Bisakah Terinfeksi Covid-19 Lebih dari Satu Kali?
Infeksi ulang bisa saja terjadi dan harus ditanggapi dengan serius
15 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berdasarkan data kumulatif dari Kementerian Kesehatan, sampai saat ini kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 2,6 juta. Dengan pasien positif Covid-19 yang sembuh berjumlah 2,1 juta kasus. Angka ini terus meningkat dari hari-hari sebelumnya.
Dari sekian banyak orang yang sembuh dari Covid-19, beberapa diantaranya dinyatakan positif untuk kedua kalinya. Padahal ketika seseorang dinyatakan sembuh, antibodi akan terbentuk di dalam tubuh dengan sendirinya.
Antibodi atau sistem kekebalan tubuh ini akan membantu seseorang agar lebih kuat menghadapi virus corona. Lantas, bisakah seseorang terinfeksi Covid-19 lebih dari satu kali jika sudah terbentuk antibodi di dalam tubuhnya ?
Berikut Popmama.com rangkum informasinya.
1. Apa yang di maksud dengan reinfeksi Covid-19 ?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, reinfeksi berarti seseorang yang telah terinfeksi virus, lalu pulih dan kemudian terinfeksi lagi. CDC juga mengatakan bahwa infeksi ulang virus Corona diprediksi akan sangat mungkin terjadi.
Dikutip dari Primaya Hospital, reinfeksi berbeda dengan repositif. Reinfeksi terjadi ketika seseorang yang sudah sembuh dari Covid-19, di kemudian hari terinfeksi lagi oleh virus Corona dengan struktur yang berbeda dari sebelumnya.
Sedangkan repositif adalah kondisi ketika virus Corona yang masih tersisa di dalam tubuh, menginfeksi orang itu lagi. Artinya, infeksi disebabkan oleh virus dengan struktur yang sama.
Sebuah penelitian menyebutkan, seseorang yang terinfeksi Covid-19 lebih dari satu kali kemungkinan besar merupakan repositif. Ini terjadi karena virus masih bertahan di dalam tubuh seseorang setelah terinfeksi pertama kalinya.
Editors' Pick
2. Mengapa seseorang bisa terinfeksi Covid-19 lebih dari satu kali ?
Antibodi seseorang akan terbentuk dua minggu setelah terinfeksi Covid-19 pertama kali. Namun, belum bisa dipastikan berapa lama antibodi tersebut dapat melindungi tubuh.
Hal ini dikarenakan, virus corona penyebab Covid-19 ini merupakan jenis yang baru. Virus ini terus berkembang dan bermutasi, sampai memiliki banyak varian dengan karakter yang bebeda-beda.
Meskipun antibodi sudah terbentuk, baik secara alami pasca terinfeksi maupun yang berasal dari vaksin, masih ada kemungkinan seseorang mengalami reinfeksi. Ini Karena beberapa varian virus corona mampu melawan sistem imun manusia.
3. Siapa saja yang berisiko mengalami reinfeksi Covid-19 ?
Menurut penuturan Dokter Adam Prabata dalam unggahan sosial medianya mengatakan, sebanyak 0,67 – 0,7 % kasus reinfeksi terjadi pada pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Terhitung sejak 3 bulan pasca terinfeksi pertama kalinya.
Dokter Adam juga mengatakan bahwa, antibodi yang terbentuk dalam tubuh orang lanjut usia, jauh menurun atau hanya 47,7 %. Sehingga, lansia memiliki risiko reinfeksi lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih muda.
Selain lansia, mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) juga berisiko mengalami reinfeksi Covid-19. Ini karena, penyakit penyerta menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan lebih sulit melawan virus.
4. Apakah gejala reinfeksi lebih parah dari yang sebelumnya ?
Menurut Washington Post, seseorang memiliki gejala yang lebih parah pada kasus reinfeksi dikarenakan beberapa faktor berikut ini :
- Kualitas sistem imun terhadap infeksi awal
- Jangka waktu antara infeksi pertama dan kedua
- Mutasi virus
- Jumlah virus
- Status kesehatan individu
Sejauh ini masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait apakah gejala reinfeksi Covid-19 lebih parah dibanding sebelumnya. Tapi salah satu faktor yang diduga berpengaruh besar adalah sistem imun seseorang.
Jika sistem imun kuat, ada kemungkinan dalam kasus reinfeksi Covid-19 gejalanya lebih ringan atau bahkan tidak ada. Sedangkan jika sistem imun lemah, kemungkinan gejala akan lebih berat karena virus dapat dengan mudah menyerang tubuh.
5. Langkah pencegahan yang bisa dilakukan
Bagi seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19, tetap wajib menerapkan protokol kesehatan.
Begitu juga bagi kita yang sudah menerima vaksin. Karena akan ada kemungkinan infeksi bisa terjadi lagi.
Mengutip laman resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, berikut ini langkah pencegahan yang efektif untuk mencegah penularan virus Corona.
- Batasi aktivitas di luar rumah, kecuali untuk mendapatkan layanan kesehatan.
- Gunakan masker jika harus berinteraksi dengan orang lain.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
- Bersihkan benda-benda di sekitar yang sering disentuh.
- Hindari menggunakan alat-alat pribadi secara bersamaan.
- Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
- Hindari terjadinya kontak kulit dengan tidak berjabat tangan.
- Hindari kontak erat dengan orang yang sedang sakit.
- Jika sakit dan gejala dirasa semakin parah, segera cari pertolongan medis.
- Kunjungi layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
Berdasarkan informasi tersebut, maka ada kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19 lebih dari satu kali.
Sebaiknya lindungi diri sendiri dan orang lain dengan melakukan langkah-langkah pencegahan.
Baca juga:
- Duh! Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Melebihi India
- Cara Menangkal Covid-19 dan Berbagai Variannya, termasuk Delta
- Jenis Vitamin yang Direkomendasikan IDI untuk Pasien Covid-19