalah atau menangis, bisa meredakan kondisi tersebut.
Hadapi ketakutan. Identifikasi setiap masalah yang membuat diri merasa sedih dan depresi. Setelah itu pelajari agar kamu bisa melawannya.
Lawan pikiran negatif. Biasanya pikiran negatif akan membuat seseorang mengatakan “tidak”, sehingga kita cenderung akan menghidari hal-hal yang kita senangi atau yang sebenarnya ingin kita lakukan. Mulai sekarang, cobalah untuk mengatakan “ya”, supaya setidaknya kamu punya semangat dan harapan untuk mencoba.
Terapkan gaya hidup sehat. Mulailah dengan mengonsumsi makanan kaya nutrisi, tidur cukup, olahraga rutin, tidak merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, serta hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang.
6. Kapan perlu mencari pertolongan?
Freepik/Pressfoto
Lantas kapan perlu mencari pertolongan untuk kondisi depresi yang kamu alami?
Ketika berbicara dengan teman atau keluarga sudah tidak bisa membantu.
Ketika depresi tak kunjung membaik atau menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu
Ketika depresi memengaruhi pekerjaan, kesenangan dan perasaan terhadap teman atau keluarga.
Ketika merasa hidup tidak berguna dan orang lain akan lebih baik tanpamu.
Setiap kehidupan tentu ada masalah, dimana menurut dr. Eva seseorang bisa memilih bagaimana menjalani kehidupan, bisa beautiful atau painful. Karena pada dasarnya masih banyak alasan untuk seseorang bisa bertahan hidup.
“Hidup ini bisa menjadi beautiful, tapi bisa juga menjadi painful. Bagaimana cara kita mengelola, itu yang akan membuat diri kita juga mampu menghadapi stres yang ada,” tambah dr. Eva.
Demikian rangkuman informasi mengenai penyebab dan cara mengatasi depresi dari dr. Eva. Semoga ini bisa menambah pengetahuan baru, serta meningkatkan kesadaran kita mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental ya!